-𝑳𝒆𝒏𝒂𝒔𝒉𝒂

770 74 25
                                    

Happy Reading!

JANGAN LUPA VOTE!😤

****

Ketiga anak perempuan itu menghampiri Lenasha yang tengah menggambar di buku gambar yang selalu ia bawa kemana-mana. Dan tindakan mereka selanjutnya membuat Lenasha dengan refleks menghentikan kegiatannya.

Anak perempuan yang terlihat begitu mencolok diantara ketiganya menarik buku gambar yang tengah di warnai oleh Lenasha, hingga tercoret.

Lenasha mendongak, menatap ketiga anak perempuan itu dengan lelah. “kalian bisa gak sih sehariii aja gak gangguan aku?”

Alena— anak perempuan yang tadi menarik buku gambar milik Lenasha, terkekeh diikuti kedua temannya. “Kenapa? Lo risih? Merasa terganggu? Bagus deh.”

stress' batin Lenasha.

Kemudian Lenasha tak menanggapi, ia bangkit dari duduknya lalu mulai melangkah pergi. Namun, Alena menarik kerah seragamnya dari belakang membuat Lenasha tertarik, lalu terbatuk.

Alena dan kedua temannya tertawa, seolah hal itu adalah tontonan yang seru.

“Alena!” seruan seseorang membuat mereka menoleh.

Alena memutar bola matanya malas melihat siapa yang datang, anak perempuan itu bersedekap dada menyaksikan anak laki-laki itu menghampiri Lenasha dan memeriksa keadaannya.

“Lo itu bisa gak sih sehari aja gak berulah?” Arka menatap ketiga anak perempuan itu tak habis pikir.

“Lo bisa gak sih sehari aja gak ganggu urusan gue?” Setelah mengatakan itu, Alena beserta kedua temannya berlalu meninggalkan Lenasha dan Arka.

Memilih mengabaikan Alena, kemudian Arka berbalik menatap Lenasha. “Lo gapapa?”tanyanya.

“Gak papa, makasih ya, Arka.” Lenasha menundukkan, ia kemudian tersenyum sekilas kearah Arka. “Kalau gitu aku duluan.”

Arka hanya diam, sampai akhirnya Lenasha hilang dari pandangannya.

***

Leon menatap wanita itu dengan lelah, harus berapa kali ia berkata bahwa dirinya tidak akan pernah membuka hatinya lagi untuk wanita lain? Sampai kapan wanita ini terus mengejarnya? Sungguh, Leon sudah jengah.

“Stop ngejar saya, Sya. Sampai kapanpun saya gak bakalan bisa buat suka bahkan cinta sama kamu.” Leon yang benar-benar sudah lelah kemudian berucap.

Wanita yang bernama Syaqilla itu membalas tatapan Leon dengan berani. “Dan sampai kapanpun aku gak bakalan nyerah buat dapetin hati kamu, Leon.”

“Sya, kamu harus tau. Saya sangat risih dengan kehadiran kamu, selama ini saya mencoba untuk biasa aja dan biarin kamu dekat dengan saya. Karena Lenasha yang sayang banget sama kamu. Tapi kali ini, saya benar-benar sudah muak, Syaqilla. Jadi, tolong. Tolong berhenti ngejar saya.”

Setelah itu, keadaan di ruangan itu terasa mencekam. Syaqilla menunduk, menyembunyikan airmatanya yang ingin terjun bebas.

Cklek!

Pintu ruangan Leon tiba-tiba saja terbuka, dan nampaklah Lenasha yang sepertinya baru saja pulang dari sekolah. Anak perempuan itu menatap bingung pada Syaqilla yang tengah menunduk dan sang Ayah yang tengah menatapnya.

Lenasha mendekat, anak perempuan itu sedikit terkejut saat tak sengaja melihat setetes air mata terjatuh dari pelupuk mata Syaqilla. “Tante Sya kenapa?”

Syaqilla dengan cepat menghapus airmatanya, lalu berusaha tersenyum. “Tante Sya tadi gak sengaja kelilipan,” dustanya. “Eh, Sasha baru pulang sekolah langsung kesini? Gak ganti baju dulu?” tanyanya berusaha mengalihkan topik.

“Tante Sya diapain sama Ayah?” tanya Lenasha, tak menghiraukan pertanyaan Syaqilla.

“Ya ampun, Sha. Tante tadi beneran kelilipan, duarius deh.”

“Tante, jujur sama Sasha. Sasha gak suka orang yang suka bohong,” ujar anak perempuan yang masih menggunakan seragam putih biru itu.

“Sha, Tante beneran gak diapa-apain sama Ayah kamu. Sasha percaya kan sama tante?” Syaqilla sedikit khawatir kalau Lenasha mengetahui hal yang baru saja terjadi. Pasalnya, Lenasha pasti akan marah dan berakhir mendiamkan sang Ayah selama beberapa hari.

Menghela napas pasrah, Lenasha mengangguk. Kemudian setelahnya Syaqilla memilih pamit untuk pulang, karena mendadak ada urusan yang tidak bisa dia tinggal. Dan tinggallah Lenasha dan Leon yang masih sama-sama bungkam, sampai akhirnya Lenasha berucap.

“Ayah kenapa kayak gitu sama tante Sya?” tanya Lenasha tanpa basa-basi.

“Maksud kamu?”

“Sasha dengar semuanya yang Ayah bilang sama tante Sya.”

“Sha —“

“Ayah pernah gak sih sekali aja mencoba membuka hati untuk tante Syaqilla? Ayah gak pernah mencoba, karena Ayah masih terjebak di masa lalu. Sasha emang belum mengerti tentang hal seperti ini, tapi Sasha gak mau kalau sampai Ayah nantinya nyesal.”

“Lenasha!” Suara Leon meninggi, membuat Lenasha tersentak kaget.

“Kamu gak akan pernah mengerti apa yang Ayah rasain, Ayah selama ini juga ingin mencoba beranjak dari masa lalu. Tapi Ayah gak bisa, Ayah selalu terjebak dalam perasaan bersalah Ayah sama almarhumah Bunda kamu. Kamu perlu tau, Sha. Ayah sangat tersiksa dengan keadaan Ayah yang sekarang,” ujar Leon dengan intonasi rendah, pria itu tengah menahan semua emosinya yang terasa ingin meledak.

“Ayah...” Lenasha langsung memeluk sang Ayah, mengusap punggung yang selalu terlihat tegar itu. Tapi kenyataannya, punggung itu juga sangat rapuh.

“Sasha minta maaf karena gak ngertiin keadaan Ayah, Sasha cuman gak tega lihat tante Syaqilla,” ujar Lenasha.

“Iya, Ayah ngerti, sayang. Maafin Ayah juga karena gak bisa mencari pengganti Bunda kamu,” balas Leon.

Melepas pelukannya, Sasha kemudian menatap sang Ayah dengan senyum yang terukir di bibirnya. “Yah?”

“Hm?”

“Sasha boleh jujur, gak?”tanya Lenasha.

“Jujur apa?” Leon menaikkan sebelah alisnya, penasaran dengan hal yang akan dikatakan oleh putrinya.

Berdehem kecil, Lenasha kemudian tersenyum kecil . “Ayah jelek kalau lagi nangis.”

***

Sorry kalau agak freak dan agak garing, soalnya masih permulaan.

Hari ini update pendek dulu, ya. Chapter selanjutnya diusahakan panjang kayak hubungan mas Crush sama pacarnya (sorry jadi curhat🙂)

Oke, makasih yang udah mau baca.

See you next  chapter!🤩🔥

𝑳𝒆𝒏𝒂𝒔𝒉𝒂 (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang