17. HIMAWARI'S FRIEND PART II

1.2K 161 1
                                    

17. HIMAWARI'S FRIEND PART II

Ketika Cerizar membuka mata, dia sudah ada di Rooftop sebuah gedung pencakar langit bersama dengan Himawari yang masih ada di gendongannya. Cowok itu mendongak perlahan. Di depannya ada 5 orang yang duduk sembari memperhatikan keduanya. Semuanya memakai topeng yang aneh dan mereka memiliki tubuh anak kecil usia 10-14 tahunan.

Sekali lihat saja Cerizar bisa langsung mengerti kalau mereka adalah teman-teman yang Himawari sebutkan sebelumnya. Meskipun mereka memiliki tubuh anak kecil, tapi mereka terlihat menakutkan. Masing-masing dari mereka memancarkan aura mencekam dan penuh intimidasi.

Cerizar merasa kalau dirinya sedang berada di posisi yang sama seperti saat dia pertama kali mengetahui identitas Himawari. Dimana gadis itu menunjukkan kalau dia bukan manusia biasa. Himawari meminta untuk diturunkan. Gadis itu berjalan ke arah depan sembari tersenyum tipis.

"Hisashiburida ne... Raia, Latisha, Black, Dasha, Alexis..." gumamnya.

Cerizar melirik gadis itu dari arah belakang. Kedua matanya menyipit saat mendengar cara dia berbicara. 'Bahasa Jepang ya...?'

"Itukah yang pertama kali kau ucapkan pada teman-temanmu yang sudah bersusah payah mencarimu sedangkan kau asik bermain-main bersama manusia di tempat ini?" ujar Alexis.

"Hah! Menggelikan!" umpat Raia.

Anak laki-laki itu melompat dari tempat duduknya dan dalam sekejap berada di hadapan Himawari seraya memegang lehernya. Entah karena terbiasa atau apa, Cerizar sudah tidak aneh ketika melihat sesuatu yang di luar nalar itu. Meski begitu saat ini Raia sedang mencengkeram leher Himawari seolah-olah hendak mencekiknya. Bukankah itu tidak bisa dibiarkan?

"Kalau tahu aku akan melihat sosokmu yang menyedihkan seperti ini. Aku tidak akan bersusah payah mencarimu. Lebih baik kau mati saja dan pergilah ke neraka!"

Himawari hanya tersenyum lebar ke arah Raia. Gadis itu meraih tangan kanan Raia yang masih mencengkeram erat lehernya. Hingga sesaat kemudian terdengar suara tulang yang patah bersamaan dengan tangan kanan Raia yang terlihat hancur dan menggeluarkan banyak darah.

"Seperti biasa kau ini berisik sekali ya, Raia. Sekalipun kau adalah vampire yang abadi, kau tidak akan bisa mengalahkanku. Bahkan jika kalian berlima bergabung, kalian tidak akan pernah bisa mengalahkanku. Kau tau itu tapi kau masih saja berbicara omong kosong ya."

"Aku jadi tidak bisa menahan diri untuk tidak menghancurkan pergelangan tanganmu" gumam Himawari masih dengan senyuman yang manis.

Sementara itu Raia tertawa ketika mendengar ucapan Himawari. Dia mengangkat pergelangan tangannya yang hancur dengan mata yang masih menatap ke arah Himawari. Dalam sekejap pergelangan tangan yang hancur itupun kembali seperti semula. Cerizar hanya bisa menyipitkan mata ketika melihatnya.

Dari sini dia bisa menyimpulkan kalau Himawari adalah yang terkuat di antara mereka semua. Cowok itu bingung harus bereaksi seperti apa ketika mengetahui fakta tersebut. Untuk yang ke sekian kalinya, Cerizar kembali disadarkan kalau dia sudah menjalin kontrak dengan monster yang sangat berbahaya.

Yang jelas saat ini tidak ada seorangpun yang normal di antara mereka semua. Cerizar merasa kalau atmosfer di sekitarnya juga semakin lama terasa semakin berat. Tapi yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah diam dan menyaksikan. Selain itu dia tidak bisa melakukan apa-apa di depan makhluk-makhluk ini.

"Walau menyebalkan tapi kau masih tetap menarik seperti biasanya" kekeh Raia.

"Sikap naifmu pun tidak pernah berubah... Padahal putuskan saja tangan vampire gila seperti Raia, meski itu sepertinya akan membuat manusia di belakangmu takut sih" gumam Alexis.

TROUBLEMAKER DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang