chapt 13 // hurts leads me

1.3K 107 10
                                    

-still Eve's P.o.V-

-

Aku merogoh ponselku yang tergeletak dimeja belajarku. Hari sudah menjalang malam, dirumah hanya ada aku sendiri.

Mom dan Dad sedang ada urusan untuk beberapa hari ke Canada. Dylan, ia sedang pergi entah kemana? Aku? Sendiri saja dirumah.

Tokk.. Tokk.. ketukan cepat dijendela membuatku terkejut.

Aku berjalan perlahan menuju jendala, dan uh.

"Hayes?" Tanyaku. Aku langsung membuka jendelaku. "Ada apa kau kesini? Dan kenapa kamu bawa jas dan kemeja seperti itu? Kau minggat dari rumah? Huh?" Lanjutku.

Hayes nyelonong masuk saja ke kamarku,

"Eve, maaf ya. Selama ini aku sudah cuek sama kamu, mungkin kamu berfikir aku marah padamu, sejujurnya, aku tidak marah padamu, Eve. Aku hanya ingin menyendiri. Itu saja? Semoga kau mengertikan aku." Ucapnya, memelukku dan aku mengangguk pelan.

"Mm, bagusan yang mana? Ini kesini, atau ini kesini?" Tanyanya sambil mengangkat pasangan jas dan kemeja putihnya.

"Me-memang bu-buat apa?" Ucapku terbata-bata. Pikiranku sudah menuju kemana-mana.

"Jadi gini, esok malam, aku akan menembak Kattie, dan aku mau, membuat sebuah acara kecil-kecilan. Besok, aku akan omongin semua ini ke Faye, Jack, dan Jason." Ujarnya, mataku membulat saat ia berkata, esok malam, aku akan menembak Kattie.

Deg.

Lagi, lagi, pikiranku tidak fokus ke mana-mana,

Aku ingin menangis, tuhan, tolong. Aku serasa tidak mempunyai tulang dari bagian lutut sampai tumit kaki, oh.

Aku menunduk, sakit, sungguh sakit.

"Evellyn?"

"Uh? Huh? I-iya?"

"Jadi bagusan yang mana? Temanya tuh black gitu."

"Uh? Yang i-ini saja." Ucapku terbata-bata.

"Ini? Okay."

"Coba sana kau pakai, aku tunggu disini." Ia mengangguk menuju kamar mandiku.

'Esok malam, aku akan menembak Kattie' kata-kata sekarang menghantui pikiranku. Aku duduk diujung kasurku.

Memainkan jemari-jemariku dan menunduk menahan air mataku, jika sekali aku mengedip semuanya akan tumpah.

"Evell-" ucapannya terpotong entah mengapa, aku langsung mendangak.

Oh, aku lupa dengan air mataku.

Cepat-cepat aku mengusap air mataku, "Sudah? Kau sungguh tampan menggunakan jas dan kemeja ini." Ucapku seraya merapihkan kerah bajunya yang terlihat belum rapih. "Aku yakin, pasti... Katt akan.. sangat.. mencintaimu." Lanjutku terdengar gugup.

Hayes menurunkan tanganku, dan menggenggam erat tanganku, "Evellyn? Kau menangis? Kau mengapa?" Tanyanya.

"Tidak, tidak apa-apa. Tadi hanya kelilipan serangga saja." Bohongku, menurunkan tanganku dari genggamannya.

Hening.

"Mm, jika kau memakai dasi, pasti Katt lebih suka." Basa-basiku.

"Boleh, warna apa yang cocok?" Tanyanya. Aku diam berfikir seraya melihat jas dan kemejanya.

Hitam!

"Kau tunggu disini sebentar." Ucapku, berlari kecil menuju kamar Dylan.

Aku membuka pintu kamarnya, lalu aku membuka lemarinya,

stuck in friendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang