Pertandingan

818 58 2
                                    

"Noo, Lo jadi perwakilan classmeet basket kelas kita ya?"

Awal itu, ketika ucapan Seongmin-ketua kelas 11-5 terlontar begitu saja, Sunoo tak dapat menolak. Entah ia yang terlalu malas bilang 'tidak' atau dianya memang mau-mau saja ditunjuk, padahal dalam hati ia mendumel kesal. Seperti saat ini, kelas nya benar-benar kacau balau dan tidak dapat diatur karena tak ada seorang pun yang ikut ekstrakurikuler basket di dalam tim perwakilan basketnya. Yang penting kirim 3 orang per kelas dan kelas tersebut tidak perlu membayar denda 100rb. Hanya itu motto mereka, jadi asal pilih siswa saja.

"Ck, Lo bisa 'kan injak tumpuan disini? Lo nggak harus menguasai lapangan sendirian! Masih ada rekan tim Lo!" Terlanjur emosi, laki-laki bersurai hitam undercut yang lepek serta jersey basketnya yang basah pada leher menarik kencang lengan rekannya. Sunoo? Hanya menyimak. Ia terlalu malas melerai mereka berdua yang bagaikan api dengan minyak.

"Gue cuma mau cetak poin, sialan. Lo sama Sunoo cuma diem berdiri ngga ikut halangi musuh." elaknya kesal, ia juga penuh dengan keringat. Sunoo yang terseret pun langsung angkat bicara.

"Ngga halangi musuh gimana?! Posisi kamu sudah sempurna buat shooting dari sudut. Percuma kita halangi musuh. Yang dia maksud itu kamu jangan egois. Kalau sekiranya kamu merasa terkepung, masih ada kami. Jangan merasa terpojok karena kata-kataku, anak-anak lain juga merasa begitu." Kata Sunoo bijak, teman sekelasnya itu langsung terdiam. Di belakang Sunoo ada yang cekikikan, merasa bangga karena kembang kelas ikut membela nya.

"Sudah woi, sudah. Sekarang yang lain sudah pada kumpul di lapangan. Ayo, bentar lagi kalian tanding." kata seorang cewek dari bingkai pintu kelas. Lantas ketiga cindil itu ikut keluar dari ruang kelas yang sudah sangat sepi. Semua sudah berkumpul di lapangan outdoor.

.

Demi Tuhan, kesalahan apa yang telah ia perbuat di masa lalu sehingga Sunoo harus bertanding melawan kelas Park Sunghoon. Ketua basket pentolan SMA Entara. Yang terkenal dengan strategi liciknya dan keahlian dalam men-shooting bola ke arah basket dengan sempurna. Sunoo langsung panik, ia rasa tak hanya Sunoo saja yang merasakan kecemasan itu, namun teman se-tim nya juga merasakan panik yang luar biasa. Bisa ia lihat dari kode tatapan mereka yang seolah mengatakan, 'Sudahlah gaes, nyerah aja.'

Sunoo? Enggak dong. Dia nggak mau kalah sama si Sunghoon-Sunghoon itu.

"Hai Sunoo." sapa Sunghoon dengan senyuman manis di hadapannya. SIAPA YANG MENGATUR IA JAGA PALING DEPAN HAH??!!

Sunoo menatap Sunghoon serius seperti seekor rubah yang hendak memangsa tikus, senyum Sunghoon itu berbahaya dan mematikan, tidak baik buat hati Sunoo yang gampang mleyot ini. Sedih Sunoo tuh,

Wasit melempar bola melambung ke atas dan Sunoo menerimanya. Sesaat kemudian, bunyi peluit nyaring berbunyi satu kali. Sunoo berteriak,

"Cari tumpuan! Cari tumpuan!" terdengar seperti emosi, tapi sebenarnya ia hanya kelelahan. Itu sebuah kode untuk rekan timnya.

Sunoo men-dribble bola nya hingga badannya sedikit ke bawah, ia kesal karena tangan panjang Sunghoon yang ke atas menghalangi arah pandang Sunoo yang bingung mau mengoper bola nya ke siapa, bola terlempar ke sisi kanan yang mana bocah undercut itu berdiri menghalangi lawan. Ketika jersey ungu nomor 7 itu men-dribble, sang lawan mulai merampas bola nya dan di oper ke arah Sunghoon. Licik, pikir Sunoo. Lawan bergerak pisah, Sunghoon mengoper ke temannya lagi ketika Sunoo mulai mengincar nya.

"Aaargghhh!!!" frustrasi Sunoo dalam hati.

Ckit

Brak

"HOREEEEEEE!!!" kelas Sunghoon mencetak 1 poin ketika Sunghoon menggunakan teknik lay up. Sunoo mengusap keringat nya yang ada pada dahi nya. Ini benar-benar sulit, seingat Sunoo ada 2 dari 3 perwakilan kelas Sunghoon adalah pemain inti basket.

Random Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang