Haiii
Bagaimana kabarnya? Baik?
Maaf ya, kurang lebih dua minggu aku gak update.
Soalnya lagi sibuk PAS, jadi gak sempat nulis.
Kebetulan besok terakhir PAS, jadi aku bisa menyempatkan diri buat ngetik di work ini hehe.
Maaf sedikit, soalnya emang mendadak banget aku buatnya. Maaf juga kalau di part kali ini banyak typo:)
So, Happy Reading!💚
***
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali saat jalannya dihadang oleh Alena dan kedua temannya. Tubuhnya dengan otomatis mundur beberapa langkah, dan jemarinya saling bertaut menandakan gadis itu merasa tak nyaman dalam situasi saat ini.
"Alena, permisi. Aku mau lewat," ujar Lenasha sembari berusaha untuk tidak terlihat takut.
Alena tak menjawab, ia maju mendekat kearah Lenasha yang membuat gadis itu mundur. Melihat respon Lenasha terhadapnya, Alena tersenyum kemudian.
"Lenasha Gauri Prahaja, lo harus diberi pelajaran karena udah bikin gue dimarahin sama Mama gue." Alena menarik tangan Lenasha dengan kasar, menyeret gadis itu ke toilet wanita lalu memberi perintah kepada kedua temannya untuk mengunci pintunya.
Alena tertawa puas melihat wajah ketakutan Lenasha, gadis itu kemudian mengulurkan tangannya, mengusap belakang kepala Lenasha lalu kemudian menjambak rambut Lenasha.
"Gara-gara lo, Mama gue jadi berani marahin gue! Lo emang anj*ng! Sok lemah dan nyusahin hidup orang lain!" Suara Alena menggema, membuat Lenasha mengatupkan matanya sembari meringis kesakitan.
Tatapan Alena menajam, napasnya tak beraturan karena emosi. "Lo itu parasit di kehidupan orang lain, termasuk orangtua lo sendiri, Lenasha!"
Mendengar perkataan Alena, Lenasha merasa sesak. Matanya memburam karena airmata yang menggenang. Lenasha memang tidak terlalu cengeng, gadis itu selalu mencoba kuat agar tidak terlihat lemah apalagi di depan Alena. Tapi, jika sudah membawa nama orangtuanya Lenasha lemah. Sisi terlemah gadis itu akan terlihat jika bersangkutan dengan nama kedua orangtuanya.
"Alena, aku minta maaf kalau aku salah sama kamu. Tapi tolong, jangan pernah mengatakan hal seperti itu. Kamu, orang asing yang gak tau apa-apa kenapa tega banget bilang gitu? Ayahku sendiri aja gak pernah, Alena..." seru Lenasha.
Alena diam, tangannya perlahan melepaskan cengkraman pada rambut Lenasha. Namun, sedetik kemudian gadis itu melayangkan tangannya kearah pipi Lenasha.
Perih dan panas menjalar di sebelah pipi Lenasha yang baru saja di tampar oleh Alena. Kulit putihnya terlihat memerah, dan Lenasha takut bekasnya tidak hilang saat ia kembali ke rumah nanti."Tamparan itu belum seberapa, Lenasha. Gue belum puas memberi lo hukaman." Alena tersenyum miring, lalu berbalik. "cabut, guys." perintahnya pada kedua temannya.
Sedangkan Lenasha, gadis itu masih terdiam dengan tangan yang memegang sebelah pipinya. Ia kemudian memutuskan untuk mencuci mukanya terlebih dahulu, lalu berlalu menuju kelasnya.
Di dalam kelas, Lenasha hanya diam sambil menundukkan pandangannya. Rambutnya sengaja ia uraikan supaya bekas tamparan Alena tidak terlihat oleh siapapun. Namun, Lenasha tidak tahu, bahwa seseorang menyadari pipinya yang terlihat merah.
Saat ini kelasnya tengah free, kata Jepri - ketua kelasnya, guru mata pelajaran Matematika hari ini sedang sakit makanya tidak bisa mengajar. Dan ya, pasti taulah senangnya anak-anak di kelas gimana kalau mapel Matematika free...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒆𝒏𝒂𝒔𝒉𝒂 (Slow Update)
Teen Fiction(Sequel My Husband My Crush) Di tinggal sang ibu saat usianya bahkan belum genap satu bulan, Lenasha kecil- yang sekarang sudah menginjak usia 6 tahun- yang belum mengerti apapun selalu mempertanyakan pertanyaan yang sama setiap sebelum mengarungi m...