EX- IV end

3.7K 326 46
                                    

Mulmednya wajib di puter - still love you, Lee Hong Gi





"Semua perpisahan, tidak peduli betapa menyakitkannya itu, membawa janji pada hal-hal baik. Mungkin sulit untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang, tetapi ketika kata-kata yang tepat digunakan, momen-momen itu bisa menjadi kenangan."

Dua puluh tahun lamanya hidup dalam sebuah kesalahpahaman yang tidak satu orangpun mencoba meluruskan. Seolah Tuhan menciptakan mulut hanya untuk sebuah kesia-siaan.

Bukan.

Itu bukan ketidakmampuan, itu hanya insting seorang papa untuk menjauhkan calon buah hatinya dari malapetaka panjang jika keduanya masih bertahan, lantas Baekhyun memilih pergi dalam sebuah kesalahpahaman yang berujung membuatnya menjadi pengkhianat. Tidak apa-apa pikirannya, asal ia dan anaknya jauh dari jangkauan Chanyeol dan kedua orangtuanya. Tidak apa-apa jika ia harus di cap buruk asalkan Jeno tumbuh bersama orang yang ia anggap tepat dan naasnya, Chanyeol tidak masuk dalam listnya saat pria itu jelas-jelas tidak pernah memberikan kepercayaan penuh saat hanya dirinya lah yang di jadikan tumpuan hidup dan matinya.

Dan hari ini setelah puluhan tahun, Chanyeol sengaja di beri kejutan dengan pertemuannya dengan sang putra. Rasa dan ikatan itu tidak pernah salah, saat mata sipit serupa Baekhyun itu menatapnya sinis, Chanyeol tahu jika ada sesuatu pada anak itu dan sekarang ia mengerti. Di tengah perjalanan nya menuju ruang rawat dimana Baekhyun berada, lorong rumah sakit tiba-tiba terasa panjang dan tak berujung. Tak peduli ia di pandang aneh oleh beberapa orang sebab sikapnya yang mendadak kesetanan setelah mendapat ijin dari putra semata wayangnya untuk bertemu dengan belahan jiwa yang ia sia-siakan hingga berpuluh tahun lamanya, kini akan segera ia jumpai.

"Bee......"

Lirihnya saat membuka salah satu ruang rawat VIP dengan nomor 614 itu dengan sedikit hentakan, tatapan Jeno lah yang pertama kali ia jumpai. Sendu, Chanyeol tahu itu dan ia bahkan tidak sanggup berlama-lama beradu tatap. Di atas ranjang rumah sakit, ia bisa melihat seseorang tengah berbaring di temani pemuda manis yang selama 10 tahun selalu bersama putranya dan Chanyeol bahkan tidak tahu tentang hal-hal seperti itu, ia merasa buruk.

"Berhenti disana."

"Nak.."

"Aku bukan anakmu." Sergah Jeno, merasa tidak suka dengan panggilan yang baru saja Chanyeol lontarkan.

"Nak, maafkan ayah."

Chanyeol jatuh terduduk, bahunya mulai bergetar meminta pengampunan putranya. Tahu betul jika kebodohannya di masa lalu mungkin tidak termaafkan.

"Minta maaf untuk yang mana?"

"Untuk semuanya. Terutama kebodohan ayah. Tolong, jika kesempatan itu tidak ada, maka ijinkan ayah memeluk mu untuk pertama dan terakhir kalinya. Tolong ijinkan ayah bertemu papamu. Ayah ingin meminta maaf dengan benar, ingin menarik kata-kata ayah dua puluh tahun lalu, ingin mengusap air mata papa mu karena ayah penyebabnya. Tolong nak."

Tak hentinya Chanyeol memohon dan Jeno masih berdiri angkuh, membatasi pandangannya pada Baekhyun yang kini berada di pembaringan dan ia tidak tahu persis bagaimana keadaannya.

"Pilih salah satu, memelukku atau berbicara pada papa." Tegas Jeno, jelas ia tidak akan memberi Chanyeol kesempatan sebanyak itu.

"Jeno."

"Pilih salah satu atau tidak sama sekali."

Chanyeol bangkit, dalam detik-detik berikutnya ia menimang. Jelas ia tidak bisa memilih salah satu, tapi ia cukup tahu diri untuk kembali mengajukan penawaran. Jeno sudah cukup berbaik hati membiarkan memilih.

The Past ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang