1

1.2K 158 32
                                    

Hinata berusaha menahan tangisannya, berusaha terlihat kuat dan tegar, menatap mata Kageyama dengan tatapan seolah berkata bahwa ia baik-baik saja.

Kageyama Tobio, pacar yang sekarang berubah menjadi mantan Hinata pada detik itu tetap menampilkan wajahnya yang datar. Tak berniat mengucapkan kata-kata manis sedikitpun.

"Siapa orang itu?" Tanya Hinata

"Aku berpacaran dengan Yachi sekarang. Aku sadar bahwa aku bukan gay. Aku tak habis pikir bahwa aku menjadi gay yang menjijikkan." Ujar Kageyama.

Kageyama berujar santai seakan-akan ia adalah manusia paling benar, semenjak mereka kelas 11 hubungan mereka merenggang dan juga saat mereka kelas 12 awal, Kageyama berubah total dan beginilah sekarang. Masih 1 bulan sejak awal kelas 12, Kageyama telah memutuskan menjadi straight kembali.

Hinata tersenyum tipis, lalu mengatur nafasnya agar lebih tenang. Kemudian melepaskan cincin yang diberikan Kageyama dan memberikannya kembali.

"Baiklah, berbahagialah dengan Yachi, jangan sakiti dia ya! Jangan lupa minggu depan akan ada reuni bersama anak voli angkatan Daichi senpai dan Tanaka senpai!" Setelah mengucapkan itu, Hinata pergi meninggalkan Kageyama.

"Maafkan aku, tapi jika memang sudah tidak ada rasa mau bagaimana lagi.." Gumam Kageyama lalu membuang cincin yang ada di genggamannya ke tong sampah.

Kageyama benar-benar sudah tidak memiliki rasa sayang kepada partner voli nya itu.

.
.
.

Reuni voli itu berlangsung dengan ramai, Hinata dan Kageyama menjaga jarak, atau lebih tepatnya Hinata berusaha menghindari Kageyama.

Dan itu sangat jelas bagi semua orang disana, dan mereka semua tau bahwa Kageyama brengsek itu memutuskan Hinata secara sepihak.

Tau darimana? Tentu saja Suna. Ini akibat Kenma yang menerima telepon dari Hinata sedangkan dirinya tengah di toko buku, dan kebetulan saja sedang ada Suna disana.

Maka berita itu tersebar kurang dari 24 jam ke seluruh anak voli yang tau Hinata dan Kageyama.

Kecewa dengan Kageyama? Oh jelas, tapi bagaimana lagi, biarkan itu jadi urusan mereka. Jika Hinata butuh sandaran, ia bisa memilih salah satu bahu dari puluhan temannya.

Atau bahkan ratusan?

"Hinata! Ayok makan ini!" Bokuto berjalan ke arah Hinata sambil memberikannya beberapa potong daging dan diterima dengan senang hati oleh Hinata.

"Kau seperti ayahnya..." Ujar Asahi

"Tolong jangan puji dia" Pinta Akaashi

"LEV! KEMARIKAN ESKRIM KU!" Hinata berseru kesal saat Lev mengangkat tangannya keatas sambil memegang eskrim milik Hinata.

"Tidak mau~" Ejek Lev

"Jelek!" Gerutu Hinata kesal

Keramaian terus tercipta, semakin lama rasanya semakin berisik dan semakin seru saja, bahkan Hinata bisa melupakan rasa sakitnya untuk saat ini.

Ya, saat ini. Kita tidak tau apa yang akan terjadi jika Hinata kembali sendirian.

Seorang pria berambut ikal yang sedaritadi diam dan memperhatikan bersama pria berambut putih dan beberapa pria pendiam lainnya kini bangun dari duduknya, menyemprotkan tangannya dengan hand sanitizer kemudian berjalan kearah Hinata yang tengah bercanda bersama Miya bersaudara dan juga bersama Lev.

"Sakusa-san? Kenapa kau disini?" Tanya Lev terkejut, pasalnya Sakusa datang dengan aura tidak enak.

Sakusa memberikan gestur mengusir kepada Miya bersaudara dan juga Lev, tentu saja mereka harus berdebat dulu beberapa saat.

"Sakusa-san?" Heran Hinata

Sakusa menangkup pipi Hinata dan menatap Hinata tepat di matanya. Hal itu membuat beberapa orang terkejut, ya kenapa Sakusa mau memegang orang lain tanpa rasa jijik dan juga tanpa sarung tangan?

"Hinata Shoyo, mulai sekarang lupakan dia dan tolong lihat aku yang menyukaimu sejak kau kelas 10." Ujar Sakusa dengan nada tegas

.tbc.

Eh?

HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang