#3 Tentang Hari Itu, Dan Kini

12 2 0
                                    

"Kita tidak akan pernah tau, kejutan seperti apa yang dunia tunjukkan pada kita di masa depan. Sebab kita hidup pada saat ini, yang tak bisa menghapus masa lalu meski ingin, atau mengatur masa yang akan datang sesuai keinginan hati kita."

****

Sembilan tahun kemudian...

2021

Masa remaja memang masa paling menyenangkan sekaligus penuh warna, bila kamu mengingatnya setelah usiamu tak lagi remaja.

Namun kita tau, tidak semua manusia bisa merasakan hal yang sama. Tidak semua remaja mengenang masa sekolah merupakan masa yang akan membuatmu tersenyum saat mengenangnya dikemudian hari, bahkan ada yang ingin sekali menghapus momen itu dalam ingatannya, sebab terlalu banyak hal yang mungkin membuatnya menyesal atau sakit hati tiap kali potongan memori itu terlintas di benaknya. Kita, punya kenangan masing-masing, pun punya cara tersendiri untuk mengatasinya.

Seperti Abichandra yang setiap kali merindukan masa remajanya, masa dia mengenal teman terbaik dalam hidupnya, yang dilakukan hanyalah menyulut sebatang rokok dan diselipkannya ke sela-sela gigi rapinya, menghisap dalam dan menghembuskan pelan gumpalan asap tipis, seolah asap itu berhasil membakar setiap kerinduan, serta penyesalan yang dirasakannya.

Rindu terhadap Binar sang sahabat, yang selama 3 tahun masa SMA selalu menemani hari penuh melelahkan sebagai seorang murid. Gadis yang selalu ia perhatikan melebihi dirinya sendiri, gadis yang setiap hari selalu menjadi prioritasnya dalam hal apapun.
Cinta? Jika dulu dia ditanya, dia akan membantahnya semaksimal mungkin, menepisnya jauh dari kesadarannya.

Pernah Andra mengatakan, "kenapa lo nggak jujur aja sama diri lo? Bahwa lo itu cinta sama Binar. Bahwa lo ingin dia tau, kalau lo ingin lebih dari sekedar sahabat?!" Abi ingat jelas, bagaimana ekspresi kesalnya seorang Andra ketika itu.

"Gue nggak mau, semua yang udah kita bangun selama tiga tahun berakhir begitu saja hanya karena sebuah, pengakuan."

"Itu cuma alasan lo aja, Bi. Lo cuma takut, kalau dia nggak punya rasa yang sama ke lo."

Dan di masa sekarang, Abi ingin membenarkan semua ucapan Andra saat itu. Bahwa dirinya takut, kalau Binar hanya menganggap dia tak lebih dari seorang sahabat.
Mereka berempat masih bersahabat hingga sekarang, masih sering komunikasi. Hanya saja, tidak sesering dulu. Mereka cukup sibuk.

Binar yang sejak empat tahun lalu melanjutkan pendidikan ke Amerika setelah berhasil mendapatkan beasiswa selama kuliah di Indonesia, Andra dan Jia yang sibuk dengan pekerjaannya disebuah perusahaan milik orang tua Jia sendiri, dan Abichandra sibuk dengan bisnis furniture ayahnya setelah dua tiga tahun lalu terbang ke Korea untuk belajar, dan kembali sekitar dua bulan lalu untuk fokus dengan bisnis sang ayah.

***

Dua bulan lalu, ketika Abi baru saja kembali ke Jakarta, dia menyempatkan diri untuk kumpul dengan teman-temannya di cafe tempat biasa mereka nongkrong dulu.

Saat itu Abi sibuk dengan laptopnya ketika Andra dan Jia datang dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka, mereka saling berpeluk tidak menyangka akan memiliki waktu kumpul bersama meski dalam formasi yang tidak lengkap, tapi setidaknya ada Abi kali ini.

"Gila, Abi makin cakep aja!!!" Jia melepaskan kalimat pertamanya dengan mengagumi wajah Abi yang sedikit lebih cerah dari terakhir mereka bertemu.

"Efek skincare di korea." balas Abi sambil senyum. Yang berubah dari Abi saat ini dengan ketika SMA ialah cara dia menyikapi teman-temannya, tidak lagi dingin atau pelit senyum. Tentu hanya pada mereka dia seperti itu.

"Bisa aja lo!" Andra menimpali, "gimana kabar lo, Bi?" Tanya Andra.

"Seperti yang kalian lihat saat ini. Tetap seperti Abichandra yang dulu." jawab Abi,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang