18. Father And Son's Quality Time

3.7K 405 88
                                    

Pasar Yunmeng dilanda kehebohan. Setelah kemarin heboh tentang lamaran Ketua Sekte Nie pada Jiang Cheng, kini heboh karena sesosok malaikat bocil dan ayahnya yang luar biasa tampan sudah berbelanja subuh-subuh.

"Rich-Gege, A-Yuan boleh pinjam uang?" tanya A-Yuan setelah membangunkan ayah angkatnya jam 4 subuh tadi. Ibu angkatnya tertidur di sebelahnya dengan berantakan. Tangan dan kakinya mengangkang dan bajunya terbuka memperlihatkan kiss mark di berbagai tempat, sedang iler menetes dari mulutnya yang terbuka ke rambutnya.

"A-Yuan mau beli apa? Ini masih subuh..," tanya Lan Zhan terheran-heran.

A-Yuan berdiri malu-malu di samping tempat tidur sembari memainkan kedua telunjuknya.

"Hadiah untuk adik bayi dan Xian-Gege..."

Hati Lan Zhan menghangat. Tanpa berkata lebih lanjut, dia mengganti bajunya dan A-Yuan lalu pergi ke pasar.

Sudah jam enam dan A-Yuan juga Lan Zhan masih berkeliling pasar demi mendapat hadiah bagi dua permata hati mereka.

Lan Zhan menunjuk penjual kubis. Wei Ying sering bilang dia suka kubis.

A-Yuan menggeleng. Keduanya kembali berjalan.

A-Yuan menunjuk lobak besar, mengingat kemarin ibunya berkata sangat suka lobak.

Telinga Lan Zhan memerah dan menggeleng.

Bukan lobak yang itu.

Keduanya terus berkeliling. Dari penjual makanan sampai mainan mereka jelajahi, tapi, tidak menemukan satu pun yang dirasa cocok untuk hadiah.

Matahari semakin meninggi dan kini ayah dan anak itu sedang nongkrong di pinggiran sungai. Memakan permen berbentuk kelinci dengan riuh pasar di belakang mereka.

Tampang keduanya begitu menyedihkan dengan mulut melengkung ke bawah dan awan hujan mengitar di atas kepala mereka berdua.

Lan Zhan baru menyadari mencari hadiah begitu susah. Dia biasanya tinggal membeli apa yang Wei Ying minta. Tidak perlu berpikir Wei Ying akan suka atau tidak karena Wei Ying yang memintanya pasti itu yang memang Wei Ying sukai.

Lan Zhan jadi ingat saat zaman dulu PDKT. Saat Wei Ying masih tsundere tapi matrenya sudah luar biasa.

Kalau mau ketemuan, pasti pemuda itu minta dibelikan ini itu. Mulai dari makanan, mainan sampai make up yang tidak tahu buat apa. Lan Zhan sendiri belum pernah melihat Wei Ying pakai make up. Hm. Bila dipikirkan, menarik juga.

Intinya, Lan Zhan tidak perlu menebak-nebak apa maunya Wei Ying. Istrinya itu akan dengan blak-blakan minta ini itu tanpa malu-malu.

Namun kini, sesuai perkataan anaknya, mereka ingin memberi hadiah yang berharga dan dapat dikenang.

Lagi pula ini kehamilan pertama Wei Ying sekaligus adik pertama A-Yuan.

"Buah loquot?" tanya A-Yuan untuk yang ketujuh kalinya.

Lan Zhan menggeleng. Sebenarnya dia juga sudah berpikir untuk menghadiahkan buah loquot selama 18 kali. Tapi, ya, masa ngado buah?

Keduanya kembali menghela napas lelah.

"A-Yuan tidak mengelti, kenapa membeli hadiah cangat membingungkan," ucap A-Yuan. "apa nanti caat A-Yuan punya istli A-Yuan juga akan bingung cepelti ini."

Lan Zhan mengangguk setuju, tapi, sedetik kemudian dia menyadari perkataan anaknya dan berkata, "jangan buru-buru cepat besar. Jangan buru-buru punya istri."

A-Yuan cemberut. "Iya, iya."

Keduanya kembali hening. Permen sudah habis dan cuaca mulai panas. Pedagang sayuran perlahan mulai bubar dan berganti dengan penjual makanan, baju, perhiasan dan lainnya.

Papi Siaga: Bumilku Sayang Bumilku JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang