Bab 5

1.2K 153 52
                                    


Keadaan Jisoo saat ini sungguhlah memprihatinkan, dengan rambut kusut dan pakaian yang tidak dia ganti sejak kemarin. Saat ini dirinnya sedang menangis dipojok kamarnnya dengan menutup kuping, karena sedari kemarin Kim Jisoo terus-menerus mendengarkan suara telfon yang berdering memekakkan telinga. Bahkan sejak kemarin Kim Jisoo tidak bisa menghubungi siapapun baik itu kelurgannya maupun teman-temannya, karena selalu ada telfon yang terus menrus menghubunginnya. Sungguh, siapapun yang melihat keadaan dari seorang Kim Jisoo saat ini akan merasakan betapa frustasinnya dirinnya.

"Non ada Ibu dari Tuan Kim Taehyung" Ucao asisten rumah tangga di rumah Jisoo, sambal mengetok kamar dari Jisoo.

Jujur saat ini Jisoo merasa panik mendengar mama Taehyung datang menemuinnya, Jisoo tidak mau bertemu dengan Taehyung maupun dengan mamannya. Dia saat ini benar-benar takut dengan situasinya saat ini. Kakaknnya Kim Seokjin saat ini sedang pergi ke Milan untuk mengurus perusahaannya dan mengajar menjadi Dosen di salah satu Universitas di sana. Sudah sejak sebulan yang lalu kakaknnya memutuskan untuk pindah ke Milan untuk mengejar cita-citannya menjadi seorang dosen. Jangan tanyakan kedua orangtuannya, mereka bahkan hanya bisa memberikan dirinnya uang tanpa tau anaknnya masih hidup atau tidak. Hanya kakaknnya yang dulu selalu ada untuk dirinnya. Seharusnnya dirinnya memilih ikut kakaknnya ke Milan agar bisa terhindar dari iblis Kim Taehyung.

""Sayang, ini tatnte nak. Tolong bukakkan pintunya " Ucap Kim Yuna ibu dari Kim Taehyung

"Kim Jisoo tolong anak tante nak, Kim Taehyung butuh dirimu, saat ini dirinnya tidak mau makan dan mengancam akan bunuh diri kalau kamu tidak datang" ketukan dari luar pintu kamar terus terdengar dengan isakan Tante Yuna yang terus terdengar.

Saat ini Jisoo bingung harus melakukan apa, karena bila dia datang ke rumah Taehyung makan Jisoo benar-benar tidak bisa keluar dari kungkungan pria iblis tersebut, tapi kalau dia tidak menemui Taehyung dia tidak enak dengan Ibu Taehyung.

Saat ini Jisoo berfikir tindakan terbaik apa yang harus dilakukan, dirinnya menderngar sayup-sayup suara dari ibu Taehyung yang sedang berbicara dengan seseorang lewat telfon.

"Jisoo, kumohon cepat ikut tante! Saat ini Taehyung benar-benar butuh kamu!. Kim Jisoo kamu harus bertangung jawab dengan apa yang telah kamu mulai Nak" Suara dari Ibu Taehyung semakin terdengar seperti seorang yang frustasi bercampur dengan rasa marah karena tindakan dari Jisoo yang tidak segera keluar dari kamar.

Tante Yana, ibu dari Kim Taehyung saat ini hanya bisa menangis di depan kamar dari Jisoo, Saat ini dirinnya tidak tau harus melakukan apa lagi untuk menyelamatkan anaknnya. Jisoo yang merupakan salah satu alasan kegilaan dari Kim Taehyung pun tidak mau menenangkan anaknnya dari kegilaannya.

Saat ini ibu Taehyung sudah merasa menyerah dengan Jisoo, dirinnya lebih baik saat ini berusaha Kembali ke rumah untuk menenagkan anaknnya. Bagimanapun carannya dirinnyaakan tetap harus berusaha untuk menenagkan anaknnya.

"Tante" Suara lirih terdengar, sekan menjadi suara yang penenag yang ad di Hati Yuna. Isakan tangis terdenar dari mulut Yuna setelah melihat Jisoo memilih untuk menemui anaknnya Kim Taehyung.

"Terima kasih saying, Terima kasih kamu memutuskan untuk ikut Tante menemui Taehyung. Maafkan Tante nak memaksamu untuk menemui anak Tante." Ucap Yana dengan isakan lirihnnya dan pelukan yang dia berikan kepada Jisoo.

Saat ini keadaan Jisoo terlihat cukup baik dengan rambut yang sudah tersisir rapi. Begitu juga dengan pakaian yang digunakan cukup simpel yaitu dengan celana jins dan hodie berwarna ungu. Namun saat ini mata dari Kim Jisoo tidak bisa membohongi siapapun, mata sembab sangat terlihat karena Jisoo tidak sempat mengunakan riasan apapun.

Setelah Jisoo memutuskan untuk ke rumah Taehyung, Tante Yuna tidak melepaskan tangan Jisoo sedikitpun. Bahkan di dalam mobil tangan Tante Yuna semakin erat mengenggam tangan Jisoo, seakan-akan takut apabila Jisoo menghilang.

Saat sampai didepan kamar dari Kim Taehyung, entah kenapa Jisoo merasakan mulas pada perutnnya. Astaga kenpa rasa mulas pada perus selalu hadir di saat-saat yang tidak tepat. Mungin ini disebabkan karena Jisoo takut untuk menghadapi Taehyung.

"Nak, Mama sudah membawa Jisoo, buka pintunnya ya sayang" Ucap Mama Taehyung dengan lembut.

Namun setelah sekitar satu menit tidak ada jawaban dari Kim Taehyung. Siapapun akan merasa panik dengan keadaan ini. Bagaimana tidak, pintu kamar Taehung terkunci dengan keadaan hening. Tidak ada suara apapun dari dalam.

"Taehyung tolog buka intunnya" Suara lirih Jisoo terdengar beserta ketukan di pintu kamar Taehyng.

Tidak lama kemudian suara kunci terdengar, Kim Taehyng hanya membuka sedikit pintu kamarnnya.

"Hanya Jisoo yang boleh masuk" ucap Taehyung lirih.

Dengan tangan sedikit gemetar Jisoo mulai berjalan masuk ke kamar Taehyung. Melihat Jisoo yang sudah masuk ke dalam kamarnnya Taehyung tidak tinggal diam. Dirinnya mulai mengunci kamarnnya dan memeluk erat Kim Jisoo yang ada di depannya. Kim Taehyung benar-benar takut kehilangan gadis hadapannya saat ini.

"Kamu sudah puas Jis??" Suara berat dan tajam terdengar di kuping Jisoo. Jujur saat ini Jisoo takut menghadapi Taehyung. Namun dirinnya sudah memutuskan untuk menemui Taehyung. Dia harus bertangung jawb teradap apa yang telah dia lakukan. Apalagi melihat Tante Yuna sangat frustasi dan membutuhkan bantuannya.

"Maafkan aku Taehyung" Suara lirih Jisoo terdengar bagaikan melodi Indah bagi Taehyung

"Kamu tau Jis, kamu tidak akan bisa pergi jauh dariku"

"Iya, aku tau" pasarh, Jisoo hanya bisa pasrah menderngar kata-kata dari Taehyung

"Sekarang kamu istirahat ya, kata Tante Yuna kamu belum makan dari kemarin. Sekarang aku siapin bubur yaa, kamu makan" Ucap Jisoo sambal menuntun Taehyung ke kasurnnya.

"Astaga Taehyung ini tanganmu terluka" Ucap lirih Jisoo meilhat banyak luka ditangan Taehyung. Tapi setelah melihat secara menyeluruh kamar Taehyung memang sangat berantakan dengan banyak pecahan kaca. Jisoo hanya meringis melihat begitu parahnnya kamar dari Taehyung. Apakah begitu parah dampak yang ditimbulkan dirinnya pada diri seorang Kim Taehyung?.

Saat melihat kamar Taehyung secara seksama, Jisoo melihat kotak P3K yang terletak di atas meja belajar. Kemudian dirinnya mengambil dan mulai mengobati tangan Taehyung yang terluka.

Ringisan kecil Jisoo terdengar saat melihat begitu banyaknnya luka ditangan Taehyung. Jisoo heran apakah Taehyung tidak merasakan sakit. Tapi mungkin karena emosi, Taehyung tidak merasakan rasa sakit pada luka yang didapatkannya.

"Kamu jangan begini Taehyung, jangan menyakiti dirimu karena aku. Masih banyak gadis yang menyukai dirimu, kamu sosok yang sempurna." Ucap Jisoo dengan tangisannya.

"Kalau aku sosok yang sempurna kenapa kamu meninggalkanku Kim Jisoo?" Tanya Taehyung dengan tatapan yang tidak lepas dari gadis di depannya yang saat ini tengah terisak.

"Jangan kamu pikir aku akan melepaskamu Kim Jisoo, sejauh apapun kamu pergi aku tidak akan melepaskanmu. Kamu mengerti Kan Kim Jisoo? " Ucap Taehyung dengan penuh penekanan sarat akan kepemilikan.

"Ayo Jis kita tidur, aku ngantuk ingin istirahat" Ucap Taehyung menarik tanga Jisoo agar tertidur disamping Taehyung.

" Tapi Taehyung kamu belum makan dari kemarin" Jisoo yang yang saat ini berada di pelukan Kim Taehyung merasa kurang nyaman akan kedekatan mereka, meskipun dirinnya sudah pernah berada di posisi ini. Namunkarena dirinnya tahu akan obsesi dari Kim Taehyung kepada dirinnya hal ini sangatlah menakutkan.

"Diamlah Jisoo, saat ini aku benar-benar mengantuk"

Setelah menunggu beberapa menit dan merasakan bahwasannya Taehyung sudah tidur, Jisoo mulai mengurai pelukan dari Kim Taehyung. Namun saat Jisoo memegang dahi Taehyung rasa panas menyapa tangan Taehyung

" Astaga, Kim Taehyung kamu panas" Jujur, saat ini Jisoo merasa panik merasakan dahi Taehyung yang begitu panas.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Devil Mr KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang