12. Relationship

1.4K 201 20
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Ting

Suara notifikasi menandakan sebuah pesan masuk ke ponsel. Ia menggeliat pelan, saat merasakan tidurnya terganggu. Satu matanya terbuka dengan tangan yang meraba sisi tempat tidurnya. Ketika sudah menemukan apa yang dirinya cari. Gadis itu segera menghidupkan ponselnya dan melihat sebuah notifikasi di layar.

Seketika itu pula, kantuknya menguap entah ke mana. Ia menegakkan tubuhnya, dengan kesadaran yang sepenuhnya telah pulih. Senyumnya terbit di sertai pipinya yang bersemu merah.

Tangannya menekan pesan tersebut, dan muncul lah deretan kata dari sebuah nomor yang selalu dirinya nantikan.

'Kau sudah bangun?'

Ia hampir saja berteriak kesenangan seperti orang kasmaran. Ah, dirinya memang sedang merasakan itu. Perasaan yang terus menggebu dengan hanya mendengar namanya saja.

Ting

'Ternyata, memang sudah bangun, ya.'

Sebuah notifikasi baru terlihat, ia buru-buru mengetikkan balasannya agar membuat seseorang di sana tak begitu lama menunggunya balasannya.

'Iya. Kau sendiri? Apa yang kau lakukan, hingga mengirimi ku pesan sepagi ini.'

'Tidak ada. Aku hanya merasa jenuh saja.'

'Oh, ya Rosé. Apa kita bisa bertemu?'

Kali ini, ia tak bisa menyembunyikan kesenangannya. Rosé memekik nyaring dan tanpa sengaja melemparkan ponselnya.

"Astaga! Jantungku." Ujarnya seraya mengusap dadanya yang bergemuruh hebat. Debaran itu sangat terasa, hingga membuat dirinya sering kali salah tingkah.

Tapi tak lama kemudian, ia segera tersadar. Dan kembali mengambil ponselnya yang tergeletak tak jauh darinya. "Untung saja, ponselku tak jatuh ke lantai."

'Bertemu? Kapan?'

Tak perlu menunggu lama, balasan muncul begitu saja. Membuat Rosé mengigit tangannya gemas, "Cepat sekali dia membalasnya. Apa mungkin dia  menunggu balasan dariku?" Memikirkannya saja sudah membuat Rosé senyum-senyum sendiri.

'Iya. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu.'

'Aku akan mengabarimu lagi, nanti. Aku harus segera pergi dengan member yang lain.'

'Baiklah. Aku juga harus melihat jadwalku terlebih dahulu.'

Gadis itu menatap layar ponselnya, tidak ada balasan lagi. Sepertinya, dia sudah pergi untuk melakukan kegiatannya.

Rosé merebahkan kembali tubuhnya. Ia mengangkat ponselnya dan menatap lamat-lamat percakapan antara dirinya dengan orang tadi.

"Sebenarnya, mengenai hal penting apa yang ingin dirinya bicarakan denganku?"

"Apa dia ingin menyatakan perasaannya?"

"Ah, Rosé. Kau berpikir terlalu jauh."

Ia terdiam sebentar, sebelum kemudian sebuah pemikiran terlintas di otaknya. "Tunggu. Apa aku nyatakan saja perasaanku kepadanya? Yah, benar Rosé. Sebelum semuanya terlambat, kau harus menyatakannya." Ujarnya dengan tekad yang bulat. Apa pun jawabannya nanti Rosé akan menerimanya.

"Oh, sial. Aku belum memeriksa jadwalku!" Rosé segera bangkit dari acara berbaringnya. Ia memasuki kamar mandi dengan terburu-buru. Rencananya, hari ini dirinya akan memeriksa jadwalnya. Dan semoga saja jadwalnya tidak terlalu padat. Agar dirinya bisa bertemu dengan orang itu.

Short Story Rosékook [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang