20. Kreasi Dewa Yang Dibuat Sembari Tersenyum

3.1K 383 79
                                    

A-Yuan sudah menatap kagum perut bibinya -Jiang Yanli- selama 30 menit penuh. Membuat ibunya tertawa gemas melihatnya.

"A-Yuan boleh mengusapnya kalau mau," tawar Jiang Yanli. Kini kandungannya sudah berumur 8 bulan dan dia sebentar lagi akan melahirkan. Namun dasar tiap orang Yunmeng itu keras kepala, ibu hamil itu tetap bersi keras ingin pulang ke kampung halaman dan akhirnya sang suami harus meninggalkan pekerjaannya di Lanling.

A-Yuan menatap bibinya dengan gemintang di matanya. "Boleh?"

Jiang Yanli mengangguk.

A-Yuan dengan lembut mengusap perut bundar itu. Dia kemudian berbalik menatap ibunya dan mengusap juga perut ibunya.

"Adik bayi halus banyak makan bial cepat besal sepelti adik bayi yang ini!"

Ibu dan bapak hamil itu tertawa.

A-Yuan memeluk perut Jiang Yanli lagi dan mendekatkan telinganya ke perut.

"Halo! Namaku A-Yuan!"

"Kenapa melasa kesal? Oooh... Begitu. Sabal. Kata bibi sebental lagi adik bayi akan kelual, saat itu A-Yuan boleh belmain dengan adik bayi!"

Wei Ying berbisik ke telinga shijienya, "jie, apa anak kecil bisa berkomunikasi dengan janin? A-Yuan juga semalaman mengajak ngobrol perutku."

Jiang Yanli tersenyum begitu manis, "mungkin saja."

"Mn! Nanti A-Yuan akan gendong adik bayi! Untuk sekalang, makan buah dulu, yaa..."

A-Yuan mengambil dua buah loquot dari keranjang dan memberikannya pada Jiang Yanli. Yang diterima dengan senang hati tentu saja.

Dia juga menatap sang ibu dan memberinya, mengatakan untuk lebih banyak makan buah karena Qing-Jienya bilang buah itu bagus buat anak-anak.

Wei Ying menurut dan memakan buahnya dengan senang. Dia kemudian berkata, "ayah dan paman-pamanmu tidak dikasih?"

A-Yuan mengedarkan pandangannya pada tatapan anjing terlantar dari paman-pamannya. Dia menjawab, "tidak. Hanya untuk adik bayi."

Sementara Wei Ying dan kakaknya tertawa, para paman tidak bisa lagi menyembunyikan kekecewaan mereka. Bukan karena mereka benar-benar ingin makan buah loquot. Mereka ini orang kaya. Mereka bisa beli sekebun-kebunnya sekaligus dengan penjualnya. Tapi, kalau buah loquot langsung dari tangan malaikat mini berpipi bundar macam A-Yuan, TENTU LANGKA!!!

Beruntung Lan Zhan yang ayahnya, dia bisa memonopoli anaknya kapanpun. Jin Zixuan meliriknya kesal, "nanti aku juga punya!"

Lan Zhan, "tapi, tidak akan semenggemaskan A-Yuanku."

Jleb!

"Tentu anakku akan semenggemaskan A-Yuan. Bahkan lebih."

Lan Zhan meneguk tehnya dan mendengus. "Tidak. Kalaupun ada yang melebihi kegemasan A-Yuan, itu adalah Dede Emesh."

Jiang Cheng mendengus kesal. Begini ya rasanya jadi jomblo ditengah pasangan bahagia. Mudah terlupakan!

Dia melirik Nie Huaisang yang tengah clingak-clinguk dan kemudian pergi keluar. Jiang Cheng memperhatikan, tingkah sahabatnya itu agak aneh. Dia kerap kali berkumpul dengan orang-orang Wen dan menebar senyum. Apa ada yang sedang diincarnya? Semoga saja bukan Paman Keempat. Atau bahkan Wen Qing. Bisa mati dia.

Ketika atensinya tengah meluber kemana-mana, Jiang Cheng kaget saat tiba-tiba saja tangannya penuh dengan loquot. 

"Adik bayi yang ini juga halus makan buah ya! Bial cepat besal dan bial bisa main dengan A-Yuan!"

Papi Siaga: Bumilku Sayang Bumilku JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang