arc 1.9

2.1K 255 7
                                    

"yang mulia, lihat!"

Seorang pemuda menggunakan pakaian sederhana, berlari mendekatiku.

"aku membawa bunga matahari ini! Bukankah cantik?"

Ditangannya yang ramping ada beberapa tangkai bunga matahari yang sudah bermekaran.

"iya" balasku

"hehe, sudah kuduga kamu pasti akan menyukainya!!"

Dia tersenyum dengan bahagia, aku hanya memperhatikannya dengan senyumanku, dan menunggu si manis untuk berbicara.

"baiklah, sudah kuputuskan! Anak kita akan diberi nama Easter! Easter barnard... Dia akan tampan sepertimu"

"dan putri kita juga akan cantik sepertimu"

Jawabku, sambil memeluknya di dekapanku, dia tersenyum dan membalas pelukanku dengan lebih erat.

Jantungku berdegup dengan keras, perasaanku mulai tidak enak, firasat buruk mulai menguasai hati ku. Tapi mengapa?

"tapi, yang mulia... "

Suaranya yang lembut membuatku bertambah gelisah, seakan kamu bisa menghilang dari hadapanku.

"kenapa kamu tega melakukan ini?"

Aku terkejut, kutundukan kepalaku untuk melihat wajahnya yang menatapku dari dekapan manis kita.

Aku sadar, dari awal wajah dan ekspresinya tidak terlihat. Hanya kekaburan yang menghalangi pandanganku saat aku berusaha ingin melihat wajahnya.

"kenapa kamu tega melakukan ini? Apa sebegitu enaknya mempermainkan ku?"

Aku juga tidak tau, apa aku benar-benar mencintaimu atau hanya mempermainkan mu saja?

"kalau kamu ingin kekuatanku, tolong jangan libatkan keluarga dan anakku. Karena aku mencintai mereka"

Perlahan langit berubah menjadi gelap, taman yang penuh bunga perlahan berubah menjadi tengkorak.

"lihat yang mulia, anak kita, anak kita!! semuanya sudah kamu makan!!"

Dia menunjukkan setangkai bunga matahari yang cantik, kini berubah menjadi tengkorak kecil. Pemuda itu memeluk tengkorak kecil itu setelah melepaskan diri dari dekapanku.

Pemuda itu menangis dan terisak. Aku hanya terbelalak kaget, rasa sakit terasa dihatiku.

"Easter... Easter... "lirihnya

"maaf.. Maaf...maafkan aku... "

Aku mencoba mendekatinya, tubuhku terasa bergetar, rasa takut entah datang dari mana, aku yang kuat dan tidak pernah ada kelemahan, mengapa merasa takut?

"maaf?"

Dia menatap kearahku walau wajahnya masih tidak terlihat jelas.

"maaf katamu? Hahahahahahaha!!!"

Tawanya yang liar membawa semua kesedihan, kekecewaan dan kebencian terhadapku.

"aku membenci mu!! Membencimu!!"

Aku masih mencoba mendekatinya, tapi perlahan tubuhku terasa berat. Pandanganku mulai mengabur, dan kesadaranku mulai menghilang.

'maaf, aku benar-benar minta maaf'



















*king of the black knight*
*****
*keuntungan_arc 1*















"yang mulia? Yang mulia, ada apa?"

Menteri itu mencoba membangunkan hansel dari tidurnya.

chance of life after death, with system 09Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang