4

1.2K 163 71
                                    

Since y'all want it.. There yer go🦊

.
.
.

Kageyama mengangguk, ia mengalungkan tangannya pada leher Shinsuke. Kelopak matanya terpejam saat yang lebih dewasa mengecup keningnya.

Sebuah senyum tulus terpatri pada labium Kageyama yang merekah. Shinsuke mengelus halus dagu lelaki itu dan kecupannya pun turun pada kedua mata, hidung, dan terakhir bibirnya.

Kageyama terkekeh pelan membuat Shinsuke merasa ada percikan dihatinya. Kenapa omega ini sangat manis dan lucu. Apalagi saat tersenyum lebar begini. Menggemaskan dan lugu. Ia ingin menjaga senyum itu terus begitu. Menjaga omeganya.

Shinsuke menangkup pipi Kageyama membuat empunya jadi membuka mata. "Shinsuke-san.." Uap dingin terlihat mengepul dari bibir keduanya yang terbuka.

Mata mereka saling mengunci. Shinsuke memiringkan kepala, menyelipkan lidahnya dalam bibir Kageyama. Yang lebih mungil kembali memejamkan mata.

Ciuman itu tidak lembut dan tidak kasar. Perlahan namun tidak membosankan. Menikmati satu sama lain tanpa terburu-buru. Kageyama merasa tubuhnya mulai terbakar. Feromon manisnya semakin banyak yang keluar, membuat Shinsuke mabuk.

Benang saliva terjalin saat pagutan mereka lepas. Kedua wajah mereka memerah dengan napas yang sedikit terengah. Shinsuke menatap yang lebih muda dengan dalam. Menyisir surainya pelan. "Sudah saatnya kamu istiarahat.."

Kageyama mengangguk, ia meletakkan kepalanya pada dada yang lebih dewasa seraya Kita mengangkat tubuhnya. Keduanya berbaring di satu futon. Kepala Kageyama berada diatas lengan kanan Shinsuke.

.
.
.

Kageyama terbangun tanpa Shinsuke. Seperti merasakan dejavu, ia mengedarkan pandangan dan melihat sekitar. Kamar ini dipenuhi dengan aroma alpha. Membuat dirinya ingin terus berada disini dan memejamkan mata lebih lama lagi.

Tapi tidak, ada kewajiban yang harus ia kerjakan. Lelaki itu bangkit berdiri, merapikan futon, dan bersiap keluar. Suara gerincing gelang kaki membuatnya berhenti.

Ia menatap pada pergelangan kakinya dan merasa bahagia. Ia kembali ke kamarnya sendiri, membersihkan diri dan bersiap melakukan tugas mengurus rumah seperti biasa.

Secara kebetulan Kageyama bertemu dengan Shinsuke di lorong. Raut wajah pria itu terlihat serius, di sampingnya berdiri omega kelas atas, ibunya.

"Sudah ku katakan aku tidak pernah setuju dengan perjodohan"

"Dia sudah ada disini, Shinsuke-sama.. Setidaknya temui dia dulu"

"Aku—" Shinsuke berhenti saat melihat Kageyama. Blueberry itu memandang wajahnya tak berkedip, tak mengerti maksud pembicaraan yang tak sengaja ia dengar barusan.

Shinsuke segera menggandeng tangan Kageyama dan membawanya pergi.

.
.
.

"Menikahlah denganku, Tobio."

Inner Kageyama terlonjak kaget dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Matanya melebar. Tangan Shinsuke merengkuh pinggulnya, menariknya mendekat hingga tubuh mereka menempel.

"Tapi Shinsuke-san akan dijodohkan?" Kageyama merasa rendah dan menunduk. Pilihan orang tua Shinsuke sudah pasti omega kalangan kelas atas yang tak mungkin bisa ia lawan.

"Kamu mau aku menerima perjodohan itu?"

Sontak Kageyama mendongak dengan kedua alis yang memelas. "Tentu saja tidak." Dia hanya terikat dengan Shinsuke.

"Kalau begitu menikah denganku." Shinsuke mendekatkan wajahnya, membiarkan napasnya menerpa permukaan wajah Kageyama.

"Apa aku bisa menolaknya?" Kageyama berkedip. Hanya orang gila yang bisa menolak Shinsuke. "Shinsuke-san! Kau memelukku terlalu erat!" Wajah Kageyama tenggelam dalam dada bidang si pria.

Destiny (KitaKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang