Part 2

163 15 3
                                    

Happy Reading ~~
.
.
*** Part 2 ***
.
.
Dua minggu telah berlalu jika dihitung dari hari dilaksanakannya rapat kala itu, satu persatu topik mengenai isi majalah sudah terselesaikan dengan baik, dan majalah juga akan diterbitkan 4 hari lagi. Namun sayangnya, Hayi masih saja belum mewawancarai Bobby meskipun semua pertanyaan yang akan ditujukan pada Bobby, juga sudah tersusun dengan rapi.
.
Saat ini, Hayi tidak sedang berada di kelas, dan tidak juga berada di perpustakaan. Ia lebih memilih pergi ke taman belakang sekolah yang jarang di kunjungi oleh para siswa, karena tempatnya yang lumayan jauh dari kelas. Bunga indah yang bermekaran segar di sana, bisa membantu merefreshkan pikirannya, paling tidak untuk saat ini.
.
Namun, baru saja ia duduk bersandar di salah satu pohon besar yang ada di sana, sesuatu dari arah resumputan tinggi tak jauh dari tempatnya duduk, membuatnya seketika waspada. ‘apa di sini ada harimau?’
.
“Aiisshh..” gerutuan kesal dari seseorang yang keluar dari rerumputan itu, berhasil mengejutkan Hayi “dasar serangga sialan!” lanjutnya sambil menggaruk kulit lengannya yang memerah karena gatal. Oh, jika itu harimau, gerutuan itu akan menjadi raungan. Benarkan?

“Bobby?” satu kata yang keluar dari mulut Hayi, seketika membuat orang itu berbalik terkejut.

“sstt!” Bobby langsung berlari kecil ke arah Hayi dan berjongkok di sampingnya, menyamai posisi Hayi “jangan bersuara, nanti ada yang dengar” lanjut Bobby dengan suara bisikan.

“kau bicar—mmpphh”

Bobby membungkam mulut Hayi begitu saja dan melihat sekeliling “jangan bicara dulu.. ssttt”

Dengan kesal, Hayi pun langsung menjauhkan tangan Bobby dari wajahnya “kau ini apa-apaan sih? Di sini tidak ada siapapun”

“ssttt! Aigoo, kau ini keras kepala sekali diberitahu” Bobby masih berbisik dan masih melihat sekeliling “tadi ada banyak gadis yang mengejarku. Karena itu, aku bersembunyi”
.
Penjelasan Bobby, membuat Hayi teringat akan segerombolan gadis bermuka masam yang berjalan berlawanan arah dengannya, saat ia menuju taman belakang sekolah ini ‘oh, jadi mereka..’ batin Hayi mengerti.
.
“kau jangan bilang siapa-siapa ya jika aku bersembunyi di sini. Kalau sampai ketahuan, bisa gawat nanti”

“mereka sudah pergi” jawaban Hayi langsung menghentikan gerakan kepala Bobby yang masih waspada, lalu dalam sekejap beralih menatap Hayi “ku ulangi, mereka sudah pergi”

“benarkah?” tanya Bobby dengan suara normal “ah.. syukurlah..” Bobby langsung menjatuhkan pantatnya begitu saja ke rumput dan bersandar pada pohon –seperti Hayi, merasa lega.

“siapa suruh kau menjadi Idol”

“apa?”

“siapa suruh kau menjadi Idol. Jika tidak mau dikejar seperti itu, ya jangan jadi Idol”

“eeiih.. kau kan tidak tau apa alasanku menjadi Idol”

Hayi terdiam sejenak, sepertinya.. ini adalah saat yang tepat untuk melakukan wawancaranya pada Bobby, selagi tidak ada para fans fanatik Bobby yang kemungkinan bisa mengganggunya.

“Oh ya” Hayi berdeham “kau sudah tau kan, jika kau akan menjadi salah satu narasumber majalah bulan ini?” Hayi mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.

“sudah, memang kenapa?”

“aku yang mewawancarai mu. Jadi, kita lakukan saja sekarang”
Mendengar itu, Bobby langsung merubah duduknya menghadap Hayi “apa? kau?” mata sipit Bobby seketika sedikit melebar saat mendengar itu “jadi benar, yang mewawancaraiku adalah kau? Hahahaha.. ku kira itu hanya bohong”

Hayi meniup poni rambut depannya kesal “Ck. Siapapun itu, kau harus di wawancarai. Karena majalah akan segera dicetak dan diterbitkan” Hayi terdiam sejenak “kalau begitu, kita mulai saja”

Only Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang