Bagian 6

9 2 0
                                    

~~~~~~

Di seberang jalan, seseorang memperhatikan motor Alvito yang melaju dengan Rea diboncengannya dengan tatapan sayu.

Tak ada niat ia menyakiti, membuat Fayranya ketakutan, ia hanya sedang rindu.

Sekian lama mereka terpisah, ia selalu mengingat kebersamaan mereka kala kecil, mengingat rumah pohon mereka, tempat mereka membagi cerita, dan satu yang paling diingat olehnya yaitu janji senja, janji yang mereka ucapkan di bawah langit senja, di taman rumah sakit yang penuh dengan bunga matahari. Bunga kesukaan gadisnya. Gadis dimasa lalunya.

Alasanya kuat mengikuti serangkaian pengobatan demi bisa sembuh untuk membersamai gadisnya. Mengungkapkan apa yang selama ini dipendam di dada.

Mungkin sebagian orang mengira, janji yang diucapkan sepasang anak 12 tahun itu hanya angin lalu, tapi baginya sampai kini di usianya yang ke 18 ia masih berusaha memegang teguh janjinya.
Ia masih dan akan selalu ada untuk gadisnya meski mungkin sang gadis tak lagi mengenalinya.

"Bumi, kamu itu baik, aku sampai bingung ada ya manusia sebaik kamu, kamu itu kayak buminya fayra, kamu yang selama ini ada untuk fayra,
Mendengar segala luapan gundah fayra, kamu mau janji bahwa kamu akan tetap disini, bersama fayra bahkan saat yang lain pergi meninggalkan fayra?"

Anak lelaki kecil itu tersenyum, memandang gadis kecil seusianya disampingnya.
Mengangkat tangan untuk menyentuh puncak kepala gadis tersebut.
Ia berucap, "Bumi selamanya akan jadi bumi untuk fayra, selelah apapun nanti, kamu boleh membaginya kepadaku fayra, meski mungkin semuanya tak selalu bisa aku bantu, setidaknya aku bisa menjadi pendengar yang baik untuk segala keluhmu." ia mengakhiri kalimatnya sembari tersenyum tulus.

Keduanya saling melempar senyum seolah berkomunikasi lewat tatap mata lalu sama sama mengaitkan jemari kelingking satu sama lain dan tertawa riang setelahnya.

~~~~

Ia meringis, mengingat lagi moment itu, ia benci dirinya sendiri, andai ia dilahirkan sekuat dan sesehat saudara kembarnya, ia tak akan pernah bolak balik pergi keluar negri hanya untuk pengobatan jantungnya.
Ya, ia terlahir kembar tak identik, saudara kembarnya sehat, sedangkan ia di diagnosa mempunyai kelainan jantung bawaan yang memaksanya harus menjalani serangkaian pengobatan di dalam dan di luar negri.

Ia sempat akan menyerah saat usianya 10 tahun, ia lelah terus menjalani proses pengobatan, ia ingin menyerah, namun melihat tawa gadis itu, mengingat senyum gadis itu, semangat gadis itu, membuatnya ikut semangat, semangat menjalani serangkaian proses pengobatan bertahun tahun, demi kalimat yang ia impikan sembuh total.

Ia melangkah gontai, pergi dari tempat itu.

"Mungkinkah selamanya aku hanya akan melihatmu dari jauh fayra, mungkinkah selamanya begini, diam diam menjadi pengamat setia di setiap harimu. Akupun ingin kembali bersamamu, duduk disampingmu, mendengarmu membagi asa, mendengarmu meluapkan keluh kesah. Aku bumimu, sekian lama hanya mampu menatap dari jauh, kini aku kembali Fayra. Di dekatmu meski mungkin kamu belum menyadarinya."

~~~~~~~

Holaa gimana part ini??
Kritik dan saran tetap di butuhkan yaa.. Vote coment juga jangan lupa..
Dan yang paling penting jangan jadi siders..

Dunia ReanasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang