Shock

3.1K 122 3
                                    

***
Seulgi POV

Setelah kejadian waktu itu, unnie sedikit menjaga jarak. Ia bahkan tidak memberiku penjelasan sedikitpun mengenai maksud unnie menciumku. Jelas saja aku bingung.

Setelah unnie menciumku tempo hari, dia bergegas pergi dari apartemenku tanpa berkata apa-apa. Ia juga samasekali tidak membalas pesanku maupun menjawab telponku. Saat kami bertemu pun, unnie sengaja menghindar agar kami tidak punya waktu bicara. Ini sudah lewat satu bulan sejak kejadian waktu itu, dan kami masih belum membicarakannya. Hal ini jauh lebih lama daripada ketika kita bertengkar karena hal lain waktu itu.

Aku sedikit marah karena irene unnie berlagak seperti tidak ada apa-apa yg terjadi. Dia benar-benar tidak ingin berbicara denganku. Kemudian Aku menjadi sangat marah karena sejak saat itu, aku tidak pernah berhenti memikirkannya. Kejadian itu terus terputar dalam kepalaku setiap kali aku melihat unnie. Dan setiap kali hal itu terjadi, jantungku berdetak terlalu cepat hingga rasanya ia bisa sewaktu-waktu meledak.
***

Irene POV

Sungguh aku sangat malu. Aku tidak mampu menghadapi Seulgi. Rasanya seperti ingin segera pergi ke belahan dunia lain agar aku tidak bertemu dengannya. Tapi mau bagaimana lagi, kita satu grup, apalagi dalam waktu dekat kita akan promosi. Tentu hampir setiap hari, aku harus bertemu dengannya.

Aku sadar kami jadi sangat canggung. Aku mengindari Seulgi, aku tau. Setiap ada kesempatan untuk berbicara berdua, aku selalu mencari cara untuk segera pergi dari sana. Aku tidak siap apabila harus menjelaskan maksud dari ciumanku tempo hari. Setelah berhadapan dengannya, aku tidak mampu untuk mengatakan apa yang sedang aku rasakan.

Aku terlalu menghargai hubungan kami. Aku tidak siap dengan respon Seulgi. Bagaimana jika dia tau kemudian menjauh. Aku sungguh tidak bisa jika harus berpisah dengan Seulgi. Apakah aku harus berbohong dan mengatakan bahwa yang kemarin hanya sebuah kesalahan? Apakah aku harus bilang bahwa aku hanya sedang bingung karena aku bertengkar dengan Suho?

Siapa sangka aku akan goyah semudah ini. Awalnya aku sangat yakin akan mengaku. Aku akan menyatakan perasaanku padanya. Aku akan mengatakan bahwa aku tidak benar-benar mencintai Suho. Ya, Suho baik, dia sangat baik. Tapi bagaimana jika hatiku sudah dimiliki oleh Seulgi. Bagaimana jika padanganku hanya bisa melihat kearahnya.

"Irene!"

Tiba-saja ada yg memanggilku. Ternyata Tayeon unnie. Aku memang sedang di gedung SM bersiap untuk latihan, dan kebetulan Taeyeon unnie juga ada disana. Ia berjalan mendekat ke arahku. Kemudian ia berbicara pelan.

"Bagaimana rene? Apakah semua berhasil? Apa Seulgi juga memiliki perasaan sama sepertimu? Kau belum cerita sejak terakhir kali kita bertemu."

"Ah iya unnie, hmm bagaimana ya.."

"Jangan-jangan kau tidak jadi menuju ke tempat Seulgi waktu itu?!"

Aku hanya mengangguk kemudian menunduk malu. Aku bingung harus menjelaskan bagaimana pada Taeyeon unnie.

"Lalu sekarang bagaimana?"

"Aku tidak tahu"

"Ah baiklah, pasti sulit untukmu. Ya sudah aku harus pergi sekarang rene. Aku ada latihan. Jika kau membutuhkanku, aku ada di bawah. Ruang latihan"

"Baiklah." Aku menjawab dengan lesu.

***

Author POV

Sudah lewat satu bulan Seulgi dan Irene tidak berbicara satu sama lain. Irene terlanjur malu untuk mengaku, jadi dia putuskan untuk tetap diam. Entah sampai kapan.

Tapi Seulgi kali ini berbeda. Sebelumnya Irene memang sering membuatnya bingung. Tapi Ia tak pernah dibuat sebegitu bingung jika dibandingkan dengan sekarang. Jadi Seulgi bertekad untuk mencari jawaban dari unnienya. Seulgi sengaja membuat member lain meninggalkan ruang latihan dan hanya menyisakan mereka berdua. Ya. Hanya tersisa Irene di ruangan, seluruh dancer dan staf juga sudah meninggalkan ruangan.

Irene masih menunggu wendy yang berjanji akan segera kembali dari toilet. Irene tidak tau, wendy sudah pulang bersama member lain. Kini hanya tersisa Seulgi yang berjalan ke arahnya. Irene tidak sadar karena ia sedang memainkan handphone nya. Ketika dia menyadari ada orang masuk, ia pikir itu Wendy yang kembali dari toilet. Tapi ternyata yang datang adalah Seulgi.

Melihat Seulgi berjalan menuju ke arahnya, Irene menjadi gugup. Ia mencoba memutar otak untuk mecari alasan pergi dari ruang latihan.

"O..oh Seul kukira kau Wendy" kata Irene tergugup

Seulgi tidak menjawab, kemudian Irene menimpali

"Se..ul, aku pergi dulu yaa. Wendy pasti sudah menungguku."

Seulgi masih diam.

Irene cukup kaget, tapi ia mencoba menenangkan hatinya. Karena Seulgi tak menjawab. Irene bersiap meninggalkan ruangan. Kemudian saat ia hampir melewati Seulgi. Tiba-tiba Seulgi menggengam tangannya. Kemudian mengucapkan

"Wendy sudah pulang bersama yg lain. Jadi unnie tidak perlu repot repot."

"A..ah begitu ya" Irene terlihat cukup bingung menanggapi pernyataan Seulgi

"Kalau begitu aku pul..."
"Sampai kapan unnie akan menghindariku?" Potong Seulgi.

"Sampai kapan unnie akan bersikap seperti itu?" Tanya seulgi dengan tekanan tp masih tersisa suara lembutnya.

Seulgi mencoba untuk menatap Irene. Menunggu pandangan Irene mengarah kepadanya.

Irene masih diam. Tubuhnya mengarah ke pintu. Ia menunduk. Perasaannya bergejolak. Entah bagaimana, yang jelas ada raut wajah menyesal disana.

***

Taeyeon POV

Akhir-akhir ini aku cukup lelah berlatih untuk comeback. Tak hanya lelah fisik, secara mental aku juga tidak begitu bersemangat. Pasti ini gara-gara gadis sialan itu yang kembali ke Seoul. Sejak tau dia datang, aku jadi terus memikirkannya.

Jika saja Ia tau, aku sudah membuat banyak kekacauan karena dia. Aku bahkan meniduri Irene. Bodoh. Malam itu Aku sangat merindukannya, lalu tiba-tiba Irene datang dengan ceritanya yang menyedihkan. Kemudian kami terbawa suasana, dan aku dengan bodohnya menawarkan sesuatu yang kini aku sesali.

Oke, aku akui aku menikmatinya. Irene? Aku yakin dia juga sama denganku. Tapi kemudian rasa bersalah yang tiba-tiba muncul setelah itu, aku hampir tidak bisa mengatasinya. Aku merasa bersalah pada gadis yang sedang berjuang dengan karirnya di LA. Aku juga merasa bersalah pada Irene yang saat itu hanya sedang bingung.

Aku benar-benar tidak tau apa yang saat itu aku pikirkan. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku. Aku merindukan gadis sialan itu, tp aku malah meniduri Irene dengan dalih membantunya. Sungguh konyol. Aku memang bodoh.

Aku benar-benar bodoh karena saat ini, meskipun aku menyesalinya. Aku menginginkannya lagi.

***

Denial (Seulrene 21+ NC WARNING ⚠️⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang