Menyebalkan

30 5 0
                                    

Suara dering alarm yang nyaring dipagi hari telah membangunkan seorang gadis yang masih nyaman dengan tidur panjangnya.

Silau tirai yang perlahan dibuka lebar pun ikut menyapu mata indah gadis itu setelah dia merasa terganggu.

Sudah tak asing lagi bahwa dirinya pantas disebut ratu tidur, karena kegiatannya dirumah hanya tidur saja.

Semua orang dirumah pun tau akan hal itu. Namun sayangnya, seorang ratu tidur tetaplah ratu tidur.

Suara alarm yang berbunyi berulang kali dan silau cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya tak sampai membangunkan dirinya agar benar-benar meninggalkan tempat tidurnya.

Siapa lagi kalau bukan Aradea Anastasya. Gadis cantik yang satu ini memang sering sekali dipanggil keluarganya dengan sebutan ratu tidur.

Ia hanya akan bangun jika dirinya merasa benar-benar ingin bangun dan beranjak dari tempat tidurnya, dan hanya saat akan berangkat ke sekolah saja.

Keluarganya memanggilnya saat dirumah dengan sebutan ratu tidur atau Tasya.

Pagi itu hari Senin dan sesuai jadwal akan diadakan upacara bendera. Mau tidak mau seorang Aradea harus bangun pagi dan bersiap berangkat ke sekolah.

Setelah alarmnya berbunyi beberapa kali barulah dirinya bangkit dari tempat tidurnya dan berusaha membuka matanya lebar-lebar.

Dengan sedikit kemalasan untuk beranjak namun tetap dia lakukan karena dirinya harus sekolah.

Ia pun lekas membereskan tempat tidurnya dan mencari handuk untuk mandi. Setelah selesai mandi ia pun pergi ke ruang makan untuk makan bersama keluarganya.

"Selamat pagi semuanya" sahut Tasya yang baru saja turun dari tangga lantai atas dimana kamar tidurnya ada dilantai dua.

"Akhirnya ratu tidur telah bangun dari pertapaannyaa" ucap ayah yang sedang duduk diruang makan sambil meminum teh panas.

"Udah dongg yahh, kan hari Senin ada upacara ya harus bangun pagi biar nggak telat ke sekolah."

"Iya deh anak ayah yang paling cantik" sahut ayah sambil mencubit pipi aradea.

"Yaudah sini duduk kita sarapan dulu nanti baru berangkat ke sekolah"

"Siapp ayah. Lohh kakak mana? Kok nggak keliatan? Udah berangkat ke kampus ya? Padahal kan dekett yaampun rajin amatt." 

"Biasalah kakakmu ituu, justru harusnya kamu menirunya, bisa bangun pagi dan tidak lagi menjadi ratu tidur." ucap bunda yang mendengar perkataan Aradea.

"Nahh dengarkan itu omongan bundamu, masa dari dulu tetep jadi ratu tidur gamau berubah." sahut ayah sambil merapikan kemejanya.

"Kalo bukan Tasya, bukan ratu tidur namanya!" sahutnya penuh semangat. 

" Yasudah terserah kamu aja cantiknya ayah. Ayo ayah antar sampai depan."

"Okey siap ayahh. Bundaa, Tasya berangkat ke sekolah dulu yaa." sahut Tasya sambil menyalami tangan bunda.

"Hati-hati dijalan kamu, jangan ngebutt. Awas ya kalo ngebuttt." ucap bundaa sambil mengusap rambut Tasya.

"Iyaa bundaa nggak ngebutt kok. Yaudah Tasya berangkat dulu."

Jarak antara rumah Tasya dengan sekolahnya tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat. Namun saat ditengah jalan tak sengaja ada motor yang menyerempet Tasya.

"Aduhhh." ucap Tasya yang jatuh dijalan.

"Sorry, ngga sengaja." sahut laki-laki yang tadi menyerempet Tasya.

"Kalo bawa motor hati-hati jangan ngebutt seenaknya. Dikira jalanan punya keluarga Lo?." ucap Tasya kesal dengan lelaki itu.

"Sini gue bantu berdiri." ucap lelaki tersebut.

"Nggak perlu, gue bisa sendiri." sahut Tasya.

"Yaudah kalo gitu. Gue duluan." ucap lelaki tersebut sambil kembali menghampiri motornya dan bergegas meninggalkan Tasya seorang diri.

Sebenarnya seragam sekolah mereka sama namun laki-laki itu mengenakan hoodie sehingga tidak terlihat seragamnya.

"Dasar cowok gatau diri. Seenaknya aja nabrak, mana main ninggal gitu aja lagii." gerutu Tasya dengan laki-laki tersebut.

Tak lama setelah dirinya mampu berdiri dan kembali menaiki motornya ia pun lekas pergi menuju sekolahnya.

Dengan perasaan sedikit kesal tak lupa sepanjang jalan ia melontarkan kata-kata kepada laki-laki tadi hingga sampailah di sekolahnya. 
















Aksarara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang