Bagian 5 🔥

1.3K 37 0
                                    

Tania mulai merasa bosan menganggur beberapa hari setelah mengundurkan diri dari perusahaan Juan. Bahkan, dengan percaya dirinya ia mencoba mengajukan lamaran kerja ke perusahaan Jordan. Akan tetapi, tak membuahkan hasil sampai hari ini. Mungkin memang perusahaannya belum ingin menerima karyawan lagi, tetapi Tania tetap yakin jika akan selalu ada keberuntungan yang memihak padanya.

Seketika, mobilnya melintasi kelab malam yang hari itu adalah tempat di mana ia dan Jordan menghabiskan malam. Sudut bibirnya pun terangkat, Tania berniat kembali ke tempat itu. Ia pun menepikan mobilnya untuk parkir. Kemudian, dengan anggunnya ia turun dari mobil dan melangkah dengan cantik memasuki gedung berlantai tiga itu.

Ketika tiba di dalam, alunan musik keras memekikkan telinga langsung menyambut. Tubuh Tania refleks mengikuti dentuman demi dentuman musik tersebut. Langkahnya menuju sebuah sofa kosong yang ada di sudut ruangan tersebut. Tania pun duduk sendiri, ia tak peduli dengan sekitar yang penuh dengan orang-orang yang sedang bersenang-senang. Pelayan pun datang menghampiri dan Tania memesan minuman yang sudah menjadi favoritnya di kelab ini.

Asyik menunggu sambil bersandar, tiba-tiba saja pandangannya menangkap sosok yang tak begitu asing. Sosok yang pernah singgah di hatinya, meski pada akhirnya hanya menyisakan luka. Tania melihat Juan sedang tertawa lepas dengan beberapa teman wanitanya, tetapi ia sama sekali tak melihat sosok Helena ikut di sana. Tania berpikir mungkin wanita itu sedang ke kamar mandi, tetapi setelahnya Tania begitu terkejut ketika salah satu wanita duduk di pangkuan Juan dan mereka menyatukan bibir masing-masing tanpa rasa malu. Terlihat begitu saling menikmati, bahkan meski di bawah lampu temaram yang berkelap-kelip, Tania bisa melihat tangan nakal Jual yang sudah meraba-raba.

Tania tersenyum licik, sambil berhati-hati ia mengambil ponsel dan mencoba mengambil gambar Juan bersama wanita lain sedang berciuman mesra. “Karma is real, Helena. Ternyata Tuhan memang baik denganku, setidaknya aku tidak akan menikah dengan pria brengsek seperti ini,” gumamnya sendiri.

Dengan senyum bangga, Tania pun kembali menyimpan ponselnya. Suatu saat ia akan mengirim gambar-gambar itu pada Helena. Tania berpikir jika Juan pasti sudah sering melakukan ini pada wanita lain. Tania bersyukur ia benar-benar mengambil keputusan yang tepat dengan membatalkan pernikahannya dengan Juan.

“Sekali selingkuh, dia pasti akan keterusan. Kasihan sekali kamu Helena. Menjadi selingkuhan Juan yang juga bahkan diselingkuhi, dan bodohnya kau mau mengandung anak si brengsek ini,” gumamnya lagi sambil memikirkan hal apa yang ia lakukan nanti.

Tak lama pelayan pun datang membawakan minuman pesanan Tania, dengan elegan ia meneguknya. Entah mengapa Tania merasa senang malam ini, bibirnya pun terus menyunggingkan senyuman sambil menatap sekelompok wanita-wanita seksi yang sedang bersama Juan.

Tiba-tiba, suara kegaduhan terjadi. Ada dua orang pemuda yang tengah baku hantam di dalam kelab. Suasana menjadi tegang, bahkan musik yang tadinya berdentum dengan keras ikut berhenti seolah ingin melihat juga apa yang terjadi. Ada beberapa kursi meja kayu yang berserakan, semua yang ada di situ pun menepi, menjauh, tetapi tetap mengelilingi dua orang yang tengah beradu otot.

Seketika salah satunya mendarat di meja Tania. Akibat adu jotos yang ia dapatkan. Tania terkejut bukan main, mejanya jadi berantakan bahkan minumannya pun sudah pecah berserakan. Dan lebih mengejutkan lagi, ketika pria itu mendongak menatap Tania, ternyata pria itu adalah Jordan.

“K-kau!”

Belum sempat mendapat respons apa pun, Jordan kembali ditarik oleh pria yang melawannya.

“Urusan kita belum selesai. Kau pikir, meski kau adalah pengusaha sukses di kota ini, aku akan takut padamu!? Ternyata hanya segini kemampuanmu? Dasar payah! Jauhi Zea!” umpat pria tak dikenal itu.

Mas Duda, Nikahin Aku, dong!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang