Aku Jayden, hanya laki-laki biasa yang tinggal sebatang kara, sendirian tak memiliki teman untuk dijadikan lawan bicara. Waktuku tak terbatas, atau lebih tepatnya waktuku tidak bisa bergerak. Karena itulah aku suka segala sesuatu yang memiliki awal dan akhir. Karena ketika aku menjalani sesuatu yang memiliki awal dan akhir, aku akan merasakan waktu yang berlalu. Aku sangat suka tidur di siang hari, seolah waktuku berbanding terbalik dengan kehidupan manusia.
Jika malam telah berlalu dan matahari telah terbit, aku menutup mata, lalu aku bermimpi. Di mimpiku muncul cuplikan tentang hari esok. Awalnya tak terlalu bermakna bagiku, lagipula hari-hariku akan tetap sama dan terus berulang. Ketika aku terbangun di esok hari, aku berpikir tentang hadirnya dirimu di esok ku yang tadinya tidak begitu istimewa. Kau, yang akan menjadi momen terindah dihidupku yang panjang. Tapi, siapa kamu? Membuat jantungku berdegup kencang.
Sekarang, di luar hujan deras bagaikan mimpi kemarin. Udara, pakaian, bahkan langkahku memberat terguyur hujan. Kini, aku memberanikan diri keluar, melangkah demi mencari ‘Dia’ yang datang di dalam mimpiku. Aku membuka pintu, dan masuk kedalam sebuah toko bunga. Terlihat dia sedang membawa sekumpulan bunga Mawar, persis seperti yang ada di mimpi. “Halo” Sapaku dengan girang. “Selamat datang” Sapanya balik dengan senyuman manis. Saat itulah aku tersadar, pada akhirnya aku akan jatuh cinta padanya, meski itu adalah sebuah larangan untukku.
“Sepertinya kamu suka bunga Mawar ya?” tanyanya kepadaku.
“Iya” jawabku. Lalu aku menunggu untuk mendengar jawaban darinya yang kudengar di mimpi.
“Aku juga suka bunga Mawar” tepat, persis seperti yang terjadi di dalam mimpi.
“Bunga Mawar itu banyak durinya loh, jadi hati-hati ya” kataku.
“Iya aku tahu, besok datang lagi ya” kata perempuan itu yang ternyata bernama, Rosa.Yang aku lihat di dalam mimpi hanya sampai sini, aku berhenti sepintas di ambang pintu. Berbalik kembali menuju ke arah Rosa. Lalu dengan berani, aku ulurkan sekuntum Mawar dan berkata “Besok malam bisa bertemu?, hari apapun itu asalkan dimalam hari.., kita.., bertemu”.
“Boleh, ini nomorku, nanti hubungi aku lewat nomor ini” Rosa meng-iyakan ajakan dariku.Kadang kala bentuk fisikku berubah-ubah. Walaupun bentuk fisikku berubah-ubah, dia akan tetap mengingatku sebagai orang yang dia lihat di toko bunga kala itu. Maaf, karena telah membiarkanmu mengingatku. Seharusnya tidak seperti ini, tapi aku terpaksa. Aku harap kau mengingatku dengan caramu sendiri.
*****
Hari ini aku bermimpi lagi. Dimimpi aku memesan tiket film komedi. “Seru sekali” ucap Rosa sambil berjalan keluar bioskop. Bohong. Selama film berputar yang ku pandang hanyalah raut wajahnya. Karena itulah, bagaimana bisa aku tidak tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya. “Selanjutnya, kamu ingin menonton film apa lagi?”. Dari pertanyaanku itu dia berjalan ke arah poster di sudut bioskop. Sayangnya, aku terbangun sebelum melihat itu. Aku sangat kesal, ku hembuskan nafasku dengan kasar.
Malam pun tiba, aku berjalan menuju bioskop. Tadi sore aku sudah menghubungi Rosa untuk datang ke bioskop. Aku membawa Mawar Kuning yang cocok dengan gaun putih yang kau kenakan nanti. Rosa memilih film dengan tokoh utamanya adalah seorang Vampir. “Katanya, pemeran utamanya Vampir. Sudah pasti seru kan filmnya?” tanya Rosa kepadaku. Aku hanya bisa tertawa kikuk mendengarnya. Bagiku mungkin film ini tidak akan begitu menyenangkan. Namun, duduk bersebelahan denganmu membuatku tidak terlalu fokus pada filmnya, karena terlalu gugup.
Setelah bertemu dengan Rosa, aku selalu menanti akan datangnya hari esok. Yang terjadi di dalam mimpi, benar-benar terwujud di dunia nyata, itu selalu membuatku berdebar. Yang kulakukan sendirian selama ini, sekarang kulakukan bersama Rosa. Kita menghabiskan waktu untuk membaca buku, mendengarkan musik, dan bercanda ria. Dirimu dalam mimpi yang menggerutu karena kalah bermain game terlintas di pikiranku. Aku sengaja mengalah, Rosa tertawa seperti anak kecil setelah berhasil mengalahkanku.
“Ternyata selera kita hampir mirip, ya” kata Rosa. Lalu aku mengatakan hal yang sebenarnya, aku bisa melihat masa depan dalam mimpi dan tahu semua kesukaannya, aku mengumpulkan keberanian untuk mengungkap ini semua, tetapi dia tidak percaya.
“Selain ini semua, kamu suka apa lagi?” tanyaku kepada Rosa.
“Aku suka pantai, aku suka lihat pantai karena warnanya. Selain itu aku juga takjub dengan fakta laut itu aslinya Cuman satu loh, tapi warnanya bisa berubah tergantung dimana, dan kapan kita melihatnya” serunya dengan sangat antusias.
“Lain kali, kita jalan-jalan ke Pantai Emerald yuk” pintanya kepadaku, namun aku hanya menjawab “Oke. Lain kali”. Aku merasa tidak enak kepada Rosa, jikalau ia mengajakku ke Pantai, yang bisa kulihat hanyalah Pantai hitam di malam hari. Bagaimana cara memberitahumu, tentang kisah hidupku.Saat malam hari, di rumahku. Hening, ku tumpahkan semua kebenaran tentangku. Kau diam tak bergeming, “Aku bisa membuatmu melupakan semua memori ini, kalau kamu mau?” ucapku, dengan pelan. Rosa meletakkan peralatan makannya lalu ia berkata.
“Makanan apa ini?, kamu kan gak bisa masak, kenapa kamu maksain diri buatin makanan untukku?” sedih untuk dikatakan, tapi Rosa terlalu memahamiku.
“Makanya, kan sudah aku bilang tadi, rasanya mungkin bisa jadi tidak enak” kataku.
“ini tidak bisa dibiarkan. Melupakan ingatan tentang nasi omelet yang tidak enak ini. Itu akan menjadi suatu penyesalan bagiku nanti” kata Rosa, lalu kembali memakan nasi omelet hambar buatanku. Aku hanya terdiam tanpa suara. Tawa pecah setelah kita tak sengaja saling menatap. Walaupun aku takut, aku bersyukur kau telah menerimaku apa adanya.—
idk aku bakal ngepublish cerita atau ngga tapi kalau memang kalian suka, just comments, okayy 💘
Word : 860+
KAMU SEDANG MEMBACA
Story From My Dream [ ✓ ]
VampiriAku Jayden, hanya laki-laki biasa yang tinggal sebatang kara, sendirian tak memiliki teman untuk dijadikan lawan bicara. Karena semua sudah hilang kembali, dulu dia berkata kepadaku "di umur 2000 tahun pun kamu masih terlihat sama seperti saat perta...