11.Ayah Taksa

3 1 0
                                    

Haiii haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii haii

Gak capek ya aku nyapa kalian. Padahal gak ada yang balas.

Ya itu resiko ya author piyik yang belum banyak pembaca🙃

Banyakin sabar semua butuh proses.

Gajelas gausah dibaca!

Sisipkan komen di tiap paragraf nya!!

Selamat membaca📖
___________________________________________

"Assalamualaikum." Ucap Wikan saat dia membuka pintu rumahnya. Gelap, sepi, sunyi tidak ada tanda-tanda kehidupan menggambarkan keadaan rumahnya sekarang.

"Assalamualaikum." Ucap Wikan sekali lagi. Tapi tidak ada sahutan sama sekali. Wikan berjalan menuju saklar lampu dan menyalakan nya.

Wikan menatap sekeliling rumahnya bersih dan rapi.

"Taksa." Teriak Wikan memanggil putra semata wayangnya. Wikan Pramana papa dari Taksa Langit Pramana. Wikan menatap lantai dua tempat kamar putra nya berada.

Tidak ada sahutan. Wikan memutuskan menaiki tangga dan menuju kamar putra nya dengan tangan membawa kantong pesanan tadi.

"Taksa?" Panggil Wikan saat sudah berada di depan pintu kamar. Tidak ada sahutan sama sekali.

Wikan memegang gagang pintu dan menekan kebawah ingin membukanya tapi tidak bisa. Wikan mencobanya lagi tapi tetap tidak bisa.

"Apakah dikunci?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Kemana Taksa? Dan kenapa rumahku gelap seperti tidak ada penghuni." Ucapnya lagi.

Wikan memutuskan turun dari lantai dua. Dan berjalan keluar rumah menuju rumah mbok asih. Mbok asih dulu pengasuh Taksa waktu kecil. Bekerja sudah lama dipercaya dan diangkat menjadi asisten rumah tangga. Tapi itu dulu.

Sekarang mbok asih hanya bekerja waktu pagi sampai sore hanya mengurus rumah tidak memasak. Setelah pekerjaannya selesai mbok asih pulang ke rumahnya. Mau memasak tapi siapa yang mau makan?

Rumahnya tidak jauh dari rumah Wikan hanya gang dua rumah saja.

Wikan berdiri di teras rumah mbok asih. Rumah sederhana dengan lantai satu saja.

Tok tok tok

Wikan mengetuk pintu rumah mbok asih. Perlahan pintu terbuka menampilkan mbok asih yang belum terlalu tua untuk dipanggil mbok.

Ordinarius(On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang