Alcohol

946 82 0
                                    

⚠ tw // alcohol, harsh words, 18+












—————————

Sunoo pikir hidupnya sudah hancur dalam semalam. Dianggap pengkhianat oleh sahabat dan putus cinta dengan sang kekasih pada hari yang sama. Mendoktrin pikirannya untuk segera menabrakkan diri pada kereta cepat yang melintas di rel kereta api. Ia terlampau tidak sanggup menjelaskan apa yang terjadi dengannya kepada sahabat dan pacar yang kini telah menjadi mantan nya itu. Dia tidak cukup kuat menampakkan wajah menyedihkan nya pada mereka. Dan pikiran-pikiran bebal itu membawa nya kemari.

Di sebuah tempat sejuta dosa yang berkumpul dalam satu atap yaitu, Club.

Sunoo tidak pernah menyentuh alkohol sama sekali semasa hidupnya, sekarang ia berusia 22 tahun, sudah legal meski hanya mencicipi minuman pahit yang memabukkan itu. Paling mentok ya mabuk karena Sprite. Pikiran Sunoo kalut, ia tidak bisa berpikir jernih. Hanya ada ingatan-ingatan menyeramkan yang selalu menghantui nya selama ini. Kilasan bagaimana cara sahabatnya itu mengatakan dengan telak bahwa ia seorang pengkhianat dan mengingkari janji yang mereka buat. Dan tatapan kecewa sang pacar yang terus membekas dalam memori otak nya. Ia tidak sanggup. Sunoo sangat sedih.

“Tolong, tambah satu lagi, hik!” ia berucap pada seorang pelayan, lalu pelayan tersebut mengangguk sambil membawa nampan berisi gelas kosong.

Laki-laki bersurai pirang dan coklat di bagian akar duduk menyandarkan punggung di sandaran sofa yang sangat empuk tapi tercium bau pandan. Ia tidak tahu itu parfum apa tapi aroma nya membuat perutnya mual. Pandangannya buram, hanya bisa melihat jelas warna lampu disko yang berkelap kelip di tengah ruangan. Suara sound DJ yang tidak pernah gagal membuat alunan musik yang menggerakkan tubuh. Ia pusing sekali. Untuk dibuat berpikir ini sudah larut malam saja tidak bisa. Sunoo linglung.

Di seberang tempat Sunoo duduk, tepatnya di samping panggung DJ seseorang yang mempunyai tubuh kekar dan tinggi sekitar 180 cm, mengenakan kemeja hitam berdiri sambil memasukkan tangannya di kedua saku celana dan tersenyum geli melihat Sunoo yang hanya memakai setelan piyama tidur berwarna baby blue dan garis-garis putih. Sejak tadi laki-laki manis itu menyita perhatian seisi club karena pakaian nya yang sangat tidak sinkron dengan tempat menuju neraka jalur vvvvip ini. Termasuk Sunghoon, ia sungguh tertarik dengan Sunoo si pria manis yang datang sambil mengusap mata memerah seperti habis nangis.

Sunghoon berjalan santai melewati orang-orang mabuk yang menari tanpa nilai seni dan hanya bertujuan untuk bersenang-senang di tengah ruangan. Ketika sampai di depan sofa Sunoo, yang mana Sunghoon bisa lihat ada 1 botol alkohol kosong dengan presentase 40% di atas meja. Sunoo menyadari seseorang berdiri di depannya, ia kira itu pelayan tadi. Lantas tangan Sunoo mengadah.

Alis Sunghoon menukik sebelah. “Apa?” tangan yang berada di dalam saku celana itu ia keluarkan dan meraih tangan chubby Sunoo.

“Tck. Alkohol!!” Sunoo menggerakkan kesal tangannya yang di genggam Sunghoon. Sunghoon lagi-lagi tersenyum kecil dan mencium tangan halus dan lembut Sunoo.

“Berengsek!” Sunoo menarik tangannya tapi tidak bisa. Di tahan oleh Sunghoon yang masih berdiri di depan meja.

“Lepaskan!!” seru Sunoo hendak menangis. Ia tidak ingin di ganggu. Saat pelayan tadi kembali dengan sebotol alkohol, Sunghoon langsung menyuruhnya pergi. Pria tinggi itu duduk dan menyamankan diri di sebelah Sunoo.

Makin menjadi-jadi lah, si Sunoo.

“KENAPA KAU MENGGANGGU KU, SIALAN?!!!” Sunoo memukul dada bidang Sunghoon dengan kekuatan besar yang tidak terasa apapun bagi Sunghoon. “APA KAU TIDAK LIHAT AKU SEDANG SEDIH!! TIDAK—Hmph” Sunghoon meraih pinggang Sunoo dan mencium bibir merah tebal yang masih ada rasa sisa alkohol. Sunoo memberontak, ia merasa dilecehkan. Terlebih ini adalah first kiss nya. CATAT! First kiss nya!! Meskipun ia diputuskan oleh pacarnya, bukan berarti dia jalang yang akan main bersama orang lain setelah putus.

Tidak merasakan orang asing ini bergerak sedikitpun membuat Sunoo ketakutan. Ia mulai menangis dalam cumbuan panas mereka. Dan semakin kencang saat ia di dudukkan dalam pangkuan pria tersebut.

Kecipak basah terdengar jelas saat mereka melepaskan tautan bibir yang membentang seutas air liur. Sunghoon menatap Sunoo teduh. Wajah halus lembut dan seputih salju itu memerah alami dan basah karena air mata. Mata sipit seperti rubah itu bagaikan black hole yang mengisap apapun, salah keduanya adalah hati dan pikirannya.

“Katakan padaku, apa yang membuat mu sedih?” telunjuk Sunghoon menekuk, lalu mengusap pipi tembam Sunoo yang merah dan basah. Sunoo langsung menunduk tidak berani.

Karena sofa agak cekung ke dalam membuat Sunoo melorot dan menempel sempurna pada tubuh Sunghoon yang lebih besar darinya. Sunghoon tersenyum kecil melihat tangan Sunoo di dada nya berusaha menahan tubuh mereka agar tidak bersentuhan.

“Tidak mau bercerita ya? Tidak apa. Mungkin lain kali aku akan bertanya kepada mu dalam keadaan mendukung.” Sunoo mendongak, memberi tatapan julid kepada Sunghoon. Buat apa? Sok akrab sekali. Pikir Sunoo.

“Ku akui kamu manis.”

Blus!

Wajah Sunoo menjadi panas seketika.

“Wajah mu, dan juga bibir mu.”

Cup

Sunoo salah tingkah, ia tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini. Jika semasa pacaran dengan mantan, hubungan yang mereka jalani masih dibilang cukup aman dan polos. Skinship mereka tidak lebih dari berpelukan dan dicium di bagian pipi, dahi atau tidak hidung. Tidak pernah di mulutnya. Akan tetapi, bila dihadapkan dengan orang yang bahkan tidak ia ketahui nama dan asalnya itu mencuri start first kiss nya untuk sang suami kelak, membuat tubuhnya mendidih seketika. Ia sangat tidak rela ciuman pertama nya di ambil orang asing.

“Kenapa kau mencium ku?” ekspresi lugu dengan semburat warna merah tadi sudah hilang, digantikan oleh raut muka kesal dan jengkel.

Sunghoon menyandarkan punggung nya dan membuat dada Sunoo bertubrukan dengan dada Sunghoon.

“Aku kira kau butuh itu.”

Tangan Sunghoon bergerak perlahan masuk ke dalam piyama Sunoo. Mata sipit berwarna brown itu jadi terbelalak kaget. Sunghoon mengusap lembut punggung halus dan hangat Sunoo yang sangat ramping. Sunghoon berani bertaruh jika tubuh Sunoo lebih ramping daripada teman perempuan sekantor nya.

“H-hentikan!!” Sunoo menahan lengan Sunghoon yang berakhir sia-sia.

“Apa aku sangat lancang?” tangan Sunghoon berhenti di balik piyama. Sunoo nampak terengah-engah dan kedua matanya sedikit berkaca-kaca.

Sunoo menatapnya nyalang. “KAU PIKIR??” jika mereka sedang berada di dunia kartun, atas kepala Sunoo terdapat gunung berapi yang siap menumpahkan lava.

Dan di kepala Sunghoon pula terdapat sungut iblis warna ungu.

Sunghoon tersenyum lebar menampakkan kedua gigi taringnya.

Macam iblis sungguhan.

“DASAR MESUM!! MENJIJIKKAN!!” Sunoo meronta-ronta ingin dilepaskan.

“Ya. Ya. Terserah apa katamu.” kata nya malas. Sunoo merengut tidak suka.

“Temui aku besok di taman sungai Han jam 9 pagi. Kau berhutang cerita padaku. Jika kau berpikir untuk tidak datang, aku akan menikahi mu.” Sunghoon berucap serius dan mengecup cepat bibir ceri tebal itu. Lalu memindahkan Sunoo ke samping nya.

“Orang gila.” ucap Sunoo tak habis pikir.

Sunghoon berdiri lantas mengusak rambut Sunoo gemas. “Sampai jumpa besok bayi.” Sunghoon menjauh dari sana. Kedua tangannya ia masukkan lagi ke dalam celana dan menghampiri teman-temannya yang sudah sangat mabuk di tempat ia berdiri tadi.

“Sampai jumpa besok, sayang.” ucap Sunghoon dalam hati.



To Be Continued.

Huhuhu pendek banget ya T__T

Terima kasih sudah mau baca!!

~♡

Random Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang