"Mey gimana?" tanya seorang laki-laki yang saat ini sudah duduk didepannya setelah tadi datang terlambat.
"Gimana apaan?" Mey balik bertanya.
"Ya nggak apa-apa." jawab laki-laki itu acuh sambil asik menatap ponselnya.
"Anjir lo dateng-dateng udah random aja bangsat" kesal Mey sambil mencubit kecil lengan laki-laki itu.
Laki-laki itu pun segera menaruh ponselnya diatas meja dengan raut wajah tersenyum kesakitan sambil melepas tangan Mey yang mencubit lengannya dengan sekuat tenaga.
"Sumpah cubitan lo gk ada tanding mey sakit anjing" jawabnya dengan mengelus bagian yang Mey cubit seakan-akan itu benar-benar sakit.
"Najis drama banget si lo" sinis Mey tidak terima.
Pertengkaran-pertengkaran seperti itu sering terjadi setiap kali mereka bertemu. Dua orang itu bisa dikatakan saling membenci namun juga saling membutuhkan, dua orang yang dipertemukan saat sama-sama menempuh pendidikan di jenjang SMA dengan cara tidak terduga sampai akhirnya semesta mendekatkan mereka berdua.
"Lama banget ya gk ketemu lo Mey" ucap laki-laki itu setelah pertengkaran tadi berakhir.
"Biasa aja cuma setaunan doang" jawab Mey datar.
"Hadeuh basa-basi lah nyet" kesal laki-laki itu dengan raut wajah lelah menghadapi orang di depannya ini.
"Santai dong kal mukanya, gk usah so kesel gitu" balas Mey sambil tersenyum memperhatikan wajah kesal laki-laki di depannya itu yang kita tahu bernama Haikal.
Haikal Putra Mahaprana, seorang laki-laki humoris bertinggi badan 174 cm dengan sorot matanya yang menenangkan mampu membuat siapapun nyaman berada di dekatnya. Haikal, begitu orang-orang memanggilnya. Sosok laki-laki yang tumbuh dengan baik, keceriaan adalah gambaran utuh tentang dirinya karena dimana pun dia berada suasana seakan menjadi lebih hidup oleh keceriaannya yang menular pada orang-orang disekitarnya.
Haikal juga merupakan tipe manusia yang menganut sekte ketidakpercayaan terhadap kata kebetulan, karena baginya setiap kejadian selalu memiliki maksud termasuk saat secara tiba-tiba Ia dipertemukan dengan sosok perempuan yang menurutnya aneh ini. Pertemuan pertama kali mereka terjadi ketika saat itu sama-sama terlambat masuk sekolah SMA, awalnya Haikal tidak peduli sampai pada akhirnya perempuan itu berhasil mencuri perhatian dengan tingkah yang membuatnya penasaran.
Ameira Salsabilla, sebuah nama yang tertera pada badge seragamnya. Sosok yang terlapau tenang di banding siswa/i lain yang juga terlambat hari itu yang terancam tidak bisa mengikuti pelajaran dan mendapat hukuman, membuat Haikal penasaran sehingga tanpa sadar Ia memperhatikan gerak-geriknya dalam diam. Namun tidak disangka, pertemuan tidak terduga itu ternyata justru menjadi sebuah awal yang membuat Haikal semakin penasaran untuk mencari tahu lebih banyak mengenai perempuan itu.
"Ikal, makasih ya" ucap Mey tiba-tiba membuat suasana menjadi serius.
Ikal, sebuah panggilan khusus dari Mey karena katanya kalau Haikal terlalu panjang dan pasaran. Sebelumnya, tidak pernah ada yang memanggil Haikal dengan sebutan seperti itu, hanya Mey saja dan Ia tidak keberatan sama sekali.
"Hah, kenapa?" laki-laki itu pun bertanya heran dengan mimik wajah yang mengerutkan kening.
"Gapapa" jawab perempuan berambut sebahu itu datar.
"Istigfar Mey banyak-banyak, ketempelan setan mana lagi lo tiba-tiba" kesal Haikal sambil bersungut-sungut tidak habis pikir pada tingkah temannya itu.
"Gue pulang sekarang ya kal" ucap Mey tanpa memperdulikan maksud candaan laki-laki berkaos hitam di hadapannya itu.
"Sumpah gue cuma becanda doang Mey" panik laki-laki itu sambil menahan Mey yang sudah berdiri hendak pergi.
"Iya tau, cuma capek aja gue. Pulang ya kal" lagi-lagi perempuan itu hanya menjawab datar namun kali ini sambil berlalu menuju pintu keluar coffe shop itu.
Setelah kepergian Mey yang tiba-tiba, suasana café itu mungkin tidak berubah namun tentunya berbeda dengan suasana yang dirasakan laki-laki berambut hitam yang sedikit acak-acakan itu. Wajahnya masih terlihat bingung dengan terduduk dikursi dengan tatapan kosong menatap lurus kedepan, meskipun ini bukan pertama kali tapi tentu saja hal-hal tidak terduga seperti itu selalu membuatnya bingung.
"Lebih dari hujan yang ketika turun saja masih memberikan tanda, kamu layaknya sengaja Tuhan ciptakan untuk membuat semesta kagum karena kamu yang istimewa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kotak Emosi
Ficção Adolescente[PROLOG] Perjalanan dalam menata kehidupan terkadang membuat banyak orang terlalu berambisi, entah mencari apa lagi seakan tidak pernah merasa cukup. Berlomba-lomba bekerja paling keras mencari pencapaian, sampai tidak memikirkan perasaan. Ini tenta...