Follow ig saya Aqiladyna.
·Mendung sudah ada di kbm app Aqiladyna.
·Mendung sudah bisa dibaca di Karyakarsa Aqiladyna.
·Pdf Mendung bisa hub wa +62 895‑2600‑4971.
Mendung sudah tamat di kbm app silakan baca di sana.
13.2.22Mie goreng dan telur ceplok telah selesai di masak Mendung, ia membawa piring berisi makan malamnya itu ke meja makan, menarik kursi dan duduk, tatapannya mengarah pada jendela kaca memperhatikan pada langit yang mulai mendung. Cuaca beberapa pekan ini sulit di perkirakan padahal sebenarnya bulan ini bukanlah musim penghujan, namun sepertinya langit tak pernah sungkan memuntahkan tangisannya ke bumi.
Mendung menyendok mie berniat menyuapnya, namun suara getaran ponselnya menghentikan pergerakannya, matanya melirik pada ponsel di samping piringnya tertera nama Nada di layarnya.
'Gadis ini.' Mendung meraih ponselnya, mengangkat panggilan dari Nada.
"Ada apa Nada."
"Kak buka pintunya aku di depan."
"Di depan, maksudmu?"
"Iss di depan rumah kontrakan Kakak, di depan mana lagi, cepatan Kak." sambungan telpon terputus, Mendung menghela nafasnya meletakan ponselnya di atas meja seraya beranjak melangkah ke pintu.
Mendung terkesiap saat membuka pintu Nada menerobos masuk, bersedekap memeluk tubuhnya sendiri.
"Di luar sangat dingin Kak."
"Kenapa kamu ke sini saat hari mulai gelap, Ibu Aida akan mencemaskanmu."
"Aku cuma sebentar. Tidak bolehkah, aku begitu merindukan Kakak, apakah Kakak tidak?"
Mendung tidak menyahut, memilih melangkah melewati Nada yang mengekor di belakang. Sesampai di dapur Nada takjub melihat piring berisi mie dan telor ceplok yang belum tersentuh.
"Kakak tahu saja aku belum makan." kata gadis itu tanpa sungkan menarik kursi dan duduk tanpa basa basi menyuap mie ke dalam mulutnya.
Mendung membiarkannya memilih memasak mie dan telur lagi untuk dirinya.
"Apa tidak ada nasi Kak?"
"Tidak ada."
"Kakak jangan tiap hari makan mie, kata Ibu panti mie itu tidak bagus untuk kesehatan dan juga Kakak jangan telat makan. Selama di panti saja Kakak mengabaikan makan Kakak. Lihatlah mana tubuh semok Kakak dulu, sekarang Kakak terlihat sangat kurus."
Mendung terdiam, ia tak marah dengan kalimat yang di katakan Nada. Benar kata Nada ia sangat sering melewatkan makannya, bahkan berat badannya sewaktu remaja 70 kg telah menyusut. Mendung sekarang tak pernah memikirkan dirinya lagi sejak kehilangan ibunya.