Bab 3 | Aku, kan?

683 90 17
                                    

"Cukup, Loli!" balas Radi berteriak membungkam Lolita. Kepala Lolita mendongak seketika, kedua matanya sudah basah karena air mata. "Berhenti berpikir yang tidak-tidak! Apa salah seorang teman membantu temannya yang kesusahan?!"

Bibir Lolita bergetar. Radi terdiam—menunggu reaksi Lolita namun perempuan itu tetap diam, karenanya, Radi inisiatif mendekat mencengkeram kedua bahu Lolita. "Aku hanya ingin membantumu! Bukan mengasihanimu. Setelah mandi kamu harus sarapan, lalu baru aku izinkan pergi."

"Kamu harus berhati-hati. Kondisimu belum sepenuhnya stabil." Radi terdiam memperhatikan Lolita, tapi perempuan itu tetap memandangnya sama. "Tidak perlu terburu. Santai saja. Aku akan menunggu di luar."

Setelah berkata, Radi benar-benar melaksanakan apa yang dia katakan. Lelaki itu keluar dari kamar mandi namun tidak serta merta pergi dari sana. Radi bersandar sebentar pada pintu kamar mandi sebelum memutuskan berpakaian dan melakukan sesuatu.

Ya. Melakukan sesuatu. Sesuatu hal yang penting.

***

Tanpa Hendra, Radi sudah tiba di lokasi pemotretan. Sebelum dia sudah meminta Hendra membuatkannya janji temu dengan Manager Desain. Hendra bilang, perempuan paruh baya itu akan ke Resort.

Radi harus menunggu sebentar di salah satu kursi Lounger sampai seorang perempuan paruh baya itu muncul.

Senyum Radi mengembang lebar seraya berdiri mengulurkan tangan. "Rabdiansyah...."

"Anggun ... Saya sudah mendengar dari sekretaris saya. Suatu kehormatan bagi saya di sambut langsung oleh pemilik Resort."

Radi mengulum senyum lebar, Anggun mempersilahkannya duduk kembali. Keduanya sama-sama duduk menghadap ke arah lokasi pemotretan di bibir pantai.

"Saya dengar Brand Legency Fashion akan membuka cabang butik baru."

"Ah ... Ya. Kami baru saja membicarakan rencana itu beberapa minggu lalu. Kami memang Brand Fashion baru, tapi desain kami bisa bersaing dengan produk-produk internasional. Memang baru dibeberapa negara, tapi kami terus mengusahakannya."

"Tujuan saya adalah membicarakan hal itu. Saya ingin Brand lokal seperti Legency Fashion bisa bergabung dengan pusat perbelanjaan kami."

Mata Anggun membelalak, bibirnya sedikit terbuka.

"Bukan hanya di pusat perbelanjaan kita di Resort ini, tapi semua resort milik kami. Saya ingin Anda menyampaikannya keinginan saya pada atasan Anda." Radi mengambil kartu namanya, kemudian memberikannya pada Anggun. "Anda bisa menghubungi saya." Dengan sopan, Radi berdiri, mengangguk hormat. "Saya permisi."

"Baik."

***

Lolita keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi, dia pikir akan mendapati Abdi duduk di sofa single, tapi ternyata bukan Abdi yang menunggu di sana. Merasa diperhatikan, Hendra berbalik, dia seketika berdiri menunduk.

"Maafkan saya lancang menunggu Anda sini ... Saya Hendra, asisten Pak Radi. Beliau meminta saya mengantarkan sarapan dan pakaian untuk Anda, dan juga...." Hendra berbalik sebentar menunjuk beberapa plastik obat diatas meja. "Saya sudah membawakan obat untuk Anda."

"Terima kasih."

"Saya permisi." Hendra melangkah menuju pintu kamar, belum sampai membuka pintu, Lolita memanggil Hendra. "Anda membutuhkan bantuan?"

"Kemana dia?" Tanya Lolita dan dibalas dengan wajah kebingungan Hendra. "Maaf, maksudku, kemana Radi?" Jelas Lolita kemudian.

"Pak Radi pergi bekerja. Beliau sudah berpesan pada saya, Anda boleh meninggalkan kamar ini kalau sudah sarapan dan meminum obat."

Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang