Dia lagii?

18 3 0
                                    

Tak berselang lama sampailah Tasya kedepan gerbang sekolahnya. Ia sebenarnya hampir akan terlambat namun beruntungnya satpam penjaga gerbang depan sekolahnya baru berjalan menuju gerbang, dan belum menutup pintu gerbang sekolah. Ditengah rasa leganya yang sebelumnya mengira dirinya akan terlambat menuju sekolah, betapa kagetnya dia saat memasuki pintu gerbang sekolahnya dimana disampingnya ada laki-laki yang juga memasuki pintu gerbang dan ternyata itu adalah laki-laki yang menabraknya tadi. Rasa kesalnya memuncak kembali karena teringat tentang kejadian tadi. Tak lama pak satpam penjaga gerbang akhirnya menegurnya karena hanya diam ditengah pintu gerbang dan tak kunjung memasuki parkiran. Akhirnya mau tak mau dia harus beranjak dan menuju parkiran sekolahnya. Sesampainya di parkiran sekolahnya, Tasya bertemu dengan dua sahabatnya. Tasya sudah berteman dengan mereka sejak SD. Sehingga mereka sangat mengenal satu sama lain.

"Syaa, tumben datengnya agak telat, padahal biasanya kan Lo yang paling pertama sampai parkiran sebelum kita berdua." sahut salah satu sahabat Tasya yang bernama Yana sambil merapikan rambutnya yang berantakan didepan kaca spion motornya.

"Iyaa nih tumbenan Lo datengnya siang. Biasanya juga setiap Senin Lo pagi terus. Bukan Tasya nihh bukan Tasya banget ini haha." celetuk sahabat Tasya yang bernama Sinta sembari memainkan ponselnya.

"Iyaa nih gua agak telat tadi ada kejadian yang nggak terduga ditengah jalan." ucap Tasya sambil menata rambut depannya.

"Lah kejadian apa Sya? Sini buruan cerita ke kita gamau tau pokonya Lo harus cerita." Sinta yang tengah memainkan ponselnya tertarik dengan apa yang membuat Tasya sedikit kesal dan akhirnya bertanya padanya.

"Iyaa Sya Lo kenapa buruan sini cerita." terka Yana sambil terus melihat Tasya dengan intens.

"Ntarlah gue ceritain, sekarang cepetan kita ke kelas naruh tas trus ke lapangan woyy upacara nihh."

"Santaii lah belum juga bunyi bel masuk, ya kan Yan?" Sahut Sinta yang sangat acuh karena memang dirinya tidak mau dibuat ribet dan tergesa-gesa.

"Yaudah yuk kita ke kelas aja, disini juga mau ngapain sih." ucap Yana menanggapi obrolan mereka.

Mereka pun memutuskan untuk pergi dari parkiran dan menuju kelas mereka. Tiga sahabat ini beruntungnya disatukan dikelas yang sama sejak pertama masuk SMA. Sepanjang koridor sekolah yang mereka lewati tak lupa mereka menyapa beberapa teman satu sekolahnya yang akrab dengan mereka, atau yang menyapa mereka duluan. Disekolahnya mereka bertiga terkenal dan bahkan satu sekolah hampir mengetahui siapa mereka bertiga. Alasannya karena mereka sering menyabet juara dalam olimpiade ataupun lomba-lomba yang diadakan sekolahnya. Mereka juga ramah kepada orang lain yang bahkan bukan satu kelas dengan mereka. Ditengah koridor yang hampir berhadapan dengan ruang guru tak lupa mereka menyapa guru yang berada di sana. Hampir kebanyakan guru bahkan menyukai mereka bertiga. Sudah cantik, pintar lagi. Itulah julukan yang hampir terdengar oleh semua guru kepada mereka bertiga. Hingga sampailah mereka di depan kelasnya.

"Tumben nih kalian bertiga agak siang datengnya? Biasanya juga setiap senin pasti pagi,kan?" sahut teman satu kelas mereka yang bernama Yoga.

"Iyaa nih,bosen dateng pagi terus. Sekali-kali dateng siangan gitu. Yang penting kan belum telat." ucap Sinta menanggapi pertanyaan temannya tersebut.

"Yaudah minggir Lo kita mau masuk. Udah kayak penjaga kelas aja Lo setiap pagi nangkring di depan kelas tanyain anak-anak kelas satu per satu haha. Sekalian aja jagain rumah gue,takut kemalingan." sahut Yana sambil sedikit tertawa karena kesal dengan Yoga yang setiap pagi selalu berdiri di depan kelas mereka, seperti sedang menunggu teman-temannya yang lain ataupun menjadi penjaga kelas. Bukan apa-apa, namun Yana merasa bosan seakan jenuh karena setiap pagi pasti selalu melihat Yoga di depan kelas.

Aksarara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang