01. Positif

4.2K 308 21
                                    

Happy reading!
.
.
.

Positif

Anne berdiri mematung dengan mata melotot melihat sebuah surat hasil pemeriksaan yang baru saja dia dapatkan dari Rumah sakit. Dia menyentuh perut ratanya, tak lama kemudian Anne pun menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"A-aku hamil?" Tanya Anne kepada dirinya sendiri, "Bagaimana bisa?!" Lanjutnya dengan pikiran berkeliaran memutar memori - memori yang bisa membuatnya sampai hamil sekarang.

Dalam lamunan nya, Anne pun tersadar akan sekelebat memori yang melintas dalam pikirannya. "AAAAAA APA YANG KAU PIKIRAN ANNE!" Ia memukul kepalanya sendiri guna melampiaskan kekesalan yang menjadi, karena mengingat adegan demi adegan yang sudah dirinya lakukan dengan seorang pria yang tidak di kenalinya.

Ia menggigiti kukunya sembari berjalan dengan perasaan gelisah yang kentara, "Aku hanya melakukan nya sekali, itu pun dalam keadaan mabuk. Aku pikir tidak akan terjadi hal seperti ini, tapi Oh Sial! Benihnya lebih cepat berkembang dari yang aku pikirkan." Anne mengacak rambutnya prustasi memikirkan segala kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi.

Ia terdiam, mata nya melirik ke arah nakas yang memperhatikan keberadaan handphone dan juga sebuah kartu nama disana.

"Tidak , tidak. Aku tidak boleh menghubunginya."

Tok Tok Tok

Ketukan terdengar dari arah pintu, Anne segera menengokan kepalanya dan terburu buru menyembunyikan surat hasil pemirksaan yang menyatakan kalo dirinya hamil. What the Hell! Anne bahkan belum bisa menerima dirinya hamil, Sialan.

Pintu terbuka dan menampakan sesosok wanita paruh baya berumur kisaran lima puluh tahunan, yang sedang menatap Anne khawatir. "Anne, apa kau baik baik saja sayang?" Tanya Margeth - ibu Anne.

Anne tersenyum sembari menganggukkan kepalanya "Aku baik baik saja ibu. Kau tidak perlu khawatir seperti itu." Jawab Anne berjalan ke arah Margeth untuk menuntut sang ibu.

Margeth yang melihat senyuman Anne pun menghela nafas. "Bagaimana hasilnya?, Apa yang dokter katakan padamu?"

Anne yang mendengar pertanyaan Margeth pun hanya bisa membeku dengan pikiran berkecamuk. "Aa - itu, Dokter bilang aku tidak apa - apa Bu. Hanya perlu istirahat yang banyak saja." Ia mengulas senyuman sebaik mungkin untuk menghindari kecurigaan.

"Kau terlalu berkerja keras Anne, sampai lupa akan kesehatan mu. Lihat lah kantung mata ini, dan Oh apa ini?, Kenapa kau semakin kurus saja?" Margeth mengelus sayang kepala Anne tak lupa mencium puncak kepalanya. Anne yang mendapat perlakuan hangat dari sang ibu pun langsung terharu dan tak lama kemudian dia menghamburkan diri kepelukan Margeth.

"Maaf Ibu." Yang ingin Anne lakukan sekarang hanya menangis dipelukan sang ibu dan mencurahkan segala keluh kesahnya, tetapi dia tidak bisa melakukan nya. Anne tidak bisa melihat kekecewaan yang akan diterima oleh Ibu nya, saat tau ia tengah hamil dan Anne belum siap untuk menghadapi kemarahan Ayah nya nanti.

"Tenanglah, Ibu tidak akan memarahimu sayang."

'Tidak Ibu, Kau pasti akan memarahi ku nanti nya. Maaf kan aku yang sudah mengecewakan mu.' Batin Anne menjerit berteriak.

_________

"Tuan lebih dalam lagihhh." Desahan seorang wanita yang meminta kenikamatan lebih dari sang tuan.

Plok plok plok

Suara penyatuan mereka terdengar menggema disebuah kamar, juga dengan decitan ranjang yang menambah keberisikan.

Short Story Rosékook [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang