30. OM-OM GENIT!

658 93 16
                                    

30. OM-OM GENIT!

Saat ini Himawari sedang berada di markas Razackal. Bersama dengan Cerizar dan juga teman-temannya. Sudah cukup lama semenjak gadis itu terakhir kali mengunjungi tempat ini.

Tidak ada yang berubah, semuanya tetap sama bahkan ketika ketua mereka akhir-akhir ini jarang mengunjungi markas. Suasana di sana masih berisik, ramai, dan menyenangkan seperti biasanya.

"Skakmat"

"GYAAAHHHH GUE KALAH LAGI!" teriak Loka frustasi.

Ini adalah kali ketiga dia kalah bermain catur dengan Alrescha. Selain pintar di bidang akademik, cowok itu memang pandai dalam banyak hal. Loka mendengus sebal.

"Apaan sih lo ini? Heran gue apa-apa serba bisa" ketus Loka.

"Masih terlalu cepat 100 tahun buat lo ngalahin gue, bahkan dalam catur sekalipun" ledek Alrescha membuat Loka seketika memasang wajah sebal namun kagum.

"Sialan! Ngedenger ledekan dari lo yang pake muka keren gitu bikin gue esmosi!"

"Om Loka berisik banget sih. Lagian kalau gak bisa main catur gak usah sok-sokan" ujar Himawari.

"Mampus haha" tawa Chuuya.

"Kena mental kok sama bocil" ujar Dize ikut menimpali.

"Lo ini punya dendam apa sih sama gue, Cil? Perasaan bawaannya kesel mulu. Gue punya salah apa anjir?" tanya Loka heran.

"Dih, baperan"

"Pffttt...."

Himawari benar-benar ahli dalam hal menyentil mental orang. Apalagi jika orangnya adalah Loka. Sepertinya gadis itu akan menjadi mimpi buruk bagi kesejahteraan mentalnya. Karena hanya lewat satu kata saja gadis itu sudah berhasil membuat Loka terdiam hingga tak bisa berkata-kata.

"Lo gak boleh gitu sama orang yang lebih tua dari lo, Hima." nasehat Cerizar.

"Tuh, dengerin nasehat bapak lo! Cepet lo minta maaf sama gue! Sungkem sekalian!" ujar Loka merasa didukung.

Mendengarnya Himawari hanya memutar matanya jengah. Lantas gadis itupun berkata dengan nada malas. "Iya-iya maaf"

"Yang ikhlas dong!"

"Gak bersyukur banget dih? Segini aja Hima udah minta maaf"

"Ini bocah!"

Sebelum beralih ke perang lempar perabotan. Di tengah pertengkaran antara Loka dan Himawari. Ada Dize yang selalu siap untuk menengahi.

"Udahlah kalian berdua ngapain ribut sih? Lo juga Loka, ngalah sama anak kecil kenapa sih?"

"Iya iya gue yang salah! Gunung meletus pun gue yang salah udah!" pasrah Loka.

"Pundungan dih" celetuk Chuuya kali ini hanya dibalas delikan sinis oleh Loka.

"Tau nih. Tos dulu kita Bang" ujar Himawari.

Gadis itu kemudian beradu tos dengan Chuuya. Sedangkan Loka selaku orang yang dirundung keduanya kini hanya mengacuhkan mereka. Melihat hal itu, sebagai orang tua yang baik Cerizar pun langsung menasihati kegoblokkan putrinya.

"Lo gak boleh gitu"

"Gitu gimana?" tanya Himawari.

"Gimanapun juga Loka itu orang yang lebih tua dari lo. Harusnya lo bisa bersikap sopan sama dia. Gue gak pernah ngajarin lo buat jadi anak tengil dan gak punya tata krama"

Perkataan Cerizar sontak membuat wajah Himawari berubah menjadi masam. Selayaknya seorang anak pada umumnya yang akan merasa sebal saat dimarahi orang tuanya. Melihatnya Loka pun berkata pada Cerizar.

TROUBLEMAKER DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang