Usai latihan, Coach Seulgi lantas meminta semua anggota cheers untuk berkumpul di tengah lapangan, membentuk sebuah lingkaran.
"Perhatian untuk semuanya! Hari kompetisi kita sudah semakin dekat. Aku ingin kalian lebih mempersiapkan diri lagi. Beristirahatlah dengan cukup dan jangan sampai sakit. Mengerti?".
Semua anggota cheers pun lantas menyahut dengan serempak.
"Baiklah kita akhiri pertemuan kali ini. Sampai bertemu lagi besok!".
Setelah mengatakan hal itu, sang Coach pun beranjak meninggalkan lapangan tersebut.
"Aku sudah tidak sabar lagi! Kompetisi itu adalah mimpiku juga". Seru Jihan dengan nada yang terdengar sangat antusias.
"Omong-omong Kakak, hadiah apa yang kau inginkan dariku?".
Jungwon yang saat itu tengah meneguk minuman isotonik-nya pun sontak terhenti. Ia lantas memasang pose berpikir sebelum menyahut, "Hmm.. sebenarnya aku lebih suka diberi kejutan".
"Untuk apa memberimu kejutan? Lagipula kau selalu ingat dengan hari ulang tahunmu sendiri". Cibir si cantik sembari memutar bola matanya dengan malas.
Mendengar celotehan Adiknya barusan, mau tak mau iapun tertawa geli.
"Haha baiklah, berikan apa saja. Aku pasti akan menerimanya selagi itu darimu".
Seutas senyuman kecil pun terukir di wajah cantiknya. "Kalau begitu, aku akan pergi dengan Soeun mencari hadiah yang paling cocok untukmu".
"Eh Soojin tak ikut? Biasanya kalian selalu bertiga".
"Mau bagaimana lagi? Dia punya janji untuk pergi berkencan dengan Taehyun".
"Ah begitu".
"Huum! Sudah dulu ya, Kak. Sampai bertemu di rumah! Paipai!". Pamit Jihan sembari berlalu meninggalkan sang Kakak yang tampak masih sibuk mengemasi barangnya.
Usai berkemas, Jungwon lantas melirik arloji di tangannya yang saat itu telah menunjukkan pukul enam sore. Suasana sekolah tentu juga sudah cukup sepi--Jungwon pun mempercepat langkahnya.
"Kakak Ipar!".
Sontak langkah milik si manis terhenti ketika mendapati sesosok pemuda tampan yang tengah berdiri di samping mobilnya sendiri sembari melambaikan tangan kearahnya.
"Apa kau kesini untuk menjemput Adikku? Sayang sekali, dia sudah pulang sejak tadi". Sahut Jungwon setibanya di dekat pemuda tersebut.
"Aku tau itu. Tapi aku kesini untuk menjemputmu".
Kening milik si manis pun tampak mengeryit.
"Aku bisa pulang sendiri--Hey!".
Tanpa menghiraukan ucapannya, Jay lebih dulu menyeret si manis lantas sedikit mendorongnya agar segera masuk ke dalam mobil.
"Kau bilang mau mengantarku pulang, lalu kenapa kita malah pergi kesini?".
Sementara itu sang oknum hanya dapat menyunggingkan senyum tipis. "Apa kau ingat tempat ini? Dulu kita pernah datang kesini dan makan tteokbokki bersama seperti ini".
Benar. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah taman yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah Jungwon.
'Uhuk!.. Uhuk!'
"Astaga! Makanlah dengan perlahan saja". Ujar Jungwon sembari menepuk-nepuk punggung milik si pemuda Park yang tengah tersedak itu.
Beberapa saat kemudian, Jungwon tertawa dengan geli begitu melihat bagaimana raut wajah memerah beserta kedua mata milik Jay yang tampak berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
cheerleader | jaywon (on hold)
Romancedo not allowed to copy paste my story for any reason! [ summary ] karena sebuah cidera yang dialami oleh sang Adik, mengharuskan Jungwon menjadi penggantinya. Namun tanpa sengaja ia justru malah terjebak asmara dengan Jay, si kapten basket dari seko...