Prolog.

390 66 188
                                    

Hai pren
Gimana kabar nya??

Coba absen kalian dari mana??kok bisa nyasar kesini?

Jangan lupa follow sebelum baca ya, soalnya setiap update aku nanti umumin di wall

****

Dara yang sudah tak sanggup mendengar ocehan Mamah nya memutuskan untuk pergi keluar, ia memilih untuk ke rumah pohon miliknya, rumah pohon yang memiliki sejuta kenangan manis.

"Hei mau kemana kamu!!"tegas Elin-Mamah Dara.

Dara tak mendengar kan teriakan Sang Mama, ia terus berjalan menuruni anak tangga tanpa menghiraukan apapun lagi.

"Dasar kamu anak durhaka, tak mau mendengarkan ucapan orang tua"ucap Elin sembari berjalan mengejar Dara.

"Kamu itu kalau tidak ada saya siapa yang mau mengurusimu, mana Papa mu? mana?? Sejak kecil dia meninggalkan mu dan lebih memilih selingkuhan nya itu,dan bisa-bisa nya kamu sekarang mengecewakan saya. Kesalahan mu itu fatal Dara!!"

"Huh anak nya sama aja kaya papa nya, tak tau berterimakasih. Kamu itu punya utang budi inget kamu Dara, dari kecil saya sudah merawat kamu hingga sebesar ini harusnya kamu sadar diri dan tau posisi bukan berbuat seperti ini"

Dara berhenti tepat di depan pintu, ia sudah banjir air mata sejak tadi mendengar ocehan Mamah nya yang tak kunjung berhenti. Elin yang ingin lanjut mengomel tiba-tiba berhenti melihat Dara yang diam tak melanjutkan langkah nya.

Dara menoleh tepat di depan Mamah nya, "Mah please, cukup Mah cukup. Dara ga minta Mamah ngandung Dara, Dara ga minta Mamah lahirin Dara, ngerawat Dara dari kecil. Kenapa Mamah ga buang Dara aja dulu?"racau Dara.

Plakkk

Elin menampar keras pipi Dara hingga ia hampir terjatuh jika tidak menahan kuat badan nya. Ucapan Dara mampu membuat nya naik pitam.

"Benar-benar kurang ajar kamu ya jadi anak, harus di beri pelajaran biar kamu tau diri"omel Elin.

Dara tak sanggup lagi menahan emosi dalam diri nya. Ia segera berlari keluar rumah, sebelum nya ia sudah memesan taksi mungkin saja saat ini taksi itu sudah tiba di depan rumah nya.

Meski Elin terus meneriaki nama nya, namun Dara tak mengindahkan itu. Ia berlari ke arah taksi yang sudah menunggu nya. Elin sempat mengejar namun ia tak tau jika Dara memesan taksi.

Ketika melihat kepergian Dara ia terus-terusan saja mengumpati Dara. Kalimat 'anak sial' untuk Dara tak pernah ia berhenti mengucapkan nya.

 Kalimat 'anak sial' untuk Dara tak pernah ia berhenti mengucapkan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Jangan lupa vote, komen, dan follow
Agar tak ketinggalan update AKU DAN BAYANGAN.

AKU DAN BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang