• Bagian Empat

2 1 0
                                    

Waktu berjalan tanpa tau apa yang akan di hadapi didepan. Waktu seakan merahasiakan banyak hal tentang jalan yang akan kita hadapi.
"Mae, Ir, kalian berangkat duluan ya. Aku nanti nyusul," teriak Muthia
" Okey deh," serempak Irma dan Mae menjawab
Mereka sampai di pantai yang dituju. Udara segar yang luar biasa indah mampu memberikan ketenangan bagi mereka. Membangkitkan rasa syukur pada Sang Pemilik Hidup.
"Irma ,,, Mae,," Muthia berlari mendekati mereka.
Bukan, bukan Muthia yang berlari tanpa alas kaki yang menjadi perhatian Irma. Juga bukan layang-layang yang dibawanya. Tapi lelaki itu, orang yang di hindari Irma beberapa waktu ini. Tidak hanya dirinya, lelaki itu juga terdiam seakan waktu berhenti dan memaksa mereka untuk saling mengulang.
" Aku mau pulang," tetiba Irma mengambil tas dan beranjak pergi.
Namun tangannya di tahan oleh pria itu.
"Gue nggak tau kenapa semesta mempertemukan gue lagi sama lo. Untuk kesekian kalinya tolong dengarin penjelasan gue ma"
" Penjelasan? Lo terlalu bejat buat gue beri waktu. Lo jahat Furqon, lo tega merusak apa yang udah gue bangun dan lo.." kalimat Irma menggantung di ikuti oleh air mata yang sudah tak sabar untuk tumpah.
Mae dan Muthia yang tidak mengerti permasalahannya langsung terdiam. Bagaimana tidak, mereka tidak pernah mendengar Irma mengumpat apalagi memanggil Lo atau gue.
" Lo saham paham ma, bertahun tahun lo nyimpan kesalahan pahaman ini dengan nyakitin diri lo sendiri. Alex meninggal bukan karena lo, bukan juga karena gue"
"Sekarang lo bisa ngomong gitu. Coba lu di posisi Alex waktu itu, apa yang bakalan lu lakuin? Bodohnya gue dengarin kata-kata lu dulu"
Mae dan Muthia semakin bingung dengan suasana ini. Ia tau Alex adalah mantan pacar Irma,tapi apa hubungannya sama Furqon?
Tetiba Furqon memberikan sebuah surat pada Irma
"Gue baru ketemu surat ini beberapa bulan lalu, setelah 2 tahun kepergian Alex. Gue nyari lu kemana-mana Ir dan gue buntu sampai akhirnya gue ketemu lu disini"
Tanpa basa basi, Irma membuka surat tersebut dan membacanya. Air mata Irma semakin deras setelah membaca surat itu. Mae dan Muthia segera memeluk Irma dan menenangkan sahabatnya.
" Ir, sebenarnya ini ada apa? Rasa sakit apa yang kamu simpan sendiri sampai kamu kayak gini?" Ujar Mae
Muthia melirik Furqon seakan mintak penjelasan. Tapi yang dilirik hanya diam. Setelah keheningan menyelimuti mereka. Setelah tangis Irma yang tumpah sekarang gadis itu sudah mulai terkendali. Saat akan membuka mulut, Furqon mendahuluinya.
" Gue sepupu nya Alex, mantan Irma. Alex sering cerita ke gue tentang Irma. Namun, setelah satu tahun berlalu gue lanjut sekolah ke luar kota dan komunikasi sama Alex lewat telepon. Hingga suatu hari..." Furqon terdengar menghembuskan nafas.
"Alex nyuruh gue ketemu dia secara langsung, gue bahagia banget pas mau ketemu, tapi gue sangat terkejut. Alex udah nggak punya rambut kulitnya kering kena efek kemoterapi. Ya Alex menderita kanker darah stadium lanjut. Alex kemudian minta gue buat jaga Irma dan buat Irma benci sama dia. Karena Alex takut Irma bakalan kehilangan banget. Bodohnya gue menyetujui janji itu dan buat Irma membenci Alex sampai akhirnya waktu merenggut banyak hal"
Saat Furqon akan melanjutkan, tetiba
"Lalu, Irma yang bodoh itu membenci dan sangat membenci Alex. Bukan menemaninya di waktu sakarat." Irma melanjutkan
" Akhirnya aku hanya ketemu sama kuburan Alex setelah aku mutusin buat nggak akan berkomunikasi lagi sama Alex. Disitu aku sadar kalau aku terperdaya oleh kebohongan yang dibuat Alex dan Furqon, tapi surat ini," tangis Irma kembali pecah
" Surat ini buat aku harus mengikhlaskan Alex seutuhnya. Aku lupa kalau suatu hari nanti kita bakalan pergi juga. Maafin aku lex, karena nggak ikhlas sama kepergian kamu. Aku akan coba buat jalanin pesan terakhir kamu lex," ujar Irma.
Mae dan Muthia semakin paham benang merah dari cerita ini. Melihat Irma yang sekarang mereka pun bisa merasakan sakit itu. Mereka akhirnya hanya diam sembari menenangkan Irma.

~~~

Bersambung...

Sahabat Terbaik Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang