#1 Dilema

26 2 1
                                    

Aku mengingat suatu hal, tentang dia. Dari kisah tadi pagi. Aku baru tersadar tentang cinta pandangan pertama. Jujur aku mencintai nya, tapi aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa buatnya.

-Clara Adelin Maheswari-

***
Clara POV

Aku menutup pintu kamar dengan keras. Rasanya sakit ketika mendengar bahwa Farhan masih dekat dengan Florin.

"Uhhh, gua ga boleh nangis pokoknya. Kalo gua mau Farhan tinggal deketin dia terus jadian simpel kan. Tapi orang tadi..." Ucap ku di depan cermin.

Entah kenapa rasanya ingin menangis, tapi buat apa menangis? Aku menaiki tempat tidur dan merebahkan diri dengan melihat langit langit kamar ku. Akhirnya aku tertidur pulas.

Keesokan harinya, aku berjalan menuju sekolah awal. Aku melihat sekolah masih sepi dan tiba tiba ada seseorang berseragam biru putih dengan arloji di tangan nya sedang menaiki anak tangga. Aku tersenyum tipis saat melihat nya. Dari kemarin aku baru menyadari tentang cinta pandangan pertama yang membuat ku menjadi fans dadakan nya.

Jam pelajaran pertama dimulai. Saat itu ibu guru mata pelajaran kimia menjelaskan materi pandangan ku menuju ke papan tulis. Tiba tiba seseorang datang dengan nafas yang tidak teratur.
"Permisi Bu, saya terlambat." Ucap siswa itu.

"Baik silakan duduk di bangku yang kosong."

"Terimakasih bu. Sekali lagi maaf Bu." Ucap nya lalu berjalan ke bangku nya.

Kita menjadi teman sebangku saat itu. Jam istirahat berbunyi. Saat itu aku menolak ajakan Vivi untuk makan siang bersama karena mood ku yang tidak karuan.

Aku menyandarkan kepala ku di meja. Lalu seseorang memegang pundak ku.
"Hi permisi." Ucap seseorang itu.
Aku pun menoleh dan menatap nya.
"Oh, hai."
"Boleh kenalan ngga."
"Oh tentu, aku Clara."
"Aku Laskar."
Kita berbicara sampai jam istirahat berakhir.

***
Saat itu hujan turun deras, tetapi hal itu tidak membuat para siswa berhenti untuk menunggu hujan reda. Clara duduk di depan kelas nya cukup lama dia melamun menatap air hujan. Laskar saat itu keluar dari kelas dan menatap Clara. Lalu dia memakaikan jaket di punggung Clara.
"Eh Laskar, duduk sini."
Laskar duduk di sebelah Clara dan ikut menatap hujan.
"Kamu ga pulang Ra?" Tanya Laskar.
"Aku nunggu hujan reda. Kalau kamu?"
"Sama sih."
"Dingin banget sih."
"Ya itu jaket nya di pake yang bener Clara. Sini.."
Laskar memakai kan jaket ke tubuh Clara.
"Makasih loh." Ucap Clara.
"Iya Ra sama sama."

Cukup lama Hujan redah. Laskar mengantarkan Clara pulang dengan motor nya. Dia memastikan Clara selamat sampai rumah.
"Ra aku langsung pulang ya." Ucap Laskar.
"Iya, Laskar hati hati ya."
"Inget ya Clara, abis ini mandi, makan, minum teh hangat, dan bobo. Okey?"
"Okey Laskar."
"Sudah sana masuk rumah." Ucap Laskar lalu pergi dari rumah Clara. Clara memasuki kamar nya dan langsung menjalankan perintah Laskar.

***
Laskar POV
Aku memasuki rumah dan melihat kedua orangtua ku dan kakak ku berada di ruang tamu. Mereka seperti menunggu kehadiran ku.
"Kamu dari mana saja? Jam segini baru pulang." Tanya seorang perempuan melirik ku dengan tatapan elang.
Aku berjalan menuju kamar ku dan menutup pintu.

Tak lama kemudian ada seseorang mengetuk pintu kamar.
"Masuk aja ga di kunci."
"Ini gua Farhan." Ucap nya.
Farhan memasuki kamar dan merebahkan diri di kasur nya.
"Ada apa bang?"
"Lu jangan gitu sama Mama." Ucap Farhan.
"Hah mama? Dia bukan mama kita."
Farhan menatap aku sejenak dan pergi meninggalkan ku di kanar.

Aku teringat saat itu ketika 4 hari setelah kematian ibu ku. Wanita itu datang ke keluarga ku dan menjadi ibu tiri ku. Dia bermuka dua, di hadapan papa dia seperti memperhatikan ku dan Farhan tetapi di belakang papa dia menyiksaku seperti tak suka dengan ku.

Saat itu aku menatap layar ponsel ku, menata foto seorang gadis yang persona nya membuat ku jatuh hati. Tentu saja itu Clara.
"Kamu cantik Clara." Ucap ku lalu mencium layar ponsel.
Sejak pertemuan itu aku merasakan cinta pandangan pertama.

***
Hari ini adalah hari Minggu. Terlihat Clara yang sedang bermalas malas di atas kasurnya.
"Clara ayo kesini bantuin mama." Teriak ibunya dari arah luar kamar.
Dengan jalan sempoyongan dia berjalan menuju dapur.
"Apa ma? Clara bantuin apa hm?" Tanya Clara dengan suara lemas.
"Udah beban keluarga lu." Ucap seorang laki-laki.
"Kak Gavin juga beban tuh kerjaan nya cuma maen game." Ucap Clara.
"Eh udah jan debat ya. Sana pergi belanja. Gavin anterin princess Clara ya."
"Hm oke ma."

Clara dan Gavin pergi ke Supermarket dan belanja sesuai dengan yang mama ingin kan. Clara mengambil semua bahan bahan masak. Sementara Gavin hanya bermain ponsel nya. Tak sengaja Clara melihat Farhan dan...
"Laskar." Ucap Clara menghampiri Laskar.
"Eh Clara. Kamu sendiri?" Tanya Laskar.
"Ngga aku sama kakak ku. Kalau kamu?"
"Aku sama kakak ku juga. Tuh." Ucap Laskar menunjuk Farhan.
Clara menatap Farhan sejenak lalu menatap Laskar kembali. Farhan menghampiri Clara dan Laskar.
"Ini pacar mu dek?" Tanya Farhan.
"Kita cuma teman kok kak. Masih inget kan. Clara?" Kata Clara.
"Inget kok." Ucap Farhan.
"Kalian saling kenal?" Tanya Laskar
"Iya dek, dia dulu pernah terlibat masuk sekolah. Terus.."
"Iya terus Clara di hukum sama Farhan." Ucap Gavin menepuk punggung Farhan.

Setelah belaja mereka berempat memutuskan untuk pergi ke Cafe terdekat. Mereka berbincang bersama dan menikmati kopi disana. Clara merasa bosan dengan pembicaraan mereka mulai tertidur.
"Dasar bocil." Ucap Gavin.
Farhan menatap wajah cantik Clara yang tertidur pulas di sebelah nya. Sedangkan Laskar mengelus surai Clara pelan.
"Cantik." Ucap Farhan lirih.
Dia tersenyum ke arah Clara. Farhan melanjutkan pembicaraan itu pelan karena tidak mau mengganggu Clara yang sedang tertidur.

***
Farhan POV
Di sebuah kamar yang cukup besar terlihat seorang Farhan yang baru selesai dari kamar mandi. Dia merebahkan diri di atas kasur nya dengan telanjang dada. Lalu dia mengingat sesuatu tentang dirinya dan Clara saat pertama kali bertemu.
"Cantik." Ucap Farhan
Farhan menatap langit langit kamar nya dan teringat satu hal.

Farhan menghubungi Gavin teman sekelas nya dan juga kakak dari Clara.
Farhan: Vin

Gavin: Apa broo?

Farhan: Gua boleh minta nomor adek lu ga?

Gavin: Clara?

Farhan: Iya

Gavin: Buat apa? Lu kepincut ye broo?

Farhan: Serah lu dah mau kasih ati ngga

Gavin: Iye iye gua kasih. Dah tuh coba liat.

Farhan: Thx broo.

Tanpa basa-basi Farhan mengirimkan pesan ke Clara. Dia tersenyum saat Clara membalas pesan nya. Dia akan menunggu saat Clara membalas pesannya Lama. Dan pada akhirnya dia tertidur dengan keadaan hp yang menyala.

***
Weekend pun berakhir. Hari ini adalah hari Senin. Farhan berangkat ke sekolah lebih awal. Saat di jalan dia melihat Clara yang berlari menuju gerbang sekolah. Farhan menghentikan mobil nya dan keluar.
"Clara." Ucap Farhan.
Clara menoleh ke sumber suara.
"Jangan lari lari. Kita kesekolah nya barengan aja ya." Ucap Farhan.
Clara menghampiri Farhan dan memasuki mobil Farhan. Di dalam mobil hanya ada kesunyian dan akhirnya sampai ke sekolah.

Clara dan Farhan berjalan bersama dan semua siswa menatap mereka. Florin tak sengaja melihat kebersamaan mereka. Dia marah dan berlari memasuki kelas.
"Liat saja gua akan buat cewek centil itu nyesel sekolah disini."

__________________________________

Hiii...
Up nya di cepetin jadinya hhh.
Hello gua Lavina
Thx yng buat baca cerita awal prolog nya. Aku harap kalian terhibur sama cerita ku yang satu ini. Okey Jan lupa tinggalin jejak bintang hehehe.

Have a nice day~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang