45. Saling Mendengar

39 18 0
                                    

"Gue mau lo mundur. Jangan kejar gue lagi."

Nyatanya, Mahina mungkin hanya sebuah angan yang Yerikho ingin. Ia tidak bisa memilikinya. Seperti saat ini, seakan kejadian kemarin adalah hal yang tak pernah terjadi dalam hidupnya. Di kelas, Mahina dan Yerikho sempat bertemu pandang, tetapi tak lama mereka sama-sama langsung mengalihkan.

Yerikho sudah pikirkan matang-matang semalam. Mulai saat ini, ia tak lagi mendekati Mahina dan membuat gadis itu kembali suka padanya.

Buat apa, semua usahanya selama ini hanyalah sia-sia. Orang yang disuka malah menyukai sahabatnya sendiri, yang jelas-jelas sudah ada seseorang yang menempatkan hatinya.

"Kantin, nggak bro?" Tepukan mendarat di bahu dari Hoku membuat Yerikho tersentak. Ia menilik satu per satu temannya termasuk Maramma.

"Kalian duluan aja, gue nyusul." Begitu jawabanya.

"Bareng aja, memang kenapa?"

Pertanyaan Janus tak Yerikho hiraukan. Selepas melenggangnya mereka bertiga, seorang gadis berambut panjang tergerai bersama satu temannya melewati meja Yerikho.

Mahina berjalan begitu saja dengan pandangan lurus ke depan, desisan dari Vega yang tak lain adalah kode membuat Yerikho mendengkus samar. Ayo lah, mulai sekarang ia tidak peduli lagi dengan sosoknya.

Yerikho: Bisa kita ketemu? Di tepi lapangan kayak waktu itu. Gue tunggu....

Di sisi lain, Shaula baru saja keluar dari bangkunya bersamaan dengan Larissa. Terdengar notifikasi pesan masuk dari ponsel, membuatnya menghentikan langkah sembari membaca sederet pesan yang tertera.

Shaula mengibaskan rambut panjangnya yang tidak di kuncir. "Larissa, lo temuin Janus duluan aja, gue ... ada urusan. Sebentar."

Larissa mengernyit mendengarnya, "Urusan?" Tawanya mengudara. "Urusan apa?"

"Ada deh, udah ya, gue duluan." Shaula berlari keluar kelas meninggalkan Larissa yang masih menatapnya bingung.

"Shaula mau ke mana?"

Tiba-tiba saja Elio berdiri di depannya dan bertanya. Larissa mengedikkan bahu, menjawab seperti apa yang Shaula bilang barusan. Elio hanya manggut-manggut, walaupun sebenarnya sama seperti Larissa, ingin tahu.

Shaula melangkahkan kakinya dengan cepat. Melewati kelas Maramma dan mendelik sekilas. Kelasnya sudah sepi, mungkin Maramma dan kawan-kawannya sudah ke kantin duluan.

Mengikuti apa yang diucapkan dalam pesan dari Yerikho, dari kejauhan sebelum menuju lapangan netranya menangkap sosok laki-laki itu yang sudah duduk di bangku panjang, membelakanginya.

"Yerikho!" Jahil, ia menepuk pundaknya membuat si pemilik nama Yerikho hampir terperanjat karena kaget.

Shaula melewatinya, duduk di sebelah, "Kaget? Pasti lagi melamun. Mikirin apa?"

"Buat lo, biar nggak haus waktu dengar cerita gue." Yerikho memberikan minuman berwarna hijau untuk gadis di sampingnya. Tentu Shaula tidak menolak, ia menerimanya dengan senang hati.

"Wah, gue baru tau ada minuman baru di kantin. Jus alpukat kesukaan gue," ia menyesapnya. Sampai sisa setengah.

Yerikho terkekeh pelan, matanya kian menyipit. Juga beberapa helai rambut Shaula yang beterbangan karena adanya angin datang yang menerpa wajah.

"Oke, lo boleh cerita. Gue siap dengar."

Dengan satu tarikan napasnya Yerikho melontarkan kalimat yang membuat Shaula terdiam. "Gue mundur. Nggak akan kejar Mahina lagi."

"Kenapa? Bukannya lo suka sama Mahina?"

"Iya, gue memang suka. Lebih dari suka. Tapi kayaknya semesta pun nggak menginginkan gue sama Mahina seperti lo dan Maramma. Mahina tetap bersikeras, ingin Maramma yang jelas-jelas itu adalah punya lo."

LEGIO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang