Not the First Time ⚠️⚠️

6K 150 19
                                    

Seulgi POV

Aku menarik tangan joohyun unnie. Aku sengaja membuat keadaan menjadi seperti ini, seolah memaksa agar unnie mengaku. Aku bukannya bodoh, aku hanya sedikit sulit mempercayai apa yg aku pikirkan tentang alasan joohyun unnie menciumku saat itu. Aku butuh kejelasan. Aku butuh unnie untuk mengatakannya sendiri. Aku ingin mendengarnya mengatakan hal itu. Aku ingin unnie mengaku. Aku sangat menginginkannya. Karena jika unnie mengaku, itu akan lebih mudah untukku.

Unnie kini telah menghadapku, ia masih menunduk tidak berani menatap mataku. Tanganku masih berada di lengannya.

"Kenapa unnie menghindariku?", tanyaku langsung pada joohyun unnie.

Unnie masih diam.

Aku melepaskan tanganku dari lengan joohyun unnie. Memberinya sedikit ruang. Aku yakin ini juga sulit untuknya.

Aku diam menunggu jawaban dari unnie.

Hingga beberapa saat. Keheningan ini tak kunjung berlalu. Aku sudah tidak sabar. Kuraih kedua pipi unnie lembut, memaksanya untuk menatapku. Kulihat mata unnie berkaca-kaca, aku sungguh tak tega. Tapi ini harus aku lakukan.

Kutanyakan lagi padanya saat ia mulai menatapku "Kenapa unnie menghindariku?". Aku bertanya lebih lembut kali ini.

Bisa kurasakan tubuh joohyun unnie mulai bergetar kemudian bulir air mata menetes dari kedua matanya yang mulai terpejam. Ia menangis. Unnie menundukkan kepalanya lagi.

Unnie menangis karena aku. Aku benar2 tidak bisa melihat pemandangan ini.

Aku mendekatkan tubuhku padanya, memindahkan tanganku ke punggung dan kepala unnie, kemudian memeluknya. Tubuhnya bergetar lebih keras dan ia terisak dalam dekapanku.

"Maafkan aku", aku berbisik padanya.

"Unnie tak perlu menjawabnya"

"Tapi tolong, jangan menghindariku lagi"

Tangisnya semakin pecah setelah aku mengatakan kalimat terakhir. Aku memeluk unnie lebih erat sambil mengusap punggung dan kepalanya. Berusaha membuat unnie senyaman mungkin.

***

Aku tak tau, sudah berapa lama waktu berlalu. Tapi akhirnya, tangisan joohyun unnie mereda. Kulonggarkan dekapanku untuk melihatnya. Pipinya sudah sangat basah. Kulepaskan dekapanku dan kuusap kembali pipi basahnya. Ia tetap cantik, bahkan di saat seperti ini. Kurapihkan lagi rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ayo kita pulang", hanya itu yang bisa kukatakan.

Kuraih tangan unnie dan menggandengnya sepanjang perjalanan kami hingga ke parkiran. Kami masuk ke mobil dan aku segera melajukan mobil untuk mengantarkan unnie ke dorm. Dalam perjalanan kesana, kulirik jam di layar mobil.

Pukul 01.00.

Ternyata kami cukup lama berada di ruang latihan. Aku ingat terakhir kali aku meminta wendy untuk pulang, saat itu pukul 11 malam.

Joohyun unnie masih diam saat kami tiba di parkiran dorm. Aku membuka kunci pintu dari sisiku, untuk membiarkan unnie turun.

Saat unnie akan membuka pintu mobil, tiba tiba ia berhenti.

"Sudah malam, menginaplah di sini"

***

Jadi disinilah aku sekarang. Di kamar joohyun unnie. Duduk di atas kasurnya, sementara unnie sedang membersihkan diri di kamar mandi.

Belum lama memang sejak aku pindah dari dorm. Tapi kamarku sudah berganti fungsi menjadi walk in closet milik unnie. Sedangkan joy dan wendy, mereka berdua menggunakan kamar yerim untuk menaruh baju-baju mereka. Ya, yerim juga sudah pindah ke apartment barunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Denial (Seulrene 21+ NC WARNING ⚠️⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang