Jungwon dan anggota tim cheers-nya saat ini telah berada didalam sebuah ruang ganti bersama sang Coach. Mereka tengah melakukan sesi briefing terlebih dulu.
"Semuanya sudah siap kan?". Ujar Seulgi sembari menatap satu persatu wajah dari anak-anak bimbingannya itu yang tampak begitu bersemangat.
" Sudah, Coach!".
Seutas senyuman pun lantas terbit di wajah si guru cantik tersebut. "Kalau begitu, kita segera ke lapangan sekarang!".
"Kak Jungwon, ayo!". Ajak Soojin sembari menggeret tangannya.
" Uhm, kau duluan saja dengan Soeun dan yang lainnya ya? Aku bisa menyusul nanti".
"Baiklah..".
Lantas tanpa banyak memprotes lagi, setelahnya Soojin pun mengangguk sembari membawa langkahnya pergi menyusul teman-temannya. Hingga menyisakkan pemuda manis yang kini tengah sibuk membenahi tatanan rambut palsunya sembari mematut dirinya didepan sebuah cermin.
Namun seketika, pergerakannya pun terhenti saat ia menangkap sebuah pantulan dari sosok pemuda dalam balutan seragam basketnya dari balik cermin tersebut.
Perlahan iapun menoleh lantas bersuara, "Apa yang kau lakukan disini?". Ujar si manis dengan nada bicara yang terdengar begitu ketus.
Pemuda itu lantas terkekeh pelan. "Tentu saja aku datang kemari untuk bertemu denganmu, Kakak Ipar". Ujarnya sembari membawa langkahnya mendekat pada si manis.
Satu alis milik Jungwonpun menukik. "Dan aku tau, sebenarnya bukan itu tujuanmu. Kau datang kemari hanya untuk mengejekku karena berpenampilan seperti ini, iya kan?".
Jay—si pemuda dengan seragam basket itupun lantas mendengus pelan. Kenapa pemuda manis dihadapannya itu selalu memiliki pemikiran buruk terhadapnya?
Baru saja Jay hendak menyangkal ucapannya tersebut, si manis sudah lebih dulu menyela. "Bisakah kau menyingkir? Aku mau lewat".
Namun si Kapten Dalton itu tetap tak juga bergeming dari tempatnya. Ia hanya menatap dengan lekat pada sosok pemuda manis dihadapannya. Jungwon tampak berdecak pelan lantas menubruk bahu kekar milik pemuda itu dengan sengaja agar tak menghalangi jalannya.
Tepat sebelum Jungwon berhasil pergi dari sana, pemuda tampan itu sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangannya, menahannya.
"Yak! Apa yang kau lakukan—akh!".
Dengan cukup kasar, Jay pun lantas mendorong tubuh ringkih itu hingga membuat punggungnya membentur sebuah loker dibelakangnya.
" Yak—".
Sontak saja iapun hanya dapat menelan kembali kalimatnya begitu melihat bagaimana si pemuda Park yang seolah mengeluarkan aura dominasinya dengan mengukung tubuhnya tepat diantara kedua lengan kekarnya, mengunci pergerakannya.
Seutas senyuman tipispun terukir di wajah tampannya yang entah mengapa malah terlihat cukup mengerikan bagi Jungwon. Senyuman pemuda itu terlihat seperti seorang psikopat yang bersiap untuk menguliti korbannya hidup-hidup.
"Menyingkir dariku!". Tukasnya sembari berusaha mendorong dada bidang milik pemuda itu. Namun hal itu hanya percuma saja karena Jay, bahkan tak sedikitpun dapat bergeming dari tempatnya.
"Bisakah kau merubah pandangan burukmu terhadapku, Yang Jungwon?".
Sementara itu si pemilik nama tampak menghela nafasnya jengah sebelum menyahut, "Tidak. Apapun tentang dirimu akan selalu terlihat buruk bagiku. Jadi.. Jangan bermimpi untuk bisa mengubahku, Jay!".
KAMU SEDANG MEMBACA
cheerleader | jaywon (on hold)
عاطفيةdo not allowed to copy paste my story for any reason! [ summary ] karena sebuah cidera yang dialami oleh sang Adik, mengharuskan Jungwon menjadi penggantinya. Namun tanpa sengaja ia justru malah terjebak asmara dengan Jay, si kapten basket dari seko...