▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana hening di kamar Rara. Sang pemilik kamar kini terbaring di ranjang dengan wajah teramat gusar. Sudah hampir sejam lebih ia mengutak-atik ponselnya dan merasa bosan. Ia kemudian membuka aplikasi chat dan membaca grup chat yang ramai dari teman-teman sekolahnya.
Barisan Para Pejuang Cinta
Febi-lola:
WOII RARA KEMANA SI KO TADI DIA NGEREAD DOANG!Neta-kecil:
tauu nii sombong banget yang abis ngedate😚Febi-lola:
tau ya, padahal kita penasaran banget sama cerita dia. CERITA DONG RA!!Fani-kalem:
gw nyimak aja ya, lagi ngantuk hehe.Neta-kecil:
FANII GA ASIK.Febi-lola:
2E. Maharani:
besok aja ya guys di sekolah,
gue ngantuk banget..Febi-lola
DEAL! awas kalo kabur.
(21.30 WIB)Rara membanting ponselnya di ranjang. Ia memutuskan untuk mengambil cemilan ringan untuk menghilangkan kebosanannya. Selepas ini ia putuskan untuk menonton film terbaru yang baru keluar di netflix. Fyi, Rara bukan tipe cewe pecinta drakor. Ia lebih senang film bergenre lain seperti barat ataupun Indonesia. Banyak yang tidak percaya mengenai itu dan membicarakan Rara karena keanehannya yang tak menyukai drakor, tapi ia juga tak memedulikannya lagipula temannya si kecil Neta juga sama seperti dirinya. Antidrakor. Bukan ia tak menyukainya, pernah sekali Rara mencoba menontonnya. Namun hasilnya sama, Rara malah tertidur pulas dan tak mengerti alur ceritanya.
Rara turun ke dapur mengambil beberapa cemilan ringan di kulkas dan mengisi botol air minumnya kembali. Setelahnya, ia kembali lagi ke kamar dan memutuskan untuk duduk di meja belajar untuk menonton film di laptopnya. Ia memilih film berdurasi panjang agar bisa membuatnya cepat mengantuk dan tertidur. Kini kefokusannya telah tertuju pada layar laptopnya.
Drrrtttt... Drrttttt...
Di tengah kefokusannya, terdengar suara getar ponsel yang membuyarkan kefokusan Rara. Ada yang menelpon? Sudah malam seperti ini siapa yang menelponnya? Rara kemudian bangkit dan mengambil ponselnya di ranjang. Ia membaca layar ponselnya dan tertulis nama seorang temannya. Dewi.
"Haii Wi, kenapa?"
"Gue mau nanya, lo uda jadi telpon Rio?"
"Astaga, sorry gue lupa. Oke abis ini gue langsung telpon buat nanyain soal reuni yang kita omongin tadi pagi."
"Lo umur berapa si Ra? Pikun banget anjir!"
"Sorry Wi, tadi abis maraton."
"Ya udah, gue cuma mau ingetin itu doang. Kalo lo udah telpon kabarin gue. Biar bisa secepatnya gue susun tuh rencana yang masih di angan-angan."
Tutt..
Sambungan telpon terputus sepihak, "nih orang gak ada akhlak banget belum juga gue iya in."
Rara segera mengutak-atik ponselnya dan mencari nomor telpon teman lamanya yang bernama Rio. Ia sedikit ragu untuk menghubungi teman laki-lakinya itu. Karena memang sudah hampir satu tahun lebih tidak berkomunikasi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCRIRA - Apologize to Maharani (ON GOING)
Teen FictionEriska Maharani Rara tak bisa membayangkan mengapa ia bisa terjebak dalam situasi yang sama sekali tak ia inginkan sebelumnya. Untuk pertama kalinya ia jatuh, sejatuh-jatuhnya kepada teman tumbuh kembangnya sejak kecil. Situasinya bertambah rumit d...