21. LEPAS KENDALI

989 139 6
                                    

21. LEPAS KENDALI

"Ugh-uhukkk-Uhhukk!"

Semakin sering Himawari terbatuk, semakin banyak pula darah yang keluar dari mulutnya. Gadis itu kini terbaring di lantai, sambil terus terbatuk dengan kedua matanya yang tertutup. Menahan rasa sakit yang kini bergejolak dalam dadanya.

Sementara itu melihat Himawari yang tiba-tiba berada dalam kondisi berdarah-darah membuat Cerizar seketika panik. Cowok itu berlari dan menempatkan putri dedemitnya itu di pangkuannya.

"HIMAWARI! LO BAIK-BAIK AJA?!" teriak Cerizar panik.

"Lo kenapa?! Kok tiba-tiba lo jadi kayak gini sih?!"

Dengan gerakan lemah. Himawari mencoba membuka matanya. Dan gadis itupun menjawab dengan suara pelan. Yang mana jawabannya langsung mengundang teriakan Cerizar yang masih panik.

"Kalau Hima gak pake kekuatan Hima lebih dari seminggu. Itu bakal ngamuk di dalem tubuh Hima dan lepas kendali"

"YANG KAYAK GITU KENAPA LO GAK BILANG DARI AWAL?! DASAR DEDEMIT GILAAAA!!!!"

->>🌻<<-

Seperti yang telah dikatakannya beberapa saat yang lalu, kini Raia sedang berada di atas Rooftop gedung di samping apartemen Cerizar. Tentunya bersama dengan saudara kembarnya, Latisha. Keduanya hingga kini masih berdiam diri, menunggu sesuatu luar biasa yang akan terjadi. Yang mana sesuatu itu tentunya akan datang tidak lama lagi.

"Hei, Raia. Apa kamu pikir... Hima akan baik-baik saja?"

Latisha yang sedang duduk di sebuah kursi seraya menggerak-gerakkan kakinya tiba-tiba bergumam. Mengajukan pertanyaan pada saudara kembarnya yang kini sedang duduk di tepi Rooftop, memperhatikan gemerlap pusat kota yang masih padat bahkan di malam hari.

"Entahlah, siapa yang tahu... Dengan kondisinya yang sudah seperti itu, jelas saja kalau dia tidak baik-baik saja bukan?" ujar Raia tanpa mengalihkan pandangannya.

Latisha membuang nafasnya pelan. Matanya kini menatap kakinya yang berhenti bergerak. Lantas gadis itu kembali bergumam. "Hmm... Kau benar, aku sangat khawatir padanya. Kira-kira bentuk seperti apa yang akan dia pakai nanti"

"Entahlah, apapun itu yang jelas ketiganya pasti akan sangat merepotkan"

Dari pembicaraan ini, Raia memang terkesan tidak peduli pada Himawari dan tidak niat membicarakan gadis itu bersama Latisha. Namun sebenarnya dia juga khawatir dengan kondisi Himawari.

Biar bagaimanapun juga, Himawari dan kedua vampire kembar itu pernah punya perjalanan yang panjang di masa depan kelam yang sudah mereka lalui itu. Bukan hanya mereka, namun begitu juga dengan subjek eksperimen yang kini berada di satu era yang sama. Semuanya sudah melalui perjalanan panjang, melewati ruang dan waktu dengan menerima penderitaan dalam proporsi yang berbeda. Sehingga mereka sampai ke tahap tidak bisa saling mengabaikan satu sama lain. Terutama jika itu tentang Himawari.

"Sebentar lagi..."

Tiba-tiba Raia mengatakan sesuatu. Membuat Latisha yang tidak mendengarnya dengan jelas sontak menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Sebentar lagi manusia itu pasti akan datang ke tempat ini" ujar Raia.

"Maksudmu Cerizar? Yah, tidak heran sih. Himawari sudah seperti itu" kata Latisha. "Apa kita harus membawanya?" tanyanya lagi.

Raia tak langsung menjawab. Anak laki-laki itu terdiam sejenak dengan tatapan yang masih lurus ke depan. Hingga akhirnya dia pun menjawab. "Ya, kita harus membawanya"

TROUBLEMAKER DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang