Jevan Pov' :
" Jevan "
Ayah? Itu suara ayah kan?
" Jevan "
Bunda?
"Ayah ! Bunda ! Kalian dimana? "
Semuanya gelap. Gak ada siapapun disini. Abang, ayah sama bunda, mereka gak ada. Semuanya hilang... Ruangan ini, kenapa semuanya beda? Gue dimana sih?
" Jevan "
Suara itu lagi. Gue denger, dan suara itu sama persis kayak suara ayah. Gue gak tau gue harus gimana. Mereka kayak manggil gue, tapi gue gak tau mereka ada dimana.
"Jevan... Sayang. Sini nak. "
Bunda. Itu bunda, di ujung lorong sana ada bunda. Gue lari kesana. Tapi kenapa rasanya lorong yang gue lalui tambah panjang begini? Gue bingung. Dan tambah khawatir pas lihat bunda semakin jauh sedangkan se cepet apapun gue lari kayak gak ada hasilnya sama sekali.
Bunda hilang. Dan gue gak tau dia dimana. Lorong ini makin gelap, semuanya jadi tambah sempit. Gue gak bisa nafas,
" Jevan, nanti kalo udah besar mau jadi apa? "
" Jevan mau jadi super hero. Biar bisa jagain abang, ayah sama bunda. "
Memori itu? Kenapa muncul terus, kepala gue sakit. Ayah, bunda, abang... Jevan sakit.
"Lo ! Anak gak tau diri. Lo yang bunuh bunda sama ayah. " Kata Dewa yang muncul didepan tubuh Jevan dengan raut muka yang terlihat begitu kecewa.
Abang? Bang Dewa kok ngomong gitu?
"Gara-gara lo, ayah sama bunda meninggal" Tambah nakula berbicara.
Abang...
"Lo pembunuh. Jevan lo bunuh ayah sama bunda. "
Gak. Jevan gak bunuh ayah sama bunda... Gue enggak. Abang !! Gue bukan pembunuh,
"Lo pembunuh. "
"Pembunuh... "
"Pembunuh... "
Enggak !! Jevan bukan... Ayah... Bundaa... Maafin Jevan. Maaf... Jevan bukan pembunuh !
.
.
.
.
." Bukan... Jevan bukan pembunuh. Ayah, bunda... Maafin jevan. Maaf... "
"Sttt... Dek, bangun. Hey, Jev? Bangun dek"
Jevan pov' END
" Bang Nakula? "
Nakula mengangguk, "iya. Ini abang, mimpi buruk? "
Jevan menatap Nakula bingung. Kemudian dengan tiba-tiba ia mendudukkan dirinya pada sandaran tempat tidur. Jevan dengan spontan mengeluh, merasakan sakit pada tubuhnya dan pening yang luar biasa pada kepalanya.
"Agh... "
"Hati-hati... Tubuh kamu itu masih lemes. Gak usah maksain buat duduk. Tidur lagi aja. " Tutur Nakula yang membuat Jevan menatapnya bingung.
Nakula yang mengerti bahwa sang adik kebingungan pun mulai membuka suara bertujuan untuk memperjelas apa yang telah terjadi.
"Kamu dua hari demam. Pagi-pagi ditemuin sama bang Narend tepar di dapur. Gak inget? "

KAMU SEDANG MEMBACA
( 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐭𝐢 ) 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞 𝐨𝐟 𝐓𝐡𝐞 𝐊𝐚𝐥𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲
TerrorTerdeteksi ada namun tak nyata. Saling berhadapan namun tak dapat menggenggam. Sayup terdengar rimbun riuh ramainya dalam kesunyian. Kehidupan keluarga Cannalis yang begitu tentram kini berubah suram. Setelah kematian kedua orang tua mereka yang me...