Nah, sebelum teman-teman membaca kisah ini sampai selesai ada baiknya kita berkenalan dulu dengan tokoh-tokoh yang menjadi pemeran dalam kisah kali ini. Seperti pada kata pepatah tak kenal maka tak sayang jadi siapa tahu akan ada karakter yang memikat hati teman-teman saat membaca kisah ini. Entah dari penampilan, deskirpsi ataupun sifat-sifat mereka, hehehe.
Flora "Flo/Flora" Widjono, S.Hut
Birthplace: Wanua-Wenang
Date of Birth: 22 September 1998
Siblings: Ben ❤, Patta, Sitta
Religion/Belief: Protestant
Friends:
❤ELIIIIINNN
👍🏻Bro Daniel
Kak Bayu yuhu 。•̀ᴗ-✧
Lena-chaaaan :*
Likes:
Kayak namanya Flora sangat suka bunga
Pecinta vanila
Dislikes
Hama
Lumpur
Sepeda
Flora: "Gunting itu bisa jadi alat kerja bisa jadi alat untuk membuat orang tutup mulut. Gak kok eheheh bercanda! Maksudnya kan lak ban bisa dipotong pakai gunting untuk bisa lem mulut orang. 👍🏻☺️"
Flora: "Oh, bahasa Wanua? Aku, mama, adik-adik dan Ben fasih sekali kok bicara pakai bahasa Wanua. Oh, mau coba belajar bahasa Wanua? Tenang saja aku gak akan ajar yang aneh-aneh, hehehehe, percaya saja kok sama aku."
Funfacts:
Dia dulu dipanggil Flo oleh almarhum papanya, tapi setelah Ben tiba-tiba menghilang dan papanya meninggal, Dia pindah ke Banyu Timur dan dipanggil dengan panggilan Flora untuk memulai lembaran baru.
Setelah kejadian malam itu, dia sekarang lebih suka dipanggil Flo lagi. Dia membuat keputusan untuk menghapus memorinya selama sepuluh tahun di Kota Banyu Timur.
Dia sangat peduli dengan keluarga dan teman-temannya sampai kadang-kadang dia lupa dengan dirinya sendiri.
Tidak pandai memahami perasaan dirinya sendiri.
Dia dulu menyukai Daniel, tapi dia membencinya setelah insiden tersbut.
Dia masih berbicara dengan logat Wanua-Wenang yang kuat meskipun sudah lama tinggal di Jawa.
Dia sangat suka bunga terutama bunga matahari dan berkebun.
Lulusan S1 kehutanan jadi sejak dulu dia sangat suka pergi ke Hutan ataupun gunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mend In Ailing (Sedang Direvisi)
General FictionPersahabatan, cinta, dan keluarga teruji dalam satu malam. Ketika kau ingin keadilan, tapi kau tahu kekuatan lawanmu yang mampu membeli kebebasan. "Kalau begitu aku minta maaf sudah menjadi hama di antara kalian ... Aku sadar aku di sini korban, ta...