-1821-
🔞🔞🔞.
.
.
Setelah sang tuan menyelesaikan makan malam, Jaemin pun melanjutkan untuk mencuci piring dan membersihkan dapur agar esoknya ia tidak kelelahan membersihkan seluruh mansion.
Ketika semua sudah selesai, ia pun mengingat satu perintah sang tuan, ia memandang ragu paper bag hitam yang ada di atas meja pantry. Jaemin sungguh merasa lelah sekarang, ia ingin menolaknya tapi juga takut untuk mengatakannya.
"Apakah tuan Jeno akan menolak permintaan ku. . .?"
"Tidak-tidak!! Pasti dia akan memukul ku detik itu juga, tapi aku lelah sekali. . ."
Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk menolak perintah sang tuan. Jaemin meraih paper bag itu dengan kasar dan melangkah pergi menuju kamar Jeno. Sesampainya di depan pintu dengan gugup ia mengetuknya.
Tok! Tok! Tok!
"T-tuan. . .?"
Beberapa saat ia terdiam berharap sahutan seseorang yang ada di dalam memintanya untuk membuka pintu, tapi hingga kini ia tak mendengarnya membuat Jaemin ingin mengetuk sekali lagi, dan saat ia ingin mengetuk sebuah pergerakan dari kenop pintu membuatnya urung.
Klek!
Pintu terbuka setengah menampilkan sang tuan yang memakai piyama satin berwarna hitam dan sedikit memamerkan dada bidangnya yang terbentuk.
"Kau belum memakainya?"
Mendengar suara bariton Jeno saja sudah cukup membuat bulu kuduk Jaemin berdiri. Dengan gugup ia mencoba untuk bicara.
"B-belum. . . sebelumnya aku meminta maaf tuan, seharian aku membersihkan mansion ini sendirian dan aku juga belum beristirahat karena banyak yang harus di kerjakan. Aku hanya minta untuk istirahat malam ini. A-aku benar-benar lelah tuan . . . Ku mohon berikan aku waktu untuk istirahat hari ini saja" jelas Jaemin sembari menunduk, ia hanya bisa meremat tali paper bag sebagai pelampiasan rasa takutnya, karena Jaemin merasakan aura Jeno yang sangat mengerikan saat ini.
"Apa kau mulai berani menolak?" Jeno mengangkat salah satu alisnya, seolah meremehkan manusia kecil yang sedang berdiri di depannya "lain kali jangan ulangi lagi, aku membenci seseorang yang tidak penurut. Masuk!" Dengan sedikit ketus Jeno menyuruh Jaemin untuk masuk.
Jaemin pun melangkah maju memasuki kamar sang tuan. Ketika sudah berada di dalam samar-samar ia mendengar suara kunci yang mengunci pintu.
Jeno berjalan mendekati Jaemin, dan berhenti tepat di depannya.
"Kau lelahkan? Tidur saja di sini, aku curiga jika kau sedang berbohong"
"Baiklah. . . Tapi aku benar-benar lelah tuan" ucap Jaemin lesu.
"Ya sudah ganti bajumu dengan piyama ini, sekarang!" Titah Jeno yang tak dapat Jaemin tolak.
Ia berjalan menuju kamar mandi menenteng paper bag kecil di tangannya, sedangkan Jeno kembali ke meja kerjanya melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
Tak menunggu lama, akhirnya Jaemin keluar mengenakan piyama satin berwarna putih.
Jaemin berjalan kecil menuju ranjang, dengan perlahan ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang, netranya mulai menatap Jeno yang sibuk dengan pekerjaannya, terlihat tampan namun Jaemin sangat membencinya.
"Kemarilah!" Ujar Jeno.
Tanpa membalas ucapan Jeno, Jaemin segera berjalan mendekati sang tuan.
"Duduk di bawah ku dan kulum ini" Jeno membuka kakinya lebar-lebar seolah mempersilahkan Jaemin untuk memainkan si kecil yang ada selangkangannya.
Jaemin duduk dengan melipat kakinya, ia mulai menyibak piyama yang menutupi area selangkangan sang tuan, setelah itu ia melihat boxer hitam yang membalut gundukan yang menonjol di depan wajahnya, dengan tangan yang bergetar ia menurunkan boxer itu sesekali matanya melirik ke atas melihat Jeno yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Jeno sedikit geram dengan Jaemin, karena ia sudah berharap betapa lembutnya bibir peach Jaemin yang sedang mengulum penisnya,tapi sedari tadi yang ia rasakan hanyalah hembusan nafas si manis yang menerpa penis setengah tegangnya itu.
"Kau berniat menggodaku atau apa? Cepat lakukan dan segeralah beristirahat, semakin lama kau menunda maka semakin sedikit waktu istirahat mu" Jaemin mendongak menatap Jeno yang masih fokus dengan kertas-kertas yang ada di depannya.
Dengan tangan yang bergetar ia memegang benda yang ukurannya hampir setara dengan pergelangan tangannya itu, Jaemin mulai menunduk dan memasukkan penis Jeno ke dalam mulutnya.
Walupun ia sudah beberapa kali melakukan ini bersama sang tuan, tetap saja Jaemin selalu merasa ini adalah hal yang pertama untuknya, mulut Jaemin pun masih sangatlah kaku dan tidak lihai memainkan penis Jeno di dalam mulutnya, tapi Jeno tetap menikmati permainan amatir sang budak yang selalu membantu untuk mengurus nafsunya.
Jeno memejamkan matanya sesaat ketika merasakan gigi-gigi Jaemin yang bergesekan di kulit penisnya.
Ia memilih untuk abai dengan rasa ngilu itu,lalu kembali fokus untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sedari awal ia menyadari jika Jaemin memang sangat lelah, sudah terlihat dari wajahnya yang kusam dan kantung mata yang sedikit menggelap.ia sedikit kasihan pada Jaemin tapi rasa untuk menuntaskan hasrat lebih besar dari pada mengasihani seorang budak.
Penyusunan katanya lama-lama membingungkan gk si. Aing gk paham ತ_ತ
KAMU SEDANG MEMBACA
1821-[NOMIN]
Short StorySesuai judul ya sekarang tanggal 18 thn 2021 jadi singkat aja 1821, jangan postink dulu sebelum baca( ╹▽╹ ) "Aku hanya seorang budak"-NJM BxB! NOMIN(delapan belas coret) (人 •͈ᴗ•͈) jangan salah lapak chingudeul~~