⚠ tw // blood, injuries, bxb.———————————
Sunghoon tersenyum miris melihat tangan laknat yang timbul urat nya mengadah seperti meminta ampun berwarna merah kental berlumuran darah hingga menetes mengotori sepatu pantofel hitamnya. Bau anyir darah segar langsung menyeruak ke dalam hidung, memenuhi rongga pikiran dan perut yang seakan menolak merasakan aroma memuakkan itu. Ia memandang kosong kedua tangannya. Tangan sial yang dengan begitu mudahnya memisahkan raga dan ruh seseorang dari tubuh mereka. Hati sekeras batu miliknya semakin menghitam, seperti tidak ada sedikitpun cahaya yang mampu dan berani menerangi hatinya yang segelap malam.
Ia telah menghentikan hidup seseorang untuk ke-10 kalinya dalam satu hari. Bukan tanpa alasan, ia hanya mendengar perintah dan melaksanakannya. Tidak peduli berapapun jumlahnya.
Sunghoon duduk jongkok di depan mayat seorang pria matang dengan sedikit keriput di dahinya yang sobek parah. Dengan telaten ia merapikan rambut hitam legam targetnya.
“Maafkan aku yang telah menghancurkan hidupmu. Aku tahu, keluarga mu akan mencari mu kemanapun. Namun sayang sekali kamu tidak bisa memeluk mereka lagi.”
Sunghoon berkata lirih sebelum menyunggingkan sebuah senyum di salah satu sudut bibirnya. “Sepadan dengan apa yang kamu perbuat bulan lalu. Kamu membunuh seseorang hanya karena warisan dan sekarang keluarganya masih merasa kehilangan. Tidakkah itu menyakitkan?” Sunghoon terkekeh kecil. Lantas ia berdiri kembali dan menginjak kepala orang itu berkali-kali.
“Selamat tinggal Jung Jaehyun. Aku senang bisa berkenalan dengan mu walau sebentar.”
Sunghoon berbalik dan berjalan menjauh dari mayat Jaehyun. Meraih sapu tangan dari saku kemeja di balik jas hitamnya dan membersihkan noda darah yang telah mengering di tangan. Setelah keluar dari gedung tua yang sudah tidak berdiri kokoh di antara lahan pertanian yang sangat jauh dari pemukiman penduduk, lantas Sunghoon masuk ke mobil sedan miliknya warna hitam yang terpakir nyaman di samping pohon mangga.
Pria 25 tahun itu melepas jas nya dan menyimpannya di kepala kursi samping kemudi. Membuka jendela dan menenangkan dirinya sebentar. Angin malam terasa mendinginkan tubuhnya yang sakit di beberapa titik. Jaehyun itu sangat jago berkelahi, selama ini ia mendapat target yang lumayan kuat dan menyusahkan ya Jaehyun itu.
Tak berselang lama sebuah telepon masuk lewat ponselnya di atas jok mobil. Sunghoon langsung mengangkatnya.
“Hallo” sapa Sunghoon pertama kali. Ia sedikit membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.
“......”
“Saya sudah membunuhnya Tuan.”
“......”
“Saya tidak berkenan Tuan. Saya hanya pembunuh, bukan psikopat.” Sunghoon berkata yakin dan tegas.
“......”
“Tindakan seperti itu sungguh tidak bermoral.”
“......”
“Maaf. Saya tidak bisa melakukannya. Pelaksanaan sesuai dengan perjanjian.”
Tut
Sunghoon mematikan ponselnya sepihak dan langsung memukul stir mobilnya dengan sangat kuat. Orang tua bangka, tidak mempunyai moral dan haus kekuasaan. Setidaknya ia mempunyai salah satu target yang akan ia bunuh di kemudian hari. Deru nafas nya menandakan ia sangat kesal. Wajahnya sangat pucat tapi penuh noda darah dan luka gores di pipi bagian atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random
Randomsunsun | bxb Oneshoot / twoshoot / cerpen tentang Sunsun, kapal kesayangan semua orang. ⚠ - boyslove - yaoi © yuriohoon ; 2021 just for fun!! jangan salah lapak yeahh