🍂Two🍂

7 1 0
                                    

Hai. Jangan lupa vote dan komen ya sobat.





















Kiara duduk di dekat jendela kaca rumah sakit tempat dimana Kanaya di rawat. Sudah 5 hari dimana ia bertemu dengan Argan. Meski kemungkinan Kiara dan Argan bertemu yang mana mereka ada di gedung yang sama. Tapi Kiara tida memberikan kebetulan itu terjadi. Kiara bahkan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang inap putri sulungnya, entah karena Kanaya atau karena menghindari Argan.

Tak ada percakapan ketika Argan dan Kiara bertemu saat itu, hanya ada keterdiaman sampai Kiara memilih melangkah mundur dan pergi meninggalkan Argan sendirian di sana.

Delta menatap sekilas Kiara yang melamun di sudut ruangan inap Kanaya, Wanita yang berstatus sebagai kakak ipar Kiara itu mendekat duduk di samping Kiara dengan wajah khawatir.

"Kia. Kenapa?"

Sentuhan lembut pada bahu Kiara membuat perempuan itu akhirnya mengalihkan pandangan dan menatap Delta gelisah.

Delta tau ada yang aneh dari gerak-gerik Kiara beberapa hari ini, perubahan nya cukup terlihat. Delta juga mengerti masalah Kiara bukan lah hal yang bisa di bilang mudah, ini berat. Bahkan jika Delta dalam posisi Kiara mungkin Delta juga akan merasa frustasi dan sedih.

"Mereka anak-anak yang kuat Kia, mba tau karena Ray dan Kana adalah anak kamu. Mba percaya mereka pasti bangkit dan kembali bersama kita. Kamu harus lebih kuat lagi" ujar Delta menggenggam kedua tangan Kiara erat.

"Mba..." Kiara menggigit bibirnya, mencoba untuk tidak menangis lagi.

"Mba, Kia gak bisa. Kia gak sekuat itu, Kia cuman mau Ray dan Kana selalu sama Kia. Hanya itu mba, tapi kenapa Tuhan memberikan pilihan dimana Kia harus memilih salah satu dari mereka." Bibir Kiara bergetar dengan air mata yang bercucuran.

Delta pun menangis dalam diam, dia merasakan sakit itu, sakit yang di alami Kiara rasanya Delta pun merasakannya. Karena Delta juga seorang ibu, seorang ibu yang mana tidak akan sanggup jika harus memilih salah satu dari anak-anaknya.

"Kia tau Kia salah sudah terlalu lama memisahkan mereka dari Ayah nya, tapi bukan ke inginan Kia sepenuhnya begitu Mba. Kia mau semua berjalan semestinya. Tapi Tuhan menegur Kia terlalu berat, Ganjaran dari perbuatan Kia begitu sulit"

Delta memeluk Kiara, memberikan ketenangan meski Delta tau usahanya mungkin akan sia-sia.

"Mba ngerti. Kamu memang salah sudah memisahkan mereka, tapi jangan salahkan diri kamu seperti ini juga Kia. Hidup dan mati tuhan yang tau, takdir yang kamu terima juga Tuhan yang menghendaki"

Kiara merasa rapuh. Kiara tau ada dosa besar yang ia lakukan terhadap anak-anaknya dan juga Argan, tapi kenapa Tuhan melimpah kan semuanya pada anak-anak nya. Rayon dan Kanaya tidak tau apa-apa, kenapa harus mereka kenapa tidak Kiara saja yang sudah jelas-jelas salah disini.




























*****























Kiara terdiam memegang gagang cangkir dengan isi coklat panas yang sudah agak dingin. Disini lah Kiara Sekarang berada, di sebuah cafetaria dekat Rumah Sakit tempat Rayon dan Kanaya di rawat.

Sebetulnya sudah hampir sepekan Rayon dan Kanaya di rawat, Kiara nyaris tak pernah keluar dari Rumah Sakit. Kebutuhan nya selalu Delta yang bawakan dari apartemen sebelum wanita itu datang menjenguk keponakan nya.

Tapi kini Kiara berada disini, bersama pria dewasa seumuran dengan nya. Pria ber tubuh tinggi, kulit putih pucat dengan aura ketegasan yang terpahat sempurna di wajah nya. Dia Argan.

Our Story : Bingkai GambarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang