Bonus Chapter

984 123 48
                                    

"Suke.. Dimana?" Tobio meraba-raba futon samping yang kosong, mencari sosok alpha yang menghilang dari pandangan matanya.

Shinsuke tengah menulis perkara ladang seperti biasa, di sebuah meja kayu tak jauh dari tempat omeganya berbaring. Pria itu tersenyum. "Aku disini.."

Omega yang tengah hamil muda itu terduduk sambil  mengerucutkan bibir, membuat pipi chubbynya semakin menggembung. Dengan kaos kaki yang ia kenakan si blueberry merangkak mendekat pada sang alpha. Menyusup di antara sela tangannya sampai duduk nyaman di pangkuan Shinsuke.

"Suke.. Kenapa pergi? Mmm" Mulut Tobio melahap pundak Shinsuke sambil matanya menatap keatas, mengunyah kain dan bahu kekar pria itu tanpa alasan.

Shinsuke terkekeh. Ia meletakan pena untuk kemudian gantian melahap pipi tembam Tobio. Entahlah alpha omega itu  memang aneh. "Mm aku tidak kemana-mana sayang.." Bibirnya ganti mengecup kening si raven. Menyadari mata Tobio sembab alis Shinsuke mengendur melas. "Dooshite?" Ia menempelkan pucuk hidungnya pada pucuk hidung Tobio.

"Suke pergi.. Bayinya sedih.."

Masih dengan senyum lembut Shinsuke mengecup bibir Tobio lagi dan lagi. "Bayinya atau Tobio?"

"Tobio kan bayinya Suke.."

Shinsuke tertawa kecil sambil mengelus-elus pucuk kepala sang omega. Tobio memejamkan mata, lalu membaringkan kepalanya ke dada Shinsuke. Semua scent dan sentuhan ini membawa perasaan gembira di hati kecilnya.

"Suke.. Aishiteruyo.."

Shinsuke yang lanjut menulis mengecup pucuk kepala omega mungilnya. "Mo aishiteru.. Tobi.."

Tobio tersenyum sampai akhirnya ketiduran di pangkuan Shinsuke. Asal kepalanya berbaring di dada prianya dan diselubungi feromon tenang Shinsuke, Tobio akan mudah sekali terlelap.

Mengetahui istrinya tertidur, Shinsuke menutup buku dan menggendong Tobio kembali ke futon. Pria itu menarik selimut untuk mereka berdua.

.
.
.

"Ojisan mau gendong!!" Seorang anak kecil berumur lima tahun merentangkan tangan sambil bibirnya manyun. Rambutnya putih dengan ujung hitam seperti sang ayah.

"Yoo" Atsumu mengangkat anak kecil itu lalu melempar-lemparnya ke udara.

Melihat kembarannya di gendong, anak kecil kali ini berjenis kelamin perempuan menarik-narik kimono Osamu. "Ojisan ojisan!! Aku juga mau!! Mau!!" Anak kecil itu terlihat berbinar dengan warna mata yang unik, sebelah kuning dan sebelah biru demikian juga kembarannya. Osamu meraih anak itu dan ikut melemparkan-lemparkannya.

Suna yang tengah menyesap tembakau menatap pada Kita bungsu dengan pipi gembil, mata biru belok, rambut raven seperti Tobio. "Apa?"

Balita tiga tahun itu meremat boneka dipelukannya, perlahan berjalan mendekat pada Suna yang menyipitkan mata. "Jangan dekat-dekat aku sedang merokok, hush sana-sana."

Bukannya menjauh Kita bungsu malah duduk di pangkuan Suna. "Hais bocah ini.." Suna mendengus, mematikan tembakaunya dan mereka berdua menatap pada salju yang turun.

"Yuki, Mayu, Okaasan memanggil.. Dimana Yuji??" Sang sulung mencari adik bungsu yang rupanya terlelap dipangkuan Suna.

Kento yang sudah berusia 7 tahun telah diketahui gender keduanya adalah seorang alpha seperti ayahnya. Oleh karena itu dia benar-benar seperti Shinsuke versi mini. Mulai dari warna mata, wibawa, dan perilakunya. Dia sudah rajin dan bertanggung jawab pada adik-adiknya sejak dini.

"Yuji.." Anak lelaki itu tersenyum sembari mengangkat sang adik bungsu ke gendongannya. "Terimakasih membiarkannya tidur dipangkuanmu, Suna-san."

Suna menatap Kento lalu mengangguk kaku. Ayah dan anak itu sangat mirip membuatnya bergidik ngeri.

Destiny (KitaKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang