Waktu berlalu dengan sangat cepat. Raut wajah Rosa di dalam mimpiku belakangan ini seperti murung, apakah itu karena hal itu?. Kini aku dan Rosa sedang duduk di taman sambil melihat bintang-bintang, “Kalau aku meninggal nanti, berarti kamu akan tinggal sendiri lagi kan?” Tanya Rosa kepadaku.
“Entahlah, masih terlalu dini untuk berbicara tentang itu, aku pun belum pernah membayangkannya” Aku tersenyum untuk menghiburnya.
“Sebentar lagi musim hujan, ayo kita pergi ke Pantai di siang hari” Ajakku kepada Rosa.
“Bolehkah?” Rosa menjawab dengan sangat antusias. Walau hanya sekejap aku bisa merasakan siang, karena langit mendung tertutup awan sepanjang hari.Musim hujan kali ini. Kita putuskan untuk pergi ke pantai bersama. “Sebahagia itukah? Lagipula mungkin sepertinya hujan akan menutup langit dan lautnya...” gumamku dengan sedikit khawatir akan Rosa yang terlalu gembira. “Aku hanya ingin memperlihatkan Pantai yang bewarna kepadamu” Entah kenapa Rosa tersenyum, mungkin bahagia karena membayangkannya, aku pun ikut tersenyum. Menurutku Rosa bagaikan ikan yang mencintai lautan. Bagaikan ikan yang berenang di lautan luas, yang tak bisa kutangkap. Itulah mengapa aku tidak percaya diri mendengar bahwa dia siap menjalani kehidupan denganku. Aku tidak menginginkan itu, aku harap Rosa akan tetap sama seperti manusia yang lainnya.
Dalam perjalanan pulang setelah mengantar Rosa pulang kerumah. Ia memang sudah tidak ada di dalam mobilku, tapi bayang-bayangnya masih terlihat nyata duduk di sampingku. Barang-barangnya, aroma parfumnya, semuanya tetap ada, dan itu membuatku merindukannya walaupun tadi baru saja bertemu.
Apa yang harus aku lakukan?.
Apa yang harus aku lakukan nanti setelah kamu pergi dari dunia ini?, itu terlalu menyakitkan.
****
Di hari kita memutuskan untuk ke pantai, melalui mimpiku aku tahu hujan tidak akan turun hari ini. Aku ingin menyampaikan beribu maaf, tapi Rosa tidak mengangkat panggilan dariku. Aku hanya bisa menatap sebuah kalung dengan liontin untuknya yang masih kupegang. Aku terbangun dari mimpiku karena terbayang suara Rosa yang terlalu pilu di seberang sana. Setelah bangun dari tidur aku segera bersiap-siap menemuinya lalu berlari ke hadapannya.
“Aku sangat menyayangimu. Jadi tolong maafkan aku, tetaplah bersamaku” aku mengatakan ini, lalu menyematkan kalung ke leher Rosa.
“Aku akan selalu berada di sampingmu, selamanya” Rosa terisak di pelukku.
“Aku mencintaimu” aku memeluk Rosa dengan erat, takut akan kehilangan bayangannya.Sekarang aku gelisah karena Rosa tidak lagi muncul di dalam mimpiku. Tidak lama setelah aku memikirkan itu, Rosa datang kehadapanku, “tidak ada adegan seperti ini di dalam mimpiku” gumamku. Dia memberiku setangkai mawar biru. Aku bertanya kepada Rosa “Hari ini kamu mau main game bersamaku tidak? Atau mendengarkan musik bersamaku?” Rosa hanya tertawa seolah tak terjadi apa-apa.
“Apa yang harus kita lakukan besok?” Rosa bertanya, mendengar hal itu aku menjadi ragu.
“Ada kan? Kamu bilang kemarin?” kataku mengelak karena aku tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk hari esok.
“Nggak ada, aku gak bilang apa-apa” setelah Rosa menjawab itu, suasana menjadi hening.“Aneh” kataku
“Kenapa? Apanya yang aneh?” Jawab Rosa dengan nada sedikit heran.
“Sepertinya kamu akan tiba-tiba menghilang begitu saja dari hadapanku”
“Maksud kamu apa bicara seperti itu?, kita akan selalu bersama-sama, sekarang, hingga selamanya. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu”
“Benar, tapi tidak akan abadi selamanya...”
Aku menyimpan mawar biru yang Rosa berikan di dalam vas bunga cantik di rumahku, tapi aku meletakkannya di tempat yang tak terlihat agar aku tak teringat Rosa terus menerus pada saat nanti dia telah pergi meninggalkanku.
—
Word : 551
KAMU SEDANG MEMBACA
Story From My Dream [ ✓ ]
VampireAku Jayden, hanya laki-laki biasa yang tinggal sebatang kara, sendirian tak memiliki teman untuk dijadikan lawan bicara. Karena semua sudah hilang kembali, dulu dia berkata kepadaku "di umur 2000 tahun pun kamu masih terlihat sama seperti saat perta...