1. Bertemu
Ini memang nyata atau hayalan semata? —Langit Safaro—
🌧🌧🌧
Sudah bertahun-tahun lamanya. Namun, luka itu masih saja terasa basah. Air mata bahkan harta pun tidak bisa mengembalikan separuh nyawanya kembali seperti semula.
Hampa sangat terasa di setiap harinya. Tidak ada lagi suara manja yang merengek meminta jus strawberry. Tidak ada lagi teriakan memanggil namanya dengan kata Alang-alang atau kue legit seperti dulu lagi. Semuanya seolah lenyap begitu cepat.
Sekarang, hanya ada keheningan yang tersisa. Seolah pergi bersamaan dengan perginya perempuan yang paling ia cintai.
“Mas! Sudah siang. Hari ini kamu sekolah, kan?”
Laki-laki dengan nama lengkap Langit Safaro itu dengan reflek meletakkan satu bingkai foto yang di dalamnya terdapat seorang perempuan yang sedang tersenyum manis ke arah kamera di atas meja.
Meraih satu tas gendong miliknya yang sudah laki-laki itu siapkan, lalu bergegas keluar dari kamar.
Senyum manis menyambutnya dengan tulus. Langit membalasnya dengan senyum tipis.
“Mama udah masak banyak hari ini. Jupiter aja makannya sampai lahap.” Perempuan itu berujar kepadanya seraya merangkul lengan Langit sembari berjalan ke arah lantai bawah.
“Mama masak apa aja?”
Liana tersenyum mendengarnya. Perempuan paruh baya itu menjawab dengan semangat membara.
Lagi-lagi membuat Langit terdiam. Melihat mamanya yang cerewet seperti itu mengingatkan Langit akan sosok perempuan yang namanya bahkan masih berada di dalam lubuk hatinya. Memiliki tempat tertentu di dalam sana.
🌧🌧🌧
Di sisi lain, perempuan dengan surai rambut bewarna coklat itu sedang menunggu adiknya untuk bersiap ke sekolah.
Berdecak kesal berulang kali, memandang jam tangan bewarna merah muda yang melingkar di pergelangan tangannya sekilas.
“Buset, tuh orang lama bener keluarnya. Kalau gini caranya gue bisa telat, bisa-bisa dimarahin Eyang.”
Amaya Novianti. Nama lengkap perempuan yang sedari tadi menggerutu tidak jelas. Menunggu sang adik yang tak kunjung keluar dari dalam rumah yang terbilang minimalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
124
Teen Fiction"𝘓𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯." Ini tentang Langit, laki-laki si penyuka hujan yang bertemu dengan seorang...