7

234 14 2
                                    

De Grenger Fam Da Clans
16 Sebelum Masehi

Wanita itu berlari di tengah hutan dengan obor yang nyaris padam. Dres yang ia kenakan kotor serta koyak.

Sekian lama berlari akhirnya ia menemukan tempat yang menurutnya aman untuk bersembunyi, ia memasuki rumah kayu itu dengan hati hati berusaha agar tidak terjebak dalam jebakan yang mungkin sudah di siapkan.

Dengan langkah berat ia masuk ke dalam rumah itu.

Rasanya lelah, seluruh tubuhnya penuh dengan memar dan sayatan, suaminya menghilang keluarganya mati, fitnah itu, bukti itu, semua nya bohong bahkan sahabatnya pun berbohong.

Ia terkulai lemas, terjatuh duduk di sembarang tempat hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sial dengan kandungannya ini.

Perempuan itu menangis dalam keheningan menunduk sambil memeluk kedua kakinya.

Sret

Suara itu mengagetkan Duvessa, ia bersiap, ia menyeka air mata nya dengan kasar.

"Siapa disana?"

Sret

Suara itu berpindah arah, Duvessa berbalik mengarah ke sumber suara itu lagi. Menunggu beberapa saat hanya keheningan yang ia dapat.

"Lumos"

Untuk beberapa saat Duvessa terdiam.

"Tempat ini, apakah ada yang tinggal disini?"

Ia melihat sekeliling hingga di kagetkan dengan sepasang anjing yang menatapnya.

"Kalian sangat manis, apa ini tempat kalian? Dimana tuan mu anjing manis?"

Guk

Duvessa tersenyum miris, ia dan suaminya menyukai anjing tapi karna perang ini semuanya menjadi berbeda.

"Aku hanya ingin istirahat sebentar disini" ucapnya lalu duduk di atas ranjang yang ada

Seekor anjing betina mengikuti arah Duvessa, ia naik lalu mengendus perut Duvessa, mengelus nya dengan hidungnya lalu tiba tiba seluruh ruangan itu dipenuhi cahaya Duvessa terkesiap menodongkan tongkatnya.

Kemudian muncul lah seorang wanita paruhbaya dan seorang pria.

"Siapa kau?" Tanya duvessa

Wanita itu menatap duvessa nanar

"My lady" ucap wanita itu kemudia memberi hormat

Duvessa terdiam

Pria itu membuka jubah dan topengnya menampilkan wajah tampan dengan sedikit luka di wajahnya.

Duvessa tau itu adalah adiknya Theodore Grenger.

"Duvessa" ucapnya lirih

Duvessa terdiam melihat pria itu bagaimana mungkin? Bukan kan iya harusnya sudah mati 8 bulan yang lalu? Ada apa sebenarnya?

Lalu siapa wanita ini? Kenapa ia ada disini? Dan bagaimana ia bisa begitu hormat padanya seolah mengenal betul dirinya siapa?

"My Lady, aku turut prihatin atas keluargamu dan keluarga suami mu tapi aku disini untuk membantu."

Duvessa menodongkan tongkatnya ia menegang keluarga suaminya? Apa yang terjadi? Mereka harusnya aman di persembunyian mereka! Bagaimana dewa olymposa bisa melepas de Greger fam da clan begitu saja?

Theodore mendekat

"Duvessa dengar lah kami sebentar saja, aku tau kau bingung, kau..."

expelliarmus

Theodore dan wanita tua itu terpental

"Aku tau aku sudah gila" Duvessa tertawa sambil menangis.

Hermione membuka matanya keringat terdapat di seluruh tubuhnya, nafasnya naik turun. Ia duduk dengan susah payah melihat sekeliling kamarnya yang gelap entah apa yang terjadi tapi mimpi itu terus terulang. Sinar biru keluar dari lemarinya. Ia tau itu adalah sinar dari liontin miliknya kalung itu selalu bersinar saat hermione memimpikan wanita itu. Ia bersandar melihat draco yang tertidur nyenyak di samping nya dengan tangan yang melingkar di pinggangnya. Pria itu busa melingkarkan tangannya pada pinggang hermione Grenger tali jika dia terbangun dengan posisi seperti itu hermione yakin ia akan mengutuk dirinya dan berkata "kau menggodaku jalang"

Hermione menatap suaminya kesal
"Cih bajingan" lalu menggeser tangan pria itu agar tidak memeluknya. Tapi yang ada pria itu malah menariknya masuk ke dalam pelukan pria itu

"Tidurlah aku tau kau selalu bermimpi buruk" ucap pria itu

.

.

.

TBC

Dramione: PurebloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang