001

953 92 13
                                    



"Sial!!! Aku begitu benci permainan sialan ini... arghhhh..."


Seorang pemuda saat ini tengah berjalan dengan tergesa-gesa menuju kelas 2-E. Sepanjang jalan, wajah manis yang mendumal itu sangat menarik perhatian siswa-siswi yang dia lewati. Tapi sayangnya sosok itu hanya fokus menatap tajam kedepan, mengabaikan seluruh tatapan.

Hingga kini dia berhenti tepat didepan sebuah ruang kelas yang akan menjadi saksi dirinya mempermalukan diri sendiri, ah rasanya pemuda manis itu mau menghilang saja mengingat permainan truth or dare yang beberapa menit lalu dia mainkan dan harus berakhir di beri tantangan mengatakan perasaan pada murid paling bermasalah di sekolah ini.

Dengan perasaan sedikit gugup, dia masuk kedalam kelas itu. Mengabaikan seluruh atensi murid yang berada didalam kelas menatapnya penasaran, apalagi bisik-bisik serta tatapan tidak percaya yang mereka layangkan ketika pemuda manis itu kini berhenti di depan sebuah meja dimana ada kepala seseorang yang sedang terpejam.

"Ayo kau bukan pecundang sialan! hanya butuh mengatakan kau cinta padanya, lalu keluar dari sini." cicitnya pelan menyemangati dirinya.


Dengan ragu, tangan mungil itu terulur untuk menepuk pelan pipi sosok yang terlihat begitu tampan, padahal saat ini sosok itu hanya tertidur. Namun entah kenapa, rambut undercut nya begitu cocok, bibir tipis yang sangat seksi, jangan lupakan hidung mancung bagai prosotan anak tk itu, dan oh lihat kulitnya yang putih bersih. Sial dia ini malaikat atau apa?!

"Anjirrr.. berani sekali dia membangunkan devil!"

"Gila, aku pastikan setelah ini hidupnya gak akan tenang."

"Memang cari mati!"

Begitulah bisikan-bisikan yang  terdengar oleh telinga Haechan, sosok itu masih menepuk pipi sosok yang nyenyak tidur itu. Baru saja dia mendengus kesal, tapi seketika nafasnya tercekat ketika merasa manik legam sosok itu terbuka dan menatapnya dengan begitu tajam serta tangan yang mencekalnya kuat.

"Beraninya kau."

Suara rendah dan dingin itu membuat tubuh Haechan kaku, bahkan jantungnya berdetak kencang ketika tangannya yang tadi berada dipipi sosok itu kini di cekal. Demi Tuhan tangan Haechan rasanya tremor.

"A-aku... mau bilang sesuatu padamu!"

Sialan suranya bahkan terdengar bergetar saking merasa diintimidasi, sedang mengumpulkan keberanian akhirnya dia menatap kedalam manik tajam yang terlihat kelam itu. Lalu dengan wajah angkuh dia tersenyum lebar,

"AKU MENYUKAIMU LEE JENO!!!"teriaknya.

Kelas yang tadinya terdengar bisik-bisik kini menjadi hening, bahkan sosok didepannya sedikit terkejut namun segera ditutupi dengan tatapan tajam serta wajah yang begitu datar. Masih enggan mengeluarkan suara, sedangkan sosok yang lebih mungil sudah merona hebat.

"Kalau begitu aku p-pergi!"

Segera dia melepas cekalan ditangannya, membalik badan namun baru saja ingin melangkah pergi. Suara dingin yang membuat bulu kuduknya merinding, terdengar begitu menyebalkan ditelinganya.

"Oke mulai sekarang lo milik gue." Suaranya terdengar begitu otoriter, tanpa ingin dibantah.

Haechan menjadi tegang, ini diluar prediksinya. Perlahan dia menoleh dengan wajah memerah menahan amarah, menatap bengis sosok didepannya. Telunjuknya bergerak menunjuk tepat wajah pemuda tampan itu,

"GUE SEME! GUE BUKAN MILIK LO. SEKALI LAGI GUE TEKANKAN GUE ITU SEME!!!!" Teriaknya tidak terima.

Tanpa ingin mendengar balasan, Haechan langsung berlari keluar dari ruangan yang membuatnya muak itu. Meninggalkan sosok yang kini menunjukan gigi taringnya lalu tersenyum miring, "Lee Haechan, karena lo udah berani ganggu gue. Mulai sekarang lo milik gue." Monolognya sebelum kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.









                                                                                                               TBC

THIEF (NOHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang