Sepasang anak muda x mas mas motor racing (final)

21 3 0
                                    

20 menit berlalu sejak gw masuk ke ruangan ini untuk bimbingan. Beberapa catatan revisi serta coretan di lembar revisi yang udah gw kerjakan memberi sinyal bahwa malam ini ga ada ngedrakor atau tidur lebih awal. Inget revisiannya menunggu!

Sambil menghela nafas lelah gw memasukkan revisian skripsi berikut buku catatan pada totebag yang gw bawa. Meskipun tidak banyak yang harus direvisi serta sudah bisa melanjutkan ke bab selanjutnya, ada rasa kesal,sedih yang mengganjal tiap kali kata revisi lagi terucap dari bibir Mr. Joseph. Ini mirip unlimited homework.

"Revisi lagi ya?" tanya Danial retoris yang ternyata menepati janjinya untuk nunggu gw selesai bimbingan. Meskipun awalnya gw semangat buat ketemu lagi sama Danial, tetap aja saat dosen mulai mencoret, memberikan catatan serta bertanya terkait hasil revisi yang dia minta, perasaan semangat tersebut tiba-tiba hilang lalu berganti dengan perasaan pengen cepet rebahan sambil ngademin badan.

Menanggapi pertanyaan Danial, gw Cuma bisa tersenyum pasrah sambil menganggukan kepala lemes. ACC apanya, masih kudu nambah satu jurnal internasional lagi. Gw jadi inget status whatsapp yang Ayana update tadi.

"Momen bimbingan skripsi be like.. mengapa kau benar dan aku selalu salah".

Heran, kenapa minta tambahan jurnalnya sekarang, kan pas bimbingan online bisa minta disiapkan dulu Sir.

"Gw anter ke kost yuk. Ntar mampir di mekdi buat beli makan siang"  tambah Danial sambil berjalan ke arah gw. Dan kembali gw tanggapi dengan anggukan lemes. Mental gw lagi kena kayaknya.

----------------------------

Kembali membelah lautan manusia yang memenuhi jalanan yang super terik. Jam menunjukkan pukul 12.20 siang, titik terpanas dari satu hari. Gw pengen banget nabokin pemotor yang menarik tuas gas tanpa ampun pada motor berknalpot racing yang ia kendarai. Dikira keren kali ya, keren engga malah naikin emosi orang aja. Polusi suara tauk.

"Sabar lic"  bisik Danial saat kaca helm full facenya dibuka. Mungkin dia bisa melihat tatapan tak bersahabat yang gw layangkan ke mas mas dengan motor berknalpot racing.

"ngeselin banget ya Dan"  sunggut gw sebel.

Gw laper, gw capek, haus, pengen rebahan, kalo misal Danial bisa teleportasi gw bakal minta dia buat cuss langsung ke kost gw, gausah bawa motor dan harus berdempetan sama mas mas knalpot racing.

"belum ketemu satpol pp aja dia"  tambah Danial sambil menutup kaca helmnya dan kembali melajukan motornya.

"ALICE LU MAU MAKAN APA?" kayaknya obrolan ini pernah terjadi sebelumnya.

"HAH? MAS MAS NYA RIBUT"  Teriak gw ga kalah keras. Ini mas mas racing malah dempet-dempet ke motornya Danial, bikin gw tambah budek aja.

"MAU MAKAN APA?"  teriak Danial lagi kali ini sambil tertawa keras karena gw tidak mendengarnya.

"GW SUKA SAMA LU LIC"  teriak Danial lagi.

"APAAA? EMANG PANAS BANGET"
balas gw tidak mendengar pernyataan dari Danial.

#authoryangmengcapesamaduaremajadewasaini

Sepertinya pernyataan cinta seperti ini tidak akan berhasil. Dasar Danial. Ganteng doang, nyatain perasaan pas naik motor, ya ga bakal denger. Ya sudahlah, biarkan dua anak menuju dewasa tersebut melanjutkan kisahnya. Author jamin akan happy ending karena dua-duanya punya perasaan yang sama. Untuk saat ini biarlah Author, readers dan Tuhan yang tahu. Oh iya, plus mas mas racing yang gatau kenapa bisa curi-curi denger. Dasar warga negara kepolauan ckckck.       

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dalliance - A Story About Skripsi & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang