02 |

38 23 11
                                    

1 minggu kemudian .

Semenjak kejadian itu, Alora menjadi diam. Tidak banyak bicara dan sering mengurung diri dikamar, hal itu membuat orang tua alora cemas dan akhirnya memutuskan pindah kota agar alora membaik setidaknya sedikit.

Dan disini lah alora, menatap ke arah kaca jendela mobil dan melihat pemandangan yang ada. Angin berhembus ke arah alora, burung berterbangan secara berkelompok lalu alora mendengar tawa beberapa anak kecil saat ia melewati pantai, ah tentang pantai. Ia bisa melihat seberapa indahnya itu, alora sangat ingin menginjakkan kakinya disana.

"Lora, kita udah sampai nih" ucap mama lora. lora pun turun dari mobil dan melihat rumah yang akan dia dan orang tua nya tinggal, memang tidak seluas rumah yang dulu tapi ini sudah cukup.

Disini nyaman, alora juga mendengar suara ombak pantai yang tadi dia lihat lalu ada gerombolan anak kecil berlari kencang ke arah pantai.

"Mama sengaja pilih rumah dekat pantai agar kamu engga di kamar terus, jadi kamu bisa ke pantai kalau lagi bosen" ucap mama lora, ia mendekat dan memeluk lora

"kamu masih suka pantai kan, sayang?"

lora mengangguk, bohong kalau dia tidak suka pantai.

___

Alora menutup novel yang ia baca daritadi, sungguh lora tidak bisa fokus membaca karna rumahnya berisik. Sekitar jam 7 malam tadi keluarganya berhamburan kemari, ntah pesta apa yang mereka rayakan tapi itu membuat alora tidak suka.

Alora menatap langit langit di kamarnya, sejak ayahnya bicara tentang sekolah baru membuat alora sudah tidak fokus. Dia tidak suka sekolah. Alora sudah minta untuk homeschooling tapi ditolak mentah mentah oleh ayahnya dengan alasan nanti dia tidak mempunyai teman disini, ah persetan dengan teman. Alora tidak butuh itu

Alora bangkit dari kasurnya, memakai cardigan dan rok panjang tipis lalu bergegas turun. Saat alora sudah tiba di bawah, dia melihat mama dan lainnya sedang menikmati pesta kecil itu tanpa sepengetahuan orang disana alora berjalan keluar rumah, dia berniat menuju pantai.

Debur ombak menyambut alora saat tiba dipantai, tidak butuh waktu lama untuk kesini karena dekat dengan rumah nya. Alora menutup matanya saat angin menerpa wajahnya, nyaman dan alora suka itu.

Ia menikmati suasana pantai ini di tambah lagi tidak banyak orang disini. alora melangkahkan kaki nya mendekati air laut, saat tiba di tepi pantai, alora duduk dan membiarkan kakinya terkena air.

Alora mendongak ke atas dan dia bisa lihat banyak sekali bintang malam ini, bulan nya juga sangat terang dan itu sangat cantik. Tiba tiba alora mendengar suara percikan air, awalnya alora mengira itu mungkin aja binatang laut disini jadi alora tidak memperdulikan nya tapi suara itu semakin berisik membuat alora terusik.

"Tidak mungkin ada yang berenang di jam segini" batin alora, ia mengabaikan masalah itu dan lanjut menikmati suasana disini.

Tapi percikan air itu mulai terdengar lagi dan kali ini terdengar jelas membuat alora menoleh ke semua tempat mencari suara yang mengusik nya itu dan pandangannya jatuh ke satu arah, disana ada batu karang yang lumayan besar dan alora yakin suara percikan air tadi berasal dari sana.

Alora beranjak dari tempatnya menuju batu karang itu, percikan air itu terdengar semakin jelas saat alora mendekat. Alora berhenti saat tiba didepan batu karang dan ia bisa mendengar suara percikan air tadi, saat alora yakin bahwa ada sesuatu di balik batu karang ini membuat alora naik dan tiba di atas.

Hal pertama yang alora lihat adalah seorang pria berenang dengan bertelanjang dada, alora tidak menegur atau ikut berenang dengan pria asing itu, dia hanya menatap hal yang di lakukan pria itu.

Pria asing itu tidak sadar jika ada orang lain disini dan saat ia berbalik baru dia melihat alora, mata tajamnya menatap alora yang hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, memakai cardingan dan rok panjang tipis dengan kulit putih yang bersih tanpa cacat, wajahnya cantik bahkan tanpa make up, hidung nya mancung belum lagi matanya. Pria itu mau tidak mau mengakui kalau mata perempuan di depannya ini cantik tapi tatapannya kepada dia dingin, tidak di buat buat seakan memang mendarah daging.

pria itu bergerak lagi dan alora mengikutinya tapi kali ini berbeda dengan pertama tadi, pria ini bergerak dengan menatap alora seperti alora menatap pria itu. pria itu melakukan gerakan mengapung di atas air dan ia menatap alora lagi tapi ini lebih intens dari yang tadi, alora tidak bergeming di tatap oleh pria itu.

Sesaat rasanya waktu berjalan lambat, angin menerpa mereka berdua. Alora bisa melihat mata tajam pria itu, seolah mengintimidasi lawan yang di tatapnya tapi aneh nya bagi alora itu cantik. saat alora hampir tenggelam dengan mata tajam itu, pria itu tiba tiba naik ke atas membuat alora kembali sadar dan tiba di depan alora, ia mendekatkan wajahnya ke arah alora.

"Mau berenang?"

Suara berat pria itu memenuhi pendengaran alora, nafas nya menerpa wajah alora dan alora juga mencium bau alkohol dari mulutnya.

Alora menatap tempat pria itu berenang, pasti dingin dan alora tidak mau jatuh sakit. Alora memutuskan mengabaikan ucapan pria itu dan berbalik badan bermaksud untuk pulang tapi pria itu menarik lembut pergelangan tangan alora lalu memegang pinggang ramping nya.

Mereka berdua menceburkan diri ke laut atau lebih tepatnya alora di paksa. Dingin, itu yang alora rasakan, ia masih didalam air bersama pria itu. Alora melepaskan tangan pria itu yang masih di pinggangnya dan berenang ke atas tapi ia di tarik oleh pria itu membuat alora menepis tangan nya dan lagi lagi alora di tarik kedalam air saat alora sudah mau ke permukaan.

Alora jengkel sekali dengan pria ini, alora menetap ke depan atau lebih tepatnya ke arah pria itu. alora tidak bisa jelas melihat nya karna disini gelap saat ada cahaya masuk ke dalam air baru ia bisa melihat wajah pria itu walau sebentar.

Tangan pria itu merengsek masuk ke pinggang alora, memegang nya dengan erat. melihat hal itu membuat alora menepis nya lagi tapi kali ini lebih kuat bahkan alora sempat menendang wajah pria itu saat ia merasakan kakinya di tarik lagi.

Sampai di permukaan, alora mengambil nafas sebanyak banyaknya. Badan nya menggigil tidak karuan, cardigan yang alora pakai basah total sehingga tanktop crop nya yang di dalam terlihat jelas.

Lalu alora mendengar suara tawa kecil di sampingnya, alora menoleh ke arah pria itu. Terlihat jelas wajahnya yang bisa di bilang tampan apalagi rambut nya yang basah menambah tampan ny berkali lipat, tapi menjengkelkan mendengar pria itu menertawakan dirinya atau lebih tepat nya badan menggigilnya, bisa terlihat jelas dia mengejek alora yang menggigil cuma karna di ceburkan ke air.

"brengsek" ucap alora, umpatan ini pantas untuk pria itu.

Ia menatap dingin pria di depannya lalu beranjak naik ke atas, pria itu masih asik tertawa membuat alora tambah jengkel, alora mengambil baju yang ia yakinin punya pria itu lalu mengambil kunci motor di saku baju nya, melihat ke arah pria itu dimana dia sudah berhenti tertawa dan menatap ke arah alora. ah, ternyata pria ini was was terhadap alora, ia melempar kunci motor pria itu ke laut dan meninggalkannya, alora bisa mendengar umpatan kasar pria itu.

RAYHAN [ON GOING] + [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang