C H A P T E R III

13 5 11
                                    

••••

"Anak anak sebelum pulang bapak ingin mengumumkan sesuatu." Ucap Pak Dedi yang seketika membuat para murid yang sebelumnya ribut sontak terdiam.

"Teman kita Natasry mulai besok tidak akan sekolah disini lagi." Pengumuman dari Pak Dedi mendadak membuat semua siswa yang ada di kelas terkejut. Dan seketika pandangan mereka mengarah ke Sry.

Sry lalu berdiri dari posisi duduknya. "Teman teman mungkin ini mendadak, yang di bilang sama Pak Dedi benar, mulai besok aku ga akan sekolah disini lagi." Bertepatan selesai Sry berbicara Bel pulang berbunyi.

"Anak anak karena Bel pulang sudah berbunyi kalian sudah bisa pulang tapi jangan lupa kerjakan tugas yang bapak beri dan kumpul 3 hari lagi di atas meja Bapak." Ucap Pak Dedi lalu keluar kelas.

Sesuai ucapan Pak Dedi, ada siswa yang langsung pulang, ada juga siswa yang diam di kelas.

Saat Sry merapikan bukunya Dinda dan Ara menghampirinya.

"Sry walaupun gw ga terlalu deket sama lo, tapi lo harus tau gw sayang sama lo." Ucap Dinda tiba tiba sembari menatap wajah Sry.

"Gw beda sama para trio cobra itu mungkin lo sempat berfikir kita sekelas sama saja kayak mereka, itu engga bener Sry. Gw jujur, gw takut sama mereka. Keluarga gw bukan apa apa dibandingkan keluarga Jess yang anggota DPR." Ujar Dinda dengan mata yang berkaca kaca. Dinda merasa gagal menjadi teman sekelas Sry karena gak bisa bantu apa apa.

Mendengar itu Sry langsung menangis. Pertama kalinya seseorang mengucapkan hal itu kepada dirinya dia benar benar terharu.

"Sry maaf ya, Dinda emang blak blakan kalau ngomong di wajarin yaa." Ujar Ara langsung memeluk Sry.

Melihat Ara dan Sry berpelukan Dinda pun ikut memeluk mereka.

Pada akhirnya mereka bertiga pun berpelukan. Dan yang dipeluk menangis tersedu sedu. Setelah sekian lama akhirnya ada yang memeluknya dengan perasaan yang tulus. Sry tidak akan pernah melupakan mereka.

"Pelukan terus kek teletubis." Celetuk Galang tiba tiba. Berhasil membuat pelukan mereka terlepas.

"LO BISA DIEM GASIH SEHARI AJA." Teriak Dinda dengan penuh amarah.
Dinda lalu melepas pantopel nya dan melemparnya ke arah Galang.

Galang pun menghindari serangan maut Dinda dan beranjak keluar kelas tapi sebelum itu Gilang mengucapkan sesuatu "Semangat Sry Lo pasti bisa." Itu yang di ucapkan oleh Gilang.

Sry yang mendengar nya langsung menganggukkan kepala dan tersenyum.

Dinda terkejut mendengar ucapan dari Galang "Tu bocah bisa ngomong waras juga." Ucap Dinda dengan terheran heran.

"Arggggg hari ini bener bener hancur gara gara Gilang bajingan itu, Sehari aja cobaaa gausah bikin gw kesel napaa." Gerutu Dinda amat sangat kesal.

Sry dan Ara yang mendengarnya langsung terkikik. "Galang dan Dinda lucu ya." Pikir mereka.

Selang beberapa menit mereka bertiga pun menuju gerbang sekolah berbarengan.

Dinda langsung pergi ke parkiran motor mengambil sepeda motor nya sedangkan Ara menunggu jemputan.

Datangnya Dinda dengan sepeda motornya dan Datangnya Penjemput Ara berbarengan.

"Sry gw duluan yaa." Ucap Ara yang sudah di atas motor bersama Kakaknya.

"Iya Ra byebye." Balas Sry sambil melambaikan tangan nya dan di balas oleh Ara dengan lambaikan tangan juga.

"Sry"

"Eh iya , kenapa Din?" Tanya Sry

"Sini naik gw anter pulang." Tawar Dinda sambil menepuk nepuk jok belakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATASRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang